Digadang-gadang Jadi Loka Wisata Terbesar di Asia Tenggara, Ini 4 Fakta Jateng Valley
Ada kado spesial bagi warga Jawa Tengah dalam peringatan hari ulang tahun ke-70 provinsi itu. Kado spesial itu adalah ground breaking wana wisata Jateng Valley di Hutan Penggaron, Kabupaten Semarang. Memiliki nilai investasi tinggi, obyek wisata itu diklaim akan menjadi obyek wisata alam terbesar di Asia Tenggara.
Ada kado spesial bagi warga Jawa Tengah dalam peringatan hari ulang tahun ke-70 provinsi Jateng tahun ini. Kado spesial itu adalah ground breaking wana wisata Jateng Valley di Hutan Penggaron, Kabupaten Semarang.
Ground breaking wana wisata Jateng Valley ini menjadi kabar yang lama telah ditunggu-tunggu. Hal itu dikarenakan pembangunan yang telah dirintis pada 2010 sempat mengalami kemandekan pada 2012 dan baru dilanjut kembali pada 2020 ini.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Rencananya, wisata alam seluas 372,88 hektare itu akan memiliki konsep futuristik namun tetap selaras dengan alam. Tak hanya itu, obyek wisata itu diklaim akan menjadi obyek wisata alam terbesar di Asia Tenggara dengan nilai investasi mencapai Rp.2 triliun. Berikut selengkapnya:
Berorientasi Lingkungan
©jatengprov.go.id
Jateng Valley merupakan loka wisata yang digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di Jawa Tengah bahkan di Asia Tenggara. Nantinya, tempat wisata itu akan dibuat dengan tiga tema besar yaitu Ecological Sanctuary, Sustainable Leisure, dan Futuristic Space. Di dalamnya akan diisi oleh wahana yang memadukan wisata dan edukasi berbasis alam.
“Saya pesan, karena tempat ini akan dibikin lokasi wisata, orientasi lingkungan nomor satu. Sehingga orang ke sini akan lebih banyak pembelajaran eco friendly, enak nyaman. Sehingga pulang dari sini sadar akan pentingnya lingkungan. Energi yang dihasilkan kita minta siapkan yang green energy,” ujar Ganjar dikutip dari Jatengprov.go.id pada Sabtu (15/8).
Pembangunan Sempat Mandek
©jatengprov.go.id
Ganjar mengatakan bahwa pembuatan Jateng Valley sempat mandek cukup lama. Hal itu dikarenakan ada hal yang perlu dibereskan mulai dari administrasi, komitmen, dan governance. Selain itu Ganjar mengakui sempat ada pembahasan yang tidak enak dengan pihak investor.
“Kemarin investor datang ke saya bahasanya agak tidak enak. Kalau Pak Ganjar konsisten maka saya (investor) yang akan maju. Maka saya katakan (pada investor itu) besok kamu kerja,” ungkap Ganjar Pranowo.
Desain Futuristik
©jatengprov.go.id
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa loka wisata itu nantinya akan memiliki desain yang futuristik di samping menawarkan keindahan alam. Bila sudah jadi, dia berharap nantinya obyek wisata itu akan menjadi destinasi wisata alternatif yang menarik.
“Dengan desain futuristik, mengawinkan dengan unsur alam. Jadi konsep teknologi dengan alam kita jadikan satu,” kata Ganjar.
Butuh Waktu Dua Sampai Empat Tahun
©jatengprov.go.id
Senada dengan Ganjar, Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko bertekad akan menjadikan Jateng Valley sebagai destinasi wisata utama di Jawa Tengah. Untuk mewujudkan taman wisata itu, ia memperkirakan butuh waktu sekitar dua sampai empat tahun.
Sementara itu Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro sebagai pengelola tempat, berharap adanya Jateng Valley ini memberikan efek lanjutan kepada masyarakat sekitar. Hal itu dilakukan dengan perekrutan warga setempat sebagai pekerja.