Peristiwa 28 April: Meninggalnya Chairil Anwar, Sastrawan Besar Asal Medan
Chairil Anwar adalah salah seorang penyair besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Penyair yang dijuluki 'Si Binatang Jalang' ini telah melahirkan puluhan karya fenomenal selama hidupnya. Tak heran, jika nama Chairil Anwar sangat populer dan dikagumi banyak orang.
Chairil Anwar adalah salah seorang penyair besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Penyair yang dijuluki 'Si Binatang Jalang' ini telah melahirkan puluhan karya fenomenal selama hidupnya. Tak heran, jika nama Chairil Anwar sangat populer dan dikagumi banyak orang.
Sastrawan 'Angkatan 45' ini lahir di Medan, Sumatra Utara, 26 Juli 1922. Beliau mengawali pendidikannya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), setelah itu melanjutkannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Sejak duduk di bangku sekolah, Chairil Anwar telah menguasai berbagai bahasa seperti Inggris, Belanda dan Jerman.
-
Apa yang menjadi ciri khas Rozan Aribah Siregar? Rozan Aribah Siregar, yang juga dikenal dengan julukan Ojan, terkenal karena adegannya membawa bekal berbentuk roti buaya ke sekolah.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Siapakah Asha Ramadia Ananda Tanjung? Asha Ramadia Ananda Tanjung adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara dengan pangkat Sersan Dua (Serda).
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
Tepat hari ini, 28 April pada 1949 silam, Chairil Anwar meninggal dunia. Sepanjang hidupnya, pria yang diberi julukan “Si Binatang Jalang” ini telah melahirkan karya-karya puisi yang hingga kini masih terus dibaca dan dipelajari oleh berbagai kalangan. Hal ini karena karya-karya Chairil Anwar masih relevan dan telah menginspirasi bagi banyak orang.
Lantas, seperti apa perjalanan hidup seorang Charil Anwar? Simak ulasannya yang merdeka.com rangkum dari Historia.id:
Awal Karier Chairil Anwar
©2014 Merdeka.com
Chairil Anwar mulai mengenal dunia sastra di usia 19 tahun. Namun, namanya mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia saat tulisannya dimuat di Majalah Nisan pada 1942. Setelah itu, ia mengirimkan karya-karyanya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat.
Kendati telah mengirim ke sejumlah majalah, tetapi karya puisi Chairil Anwar masih dianggap terlalu individualis, salah satunya puisi berjudul “Aku”. Akibatnya, puisi-puisinya banyak beredar di atas kertas murah dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945.
Pada masa ini, Chairil banyak bergaul dan bertukar ide dengan penulis lain, lalu mendirikan majalah Gema Gelanggang. Saat itu, Chairil memiliki pandangan sendiri mengenai dunia sastra di Indonesia dan berniat ingin mengadakan revolusi sastra. Ia banyak mengkritisi Angkatan Pujangga Baru dari gaya sajaknya.
Hingga akhirnya, Chairil Anwar menciptakan sajak-sajak yang revolusioner. Pembaharuan ini dilakukan agar manusia bisa secara merdeka dalam mengeluarkan pendapatnya. Hal ini yang kemudian membuatnya dikenal sebagai Pelopor Angkatan ’45.
Karya-Karya Chairil Anwar
©wikipedia.com
Sebagai mana kita tahu, Chairil Anwar adalah salah seorang pembaharu di dunia sastra Indonesia. Karya-karyanya pernah ditolak majalah Pandji Pustaka karena dianggap menyimpang dari pakem teori saat itu. Namun, kritikus HB Jassin menilai sajak-sajaknya sebagai bentuk puisi modern Indonesia.
Bersama sastrawan lain, seperti Rivan Apin dan Asrul Sani, Chairil Anwar sebagai pelopor puisi modern Indonesia dan masuk dalam angkatan 45. Meski dikenal urakan, tetapi ternyata Chairil Anwaar dianggap pandai memikat wanita. Bahkan, tidak sedikit karya-karyanya yang diperuntukkan khusus untuk wanita yang singgah di hatinya.
Sejumlah puisi Chairil Anwar yang diungkap dengan beberapa wanita tersebut, yaitu Dien Tamaela, Gadis Rasid, Karinah Moorjono, Sri Arjati, dan Sumirat. Selain itu, Chairil juga menciptakan karya puisi yang fenomenal, seperti “Aku”, “Kerawang Bekasi”, “Diponegoro”, “Doa”, dan masih banyak lagi.
Meninggalnya Chairil Anwar
Belum genap 27 tahun, Chairil meninggal dunia. Ada beberapa versi tentang penyebab kematiannya, namun satu hal yang pasti adalah ia mengidap TBC disinyalir menjadi sebab kepergiannya. Walaupun hidupnya di dunia sangat singkat, Chairil Anwar dan karya-karyanya sangat melekat pada dunia sastra Indonesia.
Chairil Anwar meninggal pada 28 April 1949. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Taman Pemakaman Karet Bivak, Jakarta. Meski telah tiada, tetapi karya-karya sampai saat ini masih menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Sebagai tanda penghormatan, dibangun patung dada Chairil Anwar di kawasan Jakarta dan hari kematiannya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar oleh para penggemarnya.
(mdk/jen)