Mundur Sebagai PNS, Pria Asal Ciamis Ini Jadi Bos Tahu Bulat Terinspirasi Sabda Nabi
Dia mengatakan bahwa keputusan menjadi wirausaha terinspirasi dari sabda nabi agar umat Muslim dianjurkan untuk berniaga.
Stabilitas pendapatan menjadi alasan sang kakak kurang menyetujui keputusan Dodi berhenti sebagai abdi negara.
Mundur Sebagai PNS, Pria Asal Ciamis Ini Jadi Bos Tahu Bulat Terinspirasi Sabda Nabi
Mundur Sebagai PNS, Pria Asal Ciamis Ini Jadi Bos Tahu Bulat Terinspirasi Sabda Nabi
Bertahun-tahun menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Dodi Effendi akhirnya memilih jalan hidup sebagai wirausaha.
Keputusan Dodi sempat ditentang oleh sang kakak. Stabilitas pendapatan menjadi alasan sang kakak kurang menyetujui keputusan Dodi berhenti sebagai abdi negara.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Naik Kelas, pria asal Ciamis, Jawa Barat itu mengatakan bahwa keputusan menjadi wirausaha terinspirasi dari sabda nabi agar umat Muslim dianjurkan untuk berniaga.
Di satu sisi, Dodi membaca buku-buku tentang kewirausahaan yang semakin memantik dia untuk segera hengkang dari instansi pemerintah.
Namun, Dodi tidak gegabah. Sebelum usahanya stabil dia masih tetap menjalani tugasnya sebagai PNS.
"Ketika masih PNS merintis beberapa jenis usaha di antaranya produksi tahu," ujar Dodi, dikutip Rabu (31/1).
Usaha produksi tahu sudah dirintis Dodi pada tahun 2005. Meski belum cukup berkembang, Dodi melihat peluang usaha tahu cukup menjanjikan di masa depan.
Pada tahun 2010, tahu bulat populer di masyarakat. Tren ini semakin meyakinkan Dodi untuk segera mempersiapkan pengunduran dirinya sebagai PNS. Dodi ingin fokus mengembangkan usahanya.
"Tahun 2014 akhirnya saya resign dari PNS karena untuk fokus. Ketika bekerja tapi usaha belum tertata aduh pikiran enggak bisa fokus," ujarnya.
Ketika tahu bulat semakin populer, Dodi mulai mendiversifikasi usahanya menjadi produksi tahu bulat. Hasilnya sangat memuaskan.
Dia kebanjiran pesanan dari berbagai mitra. Bertahun-tahun sejak merintis usaha tahu, Dodi akhirnya bisa membeli mesin tahu bulat. Bahkan mendirikan pabrik.
"Saat masih bekerja kebutuhan rumah tangga pakai dari gaji, jadi modal untuk usaha kita terus gulung hingga alhamdulillah bisa kebeli beberapa kebutuhan pabrik," ucapnya.
Keputusan Dodi menjadi wirausaha pun tidak mengecewakan. Dalam sehari, pabrik tahu dan tahu bulat Dodi mengolah kacang kedelai sekitar 2-2,5 ton yang nantinya akan menghasilkan sekitar 200.000 - 250.000 butir tahu bulat dan beberapa tahu.
Dodi memanfaatkan ceruk masyarakat Indonesia yang didominasi masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian, produknya cukup diterima dengan baik di beberapa pasar yang tersebar di Jabodetabek, Lampung, Jambi, Palembang, dan Padang.
Dodi pun menyadari, menjalani usaha tidak akan selalu lancar. Dia beberapa kali harus menanggung kerugian dari para agen yang enggan membayar hasil produksi tahu Dodi.
Kendati demikian, rasa syukur dan tetap berkurang menjadi pilihan Dodi untuk tetap mengembangkan usaha tersebut. Terbukti kini Dodi dapat menikmati omset Rp4 miliar dengan merekrut 170 karyawan lokal.
"(Omset) segitu besar banget lah untuk orang yang tinggal di kampung mah. Alhamdulillah juga karyawan saya yang tinggal di sekitar sini. Enggak usah jauh-jauh ke kota, di sini ada kerjaan," ucapnya.