Belajar dari Syarif, Guru Ngaji Difabel di Lebak yang Semangat Berbagi Ilmu Agama di Tengah Keterbatasan
Sosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Tiga orang anak tampak menunggu giliran mengaji yang dipandu oleh Syarif. Ia membibing tetangganya itu secara tartil atau membaca Al Quran dengan perlahan.
Cara Syarif mengajar benar-benar sabar. Anak-anak yang sudah meluangkan waktu diharapkan bisa menghafal huruf demi huruf, sehingga saat dewasa sudah bisa membacanya dengan lancar.
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Bagaimana guru bisa menginspirasi murid? Guru adalah pembuka pintu kesuksesan murid-muridnya. Guru adalah penentu arah perjalanan generasi muda. Guru adalah penyemai benih-benih harapan.
-
Siapa yang bisa menginspirasi kita? Orang yang paling menginspirasi adalah mereka yang tidak pernah menyerah pada impian mereka.
-
Siapa yang dapat diinspirasi dengan kata-kata syukur? Berikut ini adalah kumpulan kata-kata syukuran yang dapat menginspirasi dan menyentuh hati:
-
Sikap apa yang bisa menginspirasi orang lain? Sikap-sikap sederhana yang mampu menginspirasi orang lain meliputi senyuman yang tulus, sapaan yang hangat, serta kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian. Selain itu, berbagi pengalaman positif dan menunjukkan rasa syukur juga dapat memberikan dampak yang besar terhadap orang di sekitar kita.
Meski berada dalam keterbatasan, semangatnya berbagi ilmu agama kepada anak-anak benar-benar menginspirasi. Syarif, menjadi contoh sosok yang kuat menjalani kehidupan meski fisiknya berbeda dari kebanyakan.
Syarif juga beruntung dikaruniai istri yang sabar untuk hidup membersamainya. Bahkan sang istri turut membantu perekonomian keluarga, dengan menjadi buruh serabutan di kampungnya.
Kelumpuhan Sejak Kecil Tak Menghalangi Niat Baiknya Mengajar Ngaji
Syarif diketahui mengalami lumpuh sejak masih berusia 6 tahun. Hal ini yang kemudian membuatnya tak bisa beraktivitas dengan leluasa, hingga terbatas untuk mencari nafkah.
Kondisi kakinya lemas dan tidak bisa digerakan. Untuk berjalan, Syarif hanya bisa menyeret tubuhnya dan menopang dengan tangannya untuk bisa bergerak perlahan. Meski begitu, semangatnya tak pernah runtuh.
“Kondisi seperti ini dari kecil, sejak usia 6 tahun. Awalnya dulu ini karena sakit panas,” kata dia, mengutip Youtube SCTV Banten, Senin (16/9).
Tetap Sabar Menjalani Kehidupan
Meski diberi kondisi demikian, Syarif tidak pernah mengeluh. Ia terus berusaha untuk menjadi sosok yang bermanfaat di kampungnya. Ia juga tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dan tetap mengajar ngaji kepada anak-anak.
Sehari-hari, anak-anak mendatangi teras rumahnya untuk mempelajari huruf demi huruf hijaiyah di Kampung Sarimulya, Desa Jayasari, Kecamatan Cimarga, Lebak.
“Sehari-harinya saya hanya ngajar ngaji anak-anak saja, yang ingin mengaji. Mungkin sudah nasib kali ya dari Allah SWT,” tambahnya.
Dibantu Istri Mencari Nafkah
Sementara, istri Syarif Keni sehari-hari membantu sang suami menjadi buruh serabutan di kampungnya. Ia mencari nafkah dengan menggarap lahan kebun warga, hingga mencari buah kelapa di atas pohon yang tinggi.
Sejak pagi, ia bergegas ke ladang untuk membersihkan tanaman liar dan siang atau sorenya mencari kelapa. Kegiatan ini dengan semangat ia kerjakan, demi dapurnya tetap mengepul.
“Saya membantu mencari kelapa punya orang, manjat,” kata Keni
Dapat Upah Rp30 Ribu Per Hari
Keni menambahkan bahwa dirinya dalam sehari bisa diupa Rp30 ribu per buah kelapa yang dipetik. Memanjat kelapa tidaklah mudah. Ia harus menyiapkan fisik karena pohon bisa memiliki ketinggian puluhan meter.
Meski demikian ia bersyukur atas apa yang telah ia dapatkan, dan berharap dirinya bisa terus dimudahkan untuk mencari rezeki dan bisa mendapat bantuan dari pihak yang peduli.
“Biasanya sehari dapat Rp30 ribu, dikasih orang,” tambahnya.