6 Alasan Mengapa Anak Memiliki Hubungan Emosional yang Kuat dan Sensitif dengan Ibu
Keterikatan yang terjalin sejak di dalam kandungan membuat anak menjadi lebih sensitif terhadap perasaan ibunya.

Hubungan antara seorang ibu dan anak merupakan salah satu ikatan yang paling dalam dan rumit. Sejak anak berada dalam kandungan, mereka sudah mulai merasakan emosi sang ibu melalui interaksi fisik dan hormonal yang terjadi.
Ketika sang ibu merasakan kesedihan, dampak emosional tersebut dapat sangat memengaruhi anak, meski mereka belum sepenuhnya mampu memahami atau mengekspresikan perasaan mereka sendiri. Keterikatan ini menciptakan koneksi emosional yang kuat, di mana anak tidak hanya merasakan apa yang dialami oleh ibunya, tetapi juga merespons dengan cara yang khas.
Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang menjelaskan mengapa anak dapat merasakan kesedihan ibunya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut yang dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber:
1.Hubungan Emosional yang Mendalam

Sejak masa kehamilan, hubungan antara ibu dan anak sudah mulai terjalin. Ketika seorang ibu hamil, bayi yang ada di dalam kandungannya dapat merasakan emosi yang dialami oleh sang ibu. Oleh karena itu, saat ibu merasa bahagia atau sedih, hormon yang dikeluarkan oleh tubuhnya dapat memengaruhi kondisi bayi. Ini menjelaskan mengapa anak-anak sering kali dapat merespons perasaan ibu mereka secara langsung.
2. Memiliki Intuisi yang Tajam
Anak-anak memiliki kemampuan intuitif yang sangat tinggi. Mereka mampu memahami bahasa tubuh dan ekspresi wajah dengan cukup baik. Seiring waktu, mereka belajar untuk mengenali perubahan emosi pada orang-orang di sekitarnya, terutama yang dialami oleh ibu mereka. Anak-anak dapat merasakan ketegangan, kecemasan, atau kebahagiaan yang dirasakan oleh ibu hanya melalui ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang ditunjukkan.
3.Adanya Komunikasi Nonverbal Sejak Dalam Kandungan

Ketika masih dalam tahap bayi, anak-anak belum memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan kata-kata. Oleh sebab itu, mereka mengandalkan cara komunikasi nonverbal untuk berinteraksi dengan ibu mereka. Melalui sentuhan, pelukan, atau bahkan getaran emosional yang dirasakan dari tubuh ibu, anak-anak dapat merasakan emosi yang ada. Ini adalah metode mereka untuk berkomunikasi serta menunjukkan cinta dan perhatian yang mendalam.
4. Kepekaan Emosional yang Tinggi
Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu. Keinginan mereka adalah melihatmu bahagia, sehingga mereka akan melakukan berbagai cara untuk menghadirkan senyuman di wajahmu.
5.Ketergantungan yang Tinggi

Anak-anak sangat bergantung pada ibu mereka untuk memenuhi semua kebutuhan hidup. Hubungan yang terjalin antara anak dan ibu sangatlah dekat, sehingga mereka mampu merasakan emosi yang dialami oleh ibu. Dalam usaha menjaga kenyamanan ibu, anak-anak berupaya memastikan bahwa ibu mereka selalu dalam keadaan baik. Ketidakstabilan emosional yang dialami oleh ibu dapat membuat anak-anak merasa tidak nyaman dan cemas.
6. Empati yang Berkembang
Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak mulai mengasah kemampuan empati mereka. Mereka belajar untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mampu merasakan kesedihan yang dialami oleh ibu mereka sebagai bagian dari proses perkembangan ini. Kemampuan empati ini sangat penting bagi pertumbuhan sosial dan emosional anak. Oleh karena itu, sangat wajar jika anak-anak dapat merasakan perasaan ibu mereka dengan sangat tajam. Dengan demikian, tidak mengherankan jika anakmu sering kali merespons perasaanmu dengan cepat!