Kisah Nabi Yunus saat Ditelan Ikan Paus dan Hikmah di Baliknya
Nabi Yunus Nabi Yunus merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk mengajak penduduk Ninawa agar beriman. Ninawa merupakan daerah Mosul, Irak yang pada masa itu penduduknya berpaling dari jalan Allah dan masih menyembah berhala.
Nabi Yunus merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk mengajak penduduk Ninawa agar beriman. Ninawa merupakan daerah Mosul, Irak yang pada masa itu penduduknya berpaling dari jalan Allah dan masih menyembah berhala.
Pada suatu ketika, Nabi Yunus menemui penduduk Ninawa yang sedang melakukan ritual penyembahan berhala. Kedatangan Nabi Yunus ditolak oleh para penduduk, bahkan mereka mengolok-olok dan menghinanya. Sehingga hal ini menyebabkan Nabi Yunus marah dan meninggalkan mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan niat puasa Ramadan? Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Siapa Nabi Khidir itu? Sejumlah ulama juga memiliki pendapat berbeda tentang siapa sebenarnya sosok Nabi Khidir, apakah dirinya seorang nabi, atau orang sholeh yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.
-
Kapan Maulid Nabi diperingati? Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Hal ini bersumber dari hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِArtinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
-
Bagaimana cara membaca niat puasa Ramadan? Membaca niat sebelum berpuasa Ramadan memiliki peran yang sangat penting dalam praktik ibadah umat Islam. Niat merupakan pondasi dari semua amalan, termasuk puasa. Dalam Islam, niat dianggap sebagai penentu nilai sebuah amalan, sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
-
Kapan Maulid Nabi tahun ini? Pada tahun ini, Maulid Nabi bertepatan dengan hari Kamis, 28 September 2023.
Kemudian Allah SWT meminta Nabi Yunus untuk memberitahukan kepada kaumnya bahwa Allah akan memberikan azab. Saat meninggalkan kampung Ninawa, Nabi Yunus sudah tidak mengharapkan keimanan para penduduknya. Beliau pergi dengan perasaan penuh amarah dan kecewa dengan kaumnya.
Setelah penduduk mengetahui bahwa Nabi Yunus telah pergi, maka azab benar-benar diturunkan oleh Allah SWT. Para penduduk sadar bahwa azab ini datangnya dari Allah SWT, maka sejak itu mereka memutuskan untuk bertobat kepada Allah SWT.
Ketika azab datang, Allah melihat adanya kejujuran tobat yang dilakukan oleh kaum wanita, laki-laki dan anak-anak yang berdoa menyebut nama Allah. Mereka berdoa kepada Allah karena takut akan azab yang telah menimpanya. Sehingga Allah menghentikan azab tersebut, sebagaimana yang termaktub dalam salah satu surah Alquran berikut ini:
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)
Kisah Nabi Yunus Meninggalkan Ninawa
©REUTERS/Azad Lashkari
Melihat peristiwa azab yang menimpa penduduk Ninawa, Nabi Yunus tetap meninggalkan kampung tersebut. Padahal Allah belum mengizinkan beliau untuk pergi meninggalkan para kaumnya. Namun Nabi Yunus sudah terlanjur marah kepada kaumnya.
Setelah itu Nabi Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki sebuah kapal. Tiba-tiba kapal yang dinaiki beliau oleng terombang ambing karena dahsyatnya ombak. Untuk mengatasi kapal yang oleng ini, para penumpang memutuskan untuk mengurangi barang-barang bawaan dan melemparkannya ke laut.
Barang-barang yang dilemparkan ke laut tak cukup untuk menampung beban. Sehingga para penumpang membuat kesepakatan agar jumlah orang yang menumpang juga dikurangi dan salah satu harus melemparkan diri ke laut.
Kemudian para penumpang kapal memutuskan untuk membuat undian. Hal ini disepakati bahwa siapa saja yang keluar namanya, maka harus bersedia melemparkan diri ke laut. Setelah dilakukan undian, maka nama Nabi Yunus yang keluar.
Para penumpang tak enak hati apabila harus melihat Nabi Yunus yang harus melemparkan diri ke laut. Akhirnya mereka mengundi lagi, akan tetapi nama Nabi Yunus keluar lagi hingga tiga kali berturut-turut.
Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus
©2012 Merdeka.com
Dengan perasaan pasrah, Nabi Yunus akhirnya melemparkan tubuhnya ke laut. Setelah tubuh tenggelam di kedalaman laut, Allah telah mengirimkan ikan paus dan mengilhamkan kepada ikan tersebut agar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dan melukainya. Akhirnya ikan paus tersebut benar-benar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dagingnya dan mematahkan tulangnya.
Saat berada di dalam perut ikan, Nabi Yunus hanya melihat kegelapan dan tak ada makanan yang dapat dikonsumsi. Nabi Yunus akhirnya menyadari bahwa hal ini merupakan buah dari tidak sabar dalam menghadapi kaumnya. Sehingga beliau berdoa dan memohon ampun kepada Allah AWT. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam salah satu surah Alquran berikut ini.
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)
Dilansir dari NU Online, Para ulama berselisih tentang berapa lama Nabi Yunus tinggal di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari. Menurut Abu Ja’far ash-Shaadiq, tujuh hari, sedangkan menurut Abu Malik, empat puluh hari. Mujahid berkata dari asy-Sya’bi, “Ia ditelan di waktu duha dan dimuntahkan di waktu sore."
Nabi Yunus Dikeluarkan dari Perut Ikan
© dailymail.co.uk
Allah SWT telah memperkenankan doa Nabi Yunus dan mengeluarkannya dari perut ikan. Nabi Yunus dilemparkan di pinggir laut yang tandus dalam keadaan sakit. Kemudian Allah menumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu untuk beliau konsumsi. Sebagaimana dalam salah satu surah Alquran, Allah SWT berfirman:
“Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. Ash-Shaaffaat: 145-146).
Setelah itu Nabi Yunus diperintahkan oleh Allah SWT untuk kembali menemui kaumnya. Hal ini dilakukan untuk memberitahu bahwa Allah SWT telah menerima taubat para penduduk. Di samping itu, Allah juga akan memberikan mereka kenikmatan hidup hingga waktu tertentu. Sebagaimana dalam salah satu surah Alquran berikut ini.
“Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. Ash-Shaaffaat: 147-148).
Hikmah yang Bisa Diambil dari Kisah Nabi Yunus
Hikmah yang bisa diambil dari kisah Nabi Yunus adalah banyak. Kisah ini mengajarkan kepada kita beberapa pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberpa hikmah dari kisah Nabi Yunus:
1. Ketaatan kepada Allah SWT
Salah satu hikmah utama dari kisah Nabi Yunus adalah pentingnya ketaatan kepada Allah. Nabi Yunus diutus untuk memberi peringatan kepada kaumnya yang telah jatuh dalam perilaku buruk dan penyembahan berhala.
Meskipun awalnya tidak berhasil, Nabi Yunus tetap mematuhi perintah Allah untuk menyampaikan pesan tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk tetap setia kepada perintah Allah dalam segala hal, bahkan dalam menghadapi kesulitan.
2. Kesabaran dalam menghadapi cobaan
Kisah Nabi Yunus juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Setelah ditolak oleh kaumnya, Nabi Yunus meninggalkan mereka dengan perasaan putus asa dan kesalahan dalam melakukan tugasnya. Akibatnya, ia terdampar di dalam perut ikan paus selama tiga hari tiga malam.
Namun, dalam kesulitan tersebut, Nabi Yunus tetap bersabar dan bertawakkal kepada Allah. Akhirnya, Allah menerima tobatnya dan menyelamatkannya dari dalam perut ikan paus. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk tetap sabar dan berharap pada Allah dalam menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidup.
3. Pengampunan dan belas kasihan
Kisah Nabi Yunus juga mengajarkan kita tentang pentingnya pengampunan dan belas kasihan. Setelah Nabi Yunus keluar dari perut ikan paus, ia kembali ke kaumnya dan melihat bagaimana mereka berubah dan bertaubat setelah kejadian tersebut.
Sebagai seorang nabi, Nabi Yunus memilih untuk mengampuni mereka dan tidak membawa amarah atau dendam terhadap mereka yang sebelumnya menolak pesan Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk belajar memaafkan orang lain, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun. Kita perlu belajar untuk mengabaikan kesalahan orang lain dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri.
4. Kekuatan doa dan tawakal
Dalam kisah Nabi Yunus, ketika ia terdampar di dalam perut ikan paus, Nabi Yunus berdoa dengan penuh harapan kepada Allah. Ia menyadari bahwa hanya Allah lah yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang sulit.
Allah pun mendengar doanya dan menyelamatkannya. Pelajaran ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, kita harus tetap berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan tawakal kepada-Nya. Allah adalah satu-satunya yang memiliki kekuasaan untuk mengubah segala sesuatu dalam hidup kita dengan kehendak-Nya.
5. Pentingnya taubat dan kembali kepada Allah
Kisah Nabi Yunus juga menekankan pentingnya taubat dan kembali kepada Allah. Ketika Nabi Yunus keluar dari perut ikan paus, ia bertaubat dan kembali menyampaikan pesan Allah kepada kaumnya. Ini adalah contoh nyata bahwa meskipun kita pernah melakukan kesalahan atau menyimpang dari jalan yang benar, tidak ada halangan untuk bertaubat dan kembali pada Allah.