Ingin Bebas dari Riba, Wanita Ini Resign dari Bank BUMN dan Nekat Buka Bisnis Roti Maryam
Dina lebih memilih untuk menjalani usaha yang halal dan diberkahi.
Dina lebih memilih untuk menjalani usaha yang halal dan diberkahi.
-
Kenapa Ratmi memulai usaha keripik bayam? Setelah gempa, kami benar-benar kehilangan segalanya. Suami saya diberhentikan dari pekerjaannya, dan saya bingung harus berbuat apa,' kenang Ratmi dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip Selasa (19/11). Di tengah keterbatasan, Ratmi bangkit dan memulai usaha keripik bayam di Jetis, Bantul, Yogyakarta.
-
Gimana cara bikin Roti Maryam? Masukkan minyak goreng dan minyak samin (minyak kalengan). Uleni lagi sampai adonan kalis.
-
Mengapa Nuraini memulai usaha kue rumahan? Situasi yang cukup sulit ini, memaksa Nuraini mencari cara untuk memutar penghasilan. Dengan sisa tenaga yang ada, Ia memberanikan diri untuk kembali memulai usaha kue rumahan melalui brand 'Dapur Sus and Cake'.
-
Apa yang membuat wanita ini resign? Tang, seorang desainer yang pernah bekerja di sebuah perusahaan real estate di Beijing, mengatakan sifat pekerjaannya yang menuntut telah membuatnya tidak puas.
-
Bagaimana Mulyani memulai bisnis kue? Seiring waktu, Mulyani mulai berbagi resep kue kepada pelanggan di tokonya. Beberapa pelanggan tertarik belajar membuat kue pada dirinya. Awalnya, Mulyani tidak menarik tarif kepada para peserta belajar membuat roti. 'Lalu mulai berbayar Rp5 ribu, kemudian belajar bikin macem-macem roti jadi bayar Rp10 ribu,' jelasnya.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
Ingin Bebas dari Riba, Wanita Ini Resign dari Bank BUMN dan Nekat Buka Bisnis Roti Maryam
Tekad menjalani hidup sesuai syariat Islam, membuat Dina Hamdani Yati nekat tak lagi bekerja di sebuah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tak lagi menjadi karyawan kelas elit, Dina kini meraup hasil manis dari usaha makanan beku yang dia rintis bersama sang suami.
Melansir dari Youtube Halo Bos, Perjalanan Bisnis Dina berawal dari tahun 2014, Dina berkesempatan untuk umroh bersama keluarga besar.
Selama perjalanan umroh, sang ibu mengajukan pertanyaan yang membuatnya termenung panjang dan mempertanyakan pilihan hidupnya ke depan.
Sejak saat itu, Dina gelisah. Dia merasa hidupnya kurang cukup berkah karena masih menjalankan perekonomian yang menurut sang ibu tidak baik dalam syariat.
Sepulang umroh, Dina mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang kontrak kerjanya dan memilih untuk fokus membangun usaha yang lebih berkah dan terbebas dari riba.
"Jadi pulang dari umroh itu saya menghadap, tapi karena saat itu saya masih kontrak, memang tidak semudah itu mengajukan resign. Jadi saya bilang mau pengajuan untuk tidak diperpanjang di tahun depan," ucap Dina, dikutip dari Youtube Halo Bos pada, Senin (24/6).
Perjuangan di awal tidaklah mudah. Saat masih bekerja, Dina sudah memulai usaha sebagai sampingan.
Dina dan suami memutuskan untuk mencoba peruntungan di bidang kuliner.
Suami Dina sudah resign lebih dulu dan mulai bisnis toko siomay.
Sementara Dina memutuskan memproduksi Roti Maryam di sela-sela waktu luang.
Dina benar-benar mulai dari nol, dia mempelajari resep dari internet dan YouTube. Dengan modal Rp300 ribu, Dina memproduksi roti Maryam di kos-kosannya.
Penjualan awal dilakukan secara sederhana, melalui media sosial dan dititipkan di kantin. Dina hanya memproduksi dalam jumlah kecil, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ketika merasa waktunya tepat, Dina memutuskan untuk berhenti dan memulai bisnis kecil-kecilan.
Banyak teman Dina yang menawarkan bantuan modal melalui pinjaman berbunga rendah. Namun, Dina tetap teguh pada prinsip untuk menjauhi riba.
Meskipun awalnya Dina harus berjuang dengan keterbatasan modal.
Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki datang dari perniagaan, sehingga Dina lebih memilih untuk menjalani usaha yang halal dan diberkahi.
Mengawali hidup baru sesuai syariat tidaklah mudah. Finansial Dina dan suami morat marit.
Bahkan ketika mertua Dina datang berkunjung, dia hanya bisa menyuguhkan air putih dan nasi goreng satu piring untuk Ibu dan ayah mertuanya.
"Ketika mertua datang, saya memang enggak punya apa-apa gitu. Udah ya saya suguhin air putih. Ada perasaan enggak nyaman, enggak enak tapi ya memang cuman itu yang saya punya gitu," ucap Dina.
Namun, dukungan dan dorongan dari keluarga, terutama suami yang juga sudah memulai usaha terlebih dahulu, membuat Dina semakin kuat dan yakin.
Dina memproduksi roti Maryam menggunakan brand Roti Maryam 57 58 yang kemudian disingkat menjadi Maju Mapan.
Pada akhir 2016, Dina memutuskan untuk pindah ke Bogor dan merintis usaha dari awal. Dina bergabung dengan komunitas bisnis di Bogor yang memberikan banyak ilmu dan dukungan.
Pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, bisnis frozen food justru Dina mengalami lonjakan permintaan yang cukup signifikan.
Banyak orang yang beralih ke makanan beku karena tidak bisa keluar rumah, dan Dina berusaha memenuhi permintaan tersebut dengan meningkatkan kapasitas produksi.
Seiring bertambahnya produk, Dina melakukan re-branding tanpa menghilangkan nama Maju Mapan, sehingga lahirlah nama Mama In, singkatan dari Maju Mapan Indonesia.
Kini, Dina memiliki 10 karyawan dan menghasilkan sekitar 420 hingga 450 potong roti Maryam dari 100 kilogram tepung setiap harinya.
Dina juga memproduksi berbagai makanan lain seperti pempek, tekwan, risoles, pizza, dan donat susu.
Dina bermitra dengan toko-toko frozen food dan reseller di berbagai kota.
Cita-cita Dina adalah memiliki pabrik produksi yang terintegrasi untuk memudahkan proses produksi dan distribusi.
Menurut Dina tips utama bagi para pengusaha pemula adalah jangan pernah menyerah.
Dina akan terus berusaha dan belajar, meskipun belum bisa mengikuti seminar atau pelatihan dari motivator bisnis.
Jalani usaha semampu kita, dan percayalah bahwa dengan niat yang baik, Allah akan membantu.
"Kerjain semampu kita, sebisa kita di mana batas kita ya di situ gitu dulu aja," ucap Dina.
Dina juga berusaha menanamkan nilai-nilai Islami dalam menjalankan bisnis, agar seluruh tim merasakan nikmatnya bekerja di jalan yang diridhoi Allah.
Reporter Magang : Tasya Ananda