Mencicipi Jenang Saren, Kuliner Khas Jawa yang Mulai Langka
Keberadaan kuliner ini biasanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun seiring waktu keberadaannya makin sulit ditemukan.
Keberadaan kuliner ini biasanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun seiring waktu keberadaannya makin sulit ditemukan
Mencicipi Jenang Saren, Kuliner Khas Jawa yang Mulai Langka
Jenang Saren adalah kuliner tradisional yang dikenal di beberapa daerah seperti di Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Kuliner ini dikenal pula dengan sebutan jenang rempah. Hal ini karena beberapa jenis rempah digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat makanan tersebut.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
-
Apa itu jenang grendul? Jenang Grendul adalah kudapan asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ketan putih yang dimasak lalu dicampur dengan olahan ketan merah manis lalu ditambah olahan grendul. Kemudian bahan yang telah tercampur disiram dengan kuah gula merah dan santan yang kental. Grendul merupakan bulatan dari tepung ketan yang dimasak dengan gula merah
-
Di mana tradisi jenang banyak ditemukan? Tradisi Njenang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Jawa Tengah.
-
Kenapa sate jebred jadi langka? Sayangnya, sate jebred saat ini sudah sulit ditemui dan mulai langka.Dahulu sate jebred bisa ditemui di banyak pasar tradisional, termasuk warung-warung rumahan.
-
Apa makanan khas Jawa di Sragen? Di Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa.
-
Kapan jenang sepuh dibuat? Jenang sepuh terbuat dari tepung beras yang biasanya dibuat saat mitoni ditujukan untuk ibu hamil beserta janin yang dikandung agar murih sempulur atau gangsar yang berarti lancar; tidak ada halangan.
Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa. Salah satu bahan yang tidak biasanya digunakan untuk membuat jenang saren adalah batang padi atau merang.
(Foto: Jadilaper.com)
Makanan ini berwarna hitam pekat. Jenang ini dinamakan “saren” karena warnanya yang hitam legam. Warna hitam ini berasal dari merang yang dibakar.
(Foto: cookpad.com)
Jenang saren rasanya manis, legit, dan gurih. Rasa manisnya berasal dari gula Jawa, rasa legitnya berasal dari ketan, sedangkan rasa gurihnya berasal dari kuah santan.
Selain manis dan gurih, ada pula rasanya agak pahit dan hangat.
Rasa agak pahit dan hangat ini berasal dari jahe yang digunakan sebagai salah satu bahan pembuatannya.
Selain punya cita rasa yang lezat, jenang saren berkhasiat untuk kesehatan. Beberapa jenis rempah digunakan sebagai bahan campuran.
Semua bahan untuk pembuatannya merupakan bahan-bahan alami tanpa penambahan perasa, pewarna atau pengawet kimia yang tidak baik untuk kesehatan.
Salah satu manfaat jenang saren untuk kesehatan adalah dapat menghangatkan badan karena ada campuran jahe dan cengkihnya.
Di wilayah Solo, jenang saren menjadi makanan yang sudah sangat langka. Banyak orang yang tidak mengenal lagi makanan tersebut. Selain itu, orang yang mengetahui cara membuat makanan ini juga sudah sangat sedikit.
Di wilayah Jogja, kuliner ini biasa disebut bubur saren. Sama halnya di Solo, di Jogja keberadaan Jenang Saren juga sudah sangat langka. Hidangan ini hanya tersedia di beberapa tempat seperti Njeron Beteng, Pasar Pathuk, dan terkadang di pasar-pasar besar seperti Pasar Kotagede dan Pasar Godean.
(Foto: Jadilaper.com)