Keseruan Perang Obor di Jepara, Sedot Animo Wisatawan hingga Mancanegara
Senin (5/6) malam menjadi malam yang gegap gempita bagi warga Desa Tegalsambi, Jepara. Ribuan orang memadati jalan. Mereka akan menyaksikan sebuah pertunjukan besar di Kabupaten Jepara, sebuah atraksi bernama “Perang Obor”.
Senin (5/6) malam menjadi malam yang gegap gempita bagi warga Desa Tegalsambi, Jepara. Ribuan orang memadati jalan. Tak hanya warga desa, mereka juga datang dari berbagai penjuru negeri.
Mereka akan menyaksikan sebuah pertunjukan besar di Kabupaten Jepara, sebuah atraksi bernama “Perang Obor”. Dalam atraksi itu, sebanyak 40 pemain ikut serta. Ada 400 buah obor yang disediakan panitia dalam festival yang digelar sebagai peringatan sedekah bumi di desa itu.
Lalu seperti apa keseruan Perang Obor? Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Ungkapan Rasa Syukur
©Instagram/@desawisatategalsambi
Perang Obor Desa Tegalsambi merupakan budaya desa setempat yang diilhami dari Kisah Sesepuh Desa Kyai Babadan dan Ki Gemblong. Tradisi itu disebut sudah diakui sebagai “Warisan Budaya tak Benda” oleh UNESCO tahun 2021.
Dikutip dari akun Instagram @desawisatategalsambi, di dalam tradisi Perang Obor, terkandung maksud “ngobori” atau memberikan cahaya yang memiliki arti mendidik agar terhindar dari kebodohan. Masyarakat Desa Tegalsambi percaya dengan melakukan tradisi ini, mereka akan terhindar dari bala atau musibah. Selain itu tradisi tersebut juga menjadi wujud rasa syukur pada Allah SWT atas panen yang melimpah.
Punya Banyak Nilai Filosofis
©Instagram/@desawisatategalsambi
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan petinggi Desa Tegalsambi. Apresiasi itu diberikan karena telah berusaha mempertahankan budaya tersebut. Menurutnya, Perang Obor sarat akan nilai filosofi seperti budaya sportivitas, saling memaafkan, tidak ada dendam, dan saling menghormati.
“Tradisi perang obor ini merupakan atraksi budaya yang sudah turun-temurun sehingga harus kita lestarikan,” kata Edy, dikutip dari Jatengprov.go.id pada Selasa (6/6).
Sedot Animo Wisatawan Mancanegara
©Instagram/@desawisatategalsambi
Sejak 2021, Kemendikbudristek RI telah menetapkan Perang Obor sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional. Di Jepara, Perang Obor menjadi festival kebudayaan terbesar kedua setelah Pesta Lomban. Tak heran festival tersebut dihadiri sejumlah turis dari luar kota hingga mancanegara, salah satunya dari Singapura.
“Saya harap melalui festival ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Tegalsambi,” kata Edy.
Sudah Terbiasa
©Instagram/@desawisatategalsambi
Sementara itu, Eko Susianto, salah seorang pemain obor, mengatakan bahwa dia sudah berpartisipasi dalam festival itu sejak tahun 1985. Ia mengaku awalnya merasa takut. Namun setelah berkali-kali ikut, ia merasa terbiasa dengan panasnya percikan api yang keluar dari obor raksasa dalam perang tersebut.
Ia mengatakan, apabila ada pemain atau pengunjung yang terkena pukulan obor dan mengalami luka bakar, luka tersebut akan sembuh setelah diolesi dengan minyak berbahan kelapa dan campuran beberapa jenis bunga. Campuran minyak itu dikenal dengan nama Minyak Londoh.