Kisah Sukses Pria Sleman Bangun Penangkaran Burung Unta, Bikin Kagum
Berbagai jenis unggas hias dipelihara Aswin, mulai dari burung merak, ayam pheasant hingga bisnis itu sukses. Mulai 2019, Aswin mulai mencari tantangan baru. Ia mencoba beternak burung unta.
Langgoso Aswin Putra sudah melakoni berbagai jenis pekerjaan sejak merantau di Jogja. Pada 2013, Aswin membeli seekor ayam Polandia yang baru menetas. Saat baru menetas, ayam Polandia dihargai Rp25 ribu. Namun setelah dipelihara selama tiga bulan, harganya sudah cukup fantastis. Dari sanalah Aswin tercetus ide untuk berbisnis ayam hias.
Berbagai jenis unggas hias dipelihara Aswin, mulai dari burung berak, ayam pheasant hingga bisnis itu sukses. Mulai 2019, Aswin mencari tantangan baru. Ia mencoba beternak burung unta. Penangkaran itu ia dirikan di Dusun Gebang, Kelurahan Wedomartani, Kabupaten Sleman.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Hewan purba ini memiliki nilai ekonomi yang cukup bagus, dari anaknya, dari cangkang telurnya, dari kulitnya, dagingnya, bahkan semua segmen itu cukup menarik,” kata Aswin dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Lantas seperti apa cara Aswin menaklukan tantangan itu? Berikut selengkapnya:
Tantangan Berat
©YouTube/Cap Capung
Bagi Aswin, menangkarkan burung unta merupakan tantangan berat. Apalagi hewan itu bukan asli Indonesia. Oleh karena itu, banyak hal yang perlu dipelajari agar berhasil menangkarkan burung unta di Indonesia. Tak hanya itu, burung unta bisa berubah menjadi hewan buas apabila ada kesalahan dalam merawatnya.
“Si jantan itu teritorial. Dia akan menjaga koloninya. Ketika dia sudah berubah menjadi alpha, dia jadi sangat galak. Dia bahkan bisa membunuh orang. Apalagi burung unta itu pada dasarnya hewan liar yang berpotensi menghabisi lawannya. Kalau kita posisinya sebagai lawan kita akan dihabisi. Kalau dia tidak nyaman dengan kehadiran kita, dia akan menyerang,” kata Aswin.
Burung Unta pada Musim Kawin
©YouTube/Cap Capung
Aswin mengatakan, saat burung unta memasuki musim kawin, mereka akan butuh kalsium dan protein yang tinggi untuk menghasilkan telur. Saat asupan kalsiumnya kurang, mereka akan mencari asupan baru secara otomatis.
“Bulu itu memiliki kadar protein tinggi dan kalsium cukup tinggi. Akhirnya ketika mereka merasa kekurangan kalsium dan kekurangan protein, mereka akan memakan bulu satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalsium mereka. Akhirnya ketika masuk musim kawin, biasanya mereka punya fisik yang kurang baik,” kata Aswin dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Mengubah Gaya Hidup
©YouTube/Cap Capung
Salah satu tantangan dalam memelihara burung unta adalah mengubah gaya hidup mereka. Apalagi di habitat asalnya di Afrika sana, burung unta terbiasa hidup dalam kondisi iklim yang panas. Beda halnya dengan di Indonesia yang lebih lembap. Tugas berat Aswin adalah membuat unggas itu merasa nyaman dan bisa bertahan hidup di lingkungan yang berbeda ini.
“Mengubah gaya hidup itu tidak mudah. Kita butuh proses untuk menemukan setting-annya setelah melalui percobaan yang cukup panjang,” kata Aswin.
Punya Nilai Ekonomis Tinggi
©YouTube/Cap Capung
Saat ini, burung unta memang masih dikategorikan unggas hias. Namun bagi Aswin, hewan itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Beberapa tahun ke depan, kita masih bisa memanfaatkan kulitnya, dagingnya, tulangnya, telur-telurnya, dan sebagainya. Kita masih mencoba untuk mencapai titik itu. Dan sambil jalan kita konsisten untuk menuju ke sana,” ujar Aswin.