Beban Anak Pertama yang Sering Terjadi, Pengaruhi Sifat dan Mental
Beberapa contoh beban anak pertama berikut tentu pernah Anda alami. Mulai dari beban tanggung jawab yang dibawa hingga dewasa, kurang diuntungkan dalam hal finansial, hingga beban untuk mengalah dan harus berbagai segalanya.
Menjadi anak pertama dalam keluarga tentu memberikan pengalaman yang berbeda jika dibandingkan dengan anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Sebagai anak yang paling tua, anak sulung sering kali diharapkan untuk menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya. Bahkan dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa anak pertama harus menjadi panutan.
Selain menjadi panutan, anak sulung juga kerap diberikan tanggung jawab untuk menjadi orang tua dalam membimbing dan mendidik saudaranya yang lebih muda. Misalnya seperti mendampingi adiknya saat belajar, menjaga adik saat bermain, atau melakukan berbagai kegiatan lainnya untuk membantu orang tua dalam memberikan pengawasan pada anak yang lebih muda.
-
Apa saja fakta derita yang sering dirasakan anak pertama? Berikut adalah beberapa fakta derita anak pertama yang sering dirasakan oleh mereka: Tuntutan Harapan Besar: Anak pertama sering kali merasa tertekan dengan harapan besar yang diletakkan oleh orang tua mereka. Mereka diharapkan untuk sukses dan menjadi contoh bagi adik-adiknya, yang terkadang menciptakan ketakutan akan kegagalan.Peran Sebagai Teladan: Anak pertama dituntut untuk menjadi teladan yang baik bagi saudara-saudaranya. Ini berarti mereka harus menunjukkan perilaku yang baik dan membuat keputusan yang bijaksana, yang bisa menjadi beban tersendiri. Kebahagiaan Adik-Adik: Anak pertama seringkali memikirkan dan merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan adik-adiknya. Mereka mungkin merasa perlu mengumpulkan uang lebih banyak untuk diri sendiri agar dapat memberikan yang terbaik untuk adik-adiknya.Mengalah untuk Berbagai Hal: Anak pertama harus banyak mengalah demi berbagai hal, seperti mengesampingkan impian mereka yang bertentangan dengan keinginan orang tua atau mendahulukan kebutuhan adik-adiknya. Tidak Memiliki Tempat Berbagi: Karena tuntutan untuk selalu terlihat kuat dan tidak boleh terlihat lemah, anak pertama seringkali memendam perasaan mereka sendiri. Mereka mungkin tidak memiliki tempat untuk berbagi tentang tekanan yang mereka rasakan.Dituntut untuk Selalu Sempurna: Anak pertama sering kali dituntut untuk selalu sempurna dalam segala hal, mulai dari akademis hingga perilaku. Ini bisa menciptakan tekanan yang sangat besar bagi mereka. Beban Moril: Terutama bagi anak pertama yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, mereka mungkin merasa memiliki beban moril yang besar terhadap orang tua dan keluarga.Menjadi Orang Tua Kedua: Anak pertama seringkali harus merangkap sebagai orang tua kedua bagi adik-adiknya, terutama ketika orang tua sedang sibuk atau tidak ada di rumah. Ini menambah beban tanggung jawab mereka. Batasan dalam Melakukan Sesuatu: Anak pertama mungkin merasa banyak dibatasi dalam melakukan sesuatu karena mereka harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adiknya, yang bisa membatasi kebebasan untuk mengekspresikan diri.
-
Apa yang menjadi beban anak pertama? Anak sulung sering menyimpan banyak beban, namun tak mudah ia utarakan.
-
Sifat apa yang dimiliki anak pertama? Anak pertama sering menjalani hidup dengan serius dengan menerima banyak tekanan untuk menjadi orang yang lebih baik. Selain itu, anak sulung sering memberikan kritik para diri sendiri maupun orang lain.
-
Apa saja sifat yang dimiliki anak pertama? Anak pertama cenderung memiliki sifat pemimpin. Mereka sering mengambil peran sebagai pengambil keputusan di antara saudara-saudara dan menjadi sosok yang patut dicontoh.
-
Apa itu kata ganti orang pertama tunggal? Kata ganti orang pertama tunggal adalah kata ganti yang mengacu pada satu orang yang berbicara atau menulis. Contoh kata ganti orang pertama tunggal adalah saya, aku, hamba, ku, -ku, dll.
-
Kapan menu Bebek Minggat pertama kali muncul? Menu bebek minggat ini muncul saat peristiwa tol Brexit pada tahun 2016. Saat itulah tercipta kuliner ini untuk disajikan pada pemudik yang terjebak macet.
Beberapa hal tersebut terkadang menjadi sebuah beban yang harus ditanggung bagi anak pertama. Meskipun sebenarnya, hal itu bukan suatu tanggung jawab yang wajib dikerjakan oleh anak pertama, sebab bagaimana pun anak pertama adalah seorang anak. Namun, ini sudah menjadi stereotype yang berkembang dan dianut masyarakat hingga saat ini.
Beberapa contoh beban anak pertama berikut tentu pernah Anda alami. Mulai dari beban tanggung jawab yang dibawa hingga dewasa, kurang diuntungkan dalam hal finansial, hingga beban untuk mengalah dan harus berbagai segalanya. Dilansir dari Distractify, berikut beberapa beban anak pertama di masyarakat yang mungkin sering dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Mendapat Lebih Banyak Batasan
©Shutterstock
Beban anak pertama yang mungkin terjadi pada Anda pertama adalah lebih banyak mendapatkan batasan. Biasanya, orang tua cenderung lebih melonggarkan aturan kepada anak yang lebih muda, seperti waktu tidur, berapa banyak waktu bermain gadget yang bisa didapatkan, atau hak istimewa lainnya karena dianggap masih kecil.
Sedangkan bagi anak sulung, pada usia tertentu mempunyai batasan yang lebih banyak mengenai beberapa hal tersebut. Biasanya dengan alasan untuk membagi waktu dengan baik antara bermain, istirahat, dan belajar.
Standar yang Lebih Tinggi
Beban anak pertama yang sering terjadi berikutnya yaitu adanya standar yang lebih tinggi. Dalam hal ini, anak pertama yang mendapat stander lebih tinggi biasanya mendapatkan rasa kecewa yang lebih besar dari orang tua ketika melakukan kesalahan. Ini merupakan salah satu kebiasaan yang sering terjadi pada sebagian orang.
Meskipun ada pula orang tua yang menerapkan aturan yang lebih longgar bagi anak pertama dan menganggap wajar ketika anak melakukan kesalahan.
Menjadi Panutan
©mybank4.me
Beban anak pertama berikutnya adalah menjadi seorang panutan. Sering kali anak pertama diharapkan untuk menjadi panutan yang baik bagi adik-adiknya. Hal ini dapat dilihat dari sikap orang tua yang memberikan tanggung jawab bagi anak pertama untuk bersikap dan berperilaku yang baik sehingga bisa dicontoh bagi anak yang lebih tua. Ini menjadi salah satu beban tanggung jawab yang kerap dialami oleh anak sulung.
Menjadi Orang Tua
Menjadi orang tua yang memberikan pengawasan pada adik-adiknya juga merupakan salah satu beban anak pertama yang sering didapatkan. Selain menjadi sosok panutan, anak sulung juga diberi tanggung jawab untuk membantu orang tua dalam memberikan pengawasan dan mendidik anak yang lebih muda.
Terlebih lagi ketika kedua orang tua sudah meninggal, secara otomatis anak sulung mengambil peran menjadi sosok orang tua bagi adik-adiknya. Ini merupakan salah satu konsekuensi yang mendorong anak pertama untuk selalu siap secara emosional untuk mengambil tanggung jawab.
Tanggung Jawab yang Dibawa hingga Dewasa
©thelearningcommunity.us
Beban anak pertama selanjutnya juga berupa tanggung jawab yang dibawa hingga dewasa. Ini masih berkaitan dengan tanggung jawab sebagai orang tua, di mana anak pertama akan mengambil peran ketika kedua orang tua sudah meninggal.
Di mana, anak pertama akan menjadi sosok pengganti orang tua bagi adik-adiknya yang bertanggung jawab untuk mendampingi dan membimbingnya dalam menghadapi berbagai masalah. Tentu ini merupakan beban tanggung jawab yang tidak mudah namun mau tidak mau akan dilakukan oleh anak pertama.
Tidak Diuntungkan secara Finansial
Tidak diuntungkan secara finansial juga termasuk beban anak pertama yang mungkin Anda rasakan. Dalam hal ini, anak sulung biasanya datang pada saat kondisi finansial orang tua masih minim. Sehingga sering kali anak pertama tidak mendapatkan banyak pengalaman semasa kecil karena terbatasnya kondisi keuangan yang dimiliki.
Berbeda ketika anak kedua, ketiga, atau keempat lahir. Di mana orang tua mulai mendapatkan karir dan keuangan yang lebih mapan. Dengan begitu, anak-anak yang lebih muda mendapatkan lebih banyak fasilitas dan pengalaman yang bisa dinikmati dibandingkan anak pertama.
Tidak Didengarkan
©2013 Merdeka.com/shutterstock.com/Pressmaster
Beban anak pertama juga bisa berupa konsekuensi yang tidak didengarkan. Hal ini terjadi, ketika anak pertama melaporkan sikap atau tindakan yang adiknya yang kurang baik pada orang tua.
Namun sering kali laporan Anda diabaikan orang tua, dan kesalahan yang dilakukan adik Anda dianggap normal dengan alasan mereka masih kecil. Sehingga tingkah kekanak-kanakan yang dilakukan anak yang lebih muda lebih dilonggarkan. Ini sering kali menimbulkan rasa tidak adil bagi anak pertama.
Jika Anda mengalami hal ini, sebaiknya komunikasikan dengan baik kepada orang tua agar mendapatkan perlakukan yang sama-sama adil.
Harus Berbagi Segalanya
Beban anak pertama yang terakhir adalah harus berbagi segalanya. Tidak lama setelah orang tua Anda memiliki anak kedua, semua yang dulunya milik Anda menjadi milik mereka juga.
Dalam hal ini, Anda diwajibkan untuk berbagi kepada saudara yang lebih muda ketika mendapatkan sesuatu. Baik itu berupa makanan, mainan, atau yang lainnya. Berbagai fasilitas di rumah yang sebelumnya Anda kuasai juga harus rela dibagi untuk dipakai bersama. Ini menjadi salah satu kebiasaan yang sering terjadi dan dialami oleh anak pertama.