Fakta Ahmad Faury, Penyandang Difabel yang Lolos Calon Bawaslu Kota Sergai
Fakta Ahmad Faury, penyandang disabilitas yang lolos seleksi Bawaslu Kota Serdang Bedagai.
Baru-baru ini telah terpilih sebanyak 20 nama calon Bawaslu Kabupaten Sergai, salah satunya adalah Ahmad Faury.
Fakta Ahmad Faury, Penyandang Disabilitas yang Lulus Calon Bawaslu Kota Sergai
Lolos Tes
Nama Ahmad Faury terpampang jelas diikuti 19 calon Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) lainnya. Pada Jumat (14/7) Tim Seleksi Calon Bawaslu Zona III Sumut telah mengumumkan nama calon yang lolos tes tertulis dan psikologi.
Anggap sebagai Perjalanan Hidup
Melansir dari liputan6.com, pria yang lahir di Desa Pematang Guntung, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai itu mengaku keikutsertaannya ini adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Selain itu, ia juga menggagas beberapa diskusi inspirasi.
"Iya ini awalnya kita diskusi dengan senior dan kawan-kawan yang banyak berkecimpung di dunia politik dan penyelenggaraan pemilu. Kebetulan saya banyak menggagas diskusi inspirasi,"
ucap Ahmad Faury.
Tenaga Pengajar
Meski dirinya memiliki keterbatasan fisik, keadaan itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus bekerja. Rupanya Ahmad alias Ahmat itu juga bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.
Rasa Tanggung Jawab
Menurut pria kelahiran 11 Oktober 1983 itu, dengan tak ada larangan bagi difabel dalam seleksi calon komisioner penyelenggara Pemilu, dirinya berniat mendaftarkan diri. Dia berkata, kesuksesan pelaksanaan Pemilu juga merupakan tanggung jawab bagi seorang Difabel.
Jadi Contoh
Semangat Ahmad Faury tentunya bisa menjadi contoh bagi kita yang tidak memiliki keterbatasan fisik. Ia terus berusaha dan tidak menyerah untuk menjadi seorang akademisi dan tenaga pengajar di perguruan tinggi.
Keterbatasan Fisik Sejak Lahir
Kondisi keterbatasan fisik Ahmad Fuary sudah ia alami sejak lahir. Kedua lengannya tanpa tangan dan jari, begitu juga dengan kakinya yang hanya sampai betis saja. Ahmad merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Mirisnya, 6 saudaranya sudah meninggal dunia saat ia masih kecil.
"Bersyukur saja. Semakin saya berinteraksi dengan orang, mudah-mudahan orang lain semakin bersyukur,"
Kata Ahmad Faury.