Butuh Puluhan Tahun, Ini Kata BTNGM Terkait Pemulihan Hutan Pasca Erupsi Merapi
Untuk memulihkan kembali ekosistem yang rusak di lereng Gunung Merapi, butuh puluhan tahun. Kepala BTNGM, Pujiati, mengatakan bahwa pemulihan kerusakan hutan yang terdampak erupsi Gunung Merapi dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kerusakan.
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Periode letusannya cukup pendek. Tak jarang pula letusan gunung itu begitu besar sehingga melenyapkan ekosistem di sekitarnya dalam sekejap.
Namun untuk memulihkan kembali ekosistem yang rusak itu, butuh puluhan tahun. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), Pujiati, mengatakan bahwa pemulihan kerusakan hutan yang terdampak erupsi Gunung Merapi dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kerusakan. Pujiati mengambil contoh pada peristiwa letusan Gunung Merapi di tahun 2010 lalu. Dia mengatakan, letusan itu berdampak sangat besar pada kerusakan hutan di lereng Merapi apalagi wilayah yang terdampak cukup luas.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Pada erupsi Merapi di tahun 2010, wilayah yang terdampak cukup luas dan dampak paling berat berada di wilayah Cangkringan, Kabupaten Sleman,” kata Pujiati dikutip dari ANTARA pada Rabu (3/3).
Lantas bagaimana caranya agar hutan di Merapi bisa pulih kembali? Berikut selengkapnya:
Proses Pertumbuhan Hutan
©2021 Merdeka.com/Instagram @bpptkg
Pujiati menjelaskan, proses pertumbuhan hutan setelah terjadinya erupsi dimulai dengan pertumbuhan semak belukar dan tumbuhan jenis pionir. Setelah itu, dalam rentan waktu tiga sampai lima tahun, pertumbuhan pohon jenis pionir menutupi area terbuka. Selanjutnya dalam waktu enam hingga sepuluh tahun, semak belukar dan vegetasi pionir itu tumbuh menjadi hutan sekunder.
Selanjutnya, hutan sekunder itu berubah menuju hutan sekunder tua dan selanjutnya baru bisa menjadi hutan primer. Namun dalam prosesnya butuh waktu hingga ratusan tahun.
“Proses pertumbuhan ini akan berlangsung hingga sekitar 25 tahun sampai menjadi hutan sekunder tua dan secara bertahap tergantikan oleh subklimaks maupun klimaks kemudian menjadi hutan primer. Proses ini membutuhkan waktu lama hingga ratusan tahun, dengan catatan hutan itu tidak mengalami gangguan atau diterjang erupsi lagi,” terang Pujiati.
Upaya BTNGM Pulihkan Merapi
©Agung Supriyanto/AFP
Pujiati mengatakan, selama ini BTNGM telah melakukan berbagai cara dalam memulihkan hutan di lereng Gunung Merapi yang terdampak erupsi. Upaya itu antara lain penanaman di area bekas erupsi sejak tahun 2011.
Namun untuk dampak erupsi Merapi yang terjadi pada tahun 2020 hingga 2021 ini, Pujiati mengatakan kalau pihaknya belum melakukan evaluasi. Hal ini dikarenakan aktivitas gunung itu masih tinggi dan masih sering saja terjadi guguran lava maupun awan panas.
"Saat ini status Gunung Merapi masih pada level III atau siaga, aktivitas vulkanik masih tinggi. Nanti setelah aktivitas Merapi reda kami akan pantau kerusakan hutan yang terdampak dengan menggunakan drone," kata Pujiati dikutip dari ANTARA.