Keluarga Asal Kebumen Ini Tinggal Menyendiri di Tengah Hutan, Sang Istri Setia 30 Tahun Menemani Suaminya yang Lumpuh
Walaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Walaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Keluarga Asal Kebumen Ini Tinggal Menyendiri di Tengah Hutan, Sang Istri Setia 30 Tahun Menemani Suaminya yang Lumpuh
Di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, ada sebuah keluarga yang tinggal menyendiri di sebuah hutan. Akses jalan untuk menuju ke rumah mereka hanyalah jalan setapak yang tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Melalui video yang diunggah pada 30 Juni 2024, kanal YouTube Tedhong Telu berkesempatan untuk mengunjungi keluarga itu.
(Foto: YouTube Tedhong Telu)
-
Apa yang dilihat keluarga Sara Dalete di puncak bukit? Dua alien menakutkan setinggi 10 kaki diduga terlihat di puncak bukit.
-
Bagaimana bentuk patung keluarga tersebut? Patung-patung kecil itu terlihat seperti pasangan perempuan dan laki-laki dengan menggendong bayi di pangkuannya.
-
Dimana keluarga tersebut tinggal? Para korban tinggal di rumah kontrak karya di Dusun Boro Bugis RT 03, RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
-
Kenapa Pak Kasimin memilih tinggal di tengah hutan? Tak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
-
Bagaimana Siti dan Sudin belajar untuk bertahan hidup di hutan? Siti dan Sudin banyak belajar dari Orang Utan lainnya yang sudah lebih dulu hidup di alam liar agar memiliki insting bertahan hidup di hutan dengan cara menirunya.
-
Siapa yang tinggal bersama-sama dengan keluarga Kiky Saputri di kampung halaman? Di Garut, keluarga Kiky Saputri memiliki beberapa rumah dan tinggal bersama-sama dengan keluarga lainnya.
Berdasarkan informasi yang diterima sebelumnya, keluarga itu merupakan pasangan suami istri bernama Pak Slamet dan Ibu Bainah. Pak Slamet kondisi kakinya telah lumpuh akibat jatuh dari pohon kelapa 24 tahun yang lalu.
Walaupun suaminya lumpuh, namun Ibu Bainah tetap setia menemani. Pak Slamet sendiri menghidupi keluarga sehari-hari dengan membuat kerajinan anyaman bambu.
“Kalau buat nampan seperti ini satu hari lebih jadinya. Satuannya dihargai Rp30 ribu. Kalau yang besar Rp50 ribu,” kata Pak Slamet dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Di rumahnya, keluarga itu memelihara empat ekor kambing. Ibu Bainah bertugas mencari rumput untuk pakan hewan ternak mereka.
Dulu sebenarnya ada tetangga yang tinggal berdampingan dengan keluarga Pak Slamet. Namun sekarang tetangga itu sudah pindah karena rumah mereka tertimpa longsor. Kini bekas rumah itu sudah hampir tak tersisa. Yang tersisa tinggal bekas bangunan kamar mandi.
Kondisi rumah Pak Slamet cukup sederhana. Kalau memasak mereka masih menggunakan tungku.
Walaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
“Kuncinya demi anak. Jadi harus dikuat-kuatkan,” kata Ibu Baniah.
- Kisah Wanita Paruh Baya Tinggal di Tengah Hutan, Kurung Anak Puluhan Tahun di Rumah karena Sakit
- Dulu Tajir Melintir, Begini Potret Rumah Lurah di Tengah Hutan Kondisinya Memprihatinkan
- Kisah Keluarga Pemberani yang Tinggal di Kampung Mati Tengah Hutan Cilacap, Hidup Berdampingan dengan Babi Hutan
- Kondisinya Terbengkalai di Tengah Hutan, Begini Cerita Makam Sinden Berusia Ratusan Tahun di Kebumen
Selain mencari rumput, Ibu Baniah juga membuat gula. Hasil gula yang dibuat Ibu Baniah kemudian dijual ke warung-warung.
Saat berkunjung ke rumah itu, rambut Pak Slamet baru saja dipotong oleh istrinya. Sebelumnya rambutnya sangat gondrong. Hal itu terlihat dari kanal YouTube BG Channel yang melakukan kunjungan terlebih dahulu dibandingkan Tedhong Telu.
“Kehidupan keluarga ini sangat luar biasa menurut saya, terutama istri Pak Slamet ini yang tidak bisa dibandingkan. Beliau sangat setia dan menjaga Pak Slamet sampai detik ini, walaupun Pak Slamet mengalami kelumpuhan. Tapi kesetiaan Bu Baniah ini patut dicontoh,”
ucap pemilik kanal YouTube Tedhong Telu di akhir video tersebut.