Pernah Diangkat di Sinetron, Ternyata Begini Sosok Angling Dharma yang Sebenarnya
Angling Dharma adalah sebuah film sinetron legendaris yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi Indonesia. Namun ternyata sosoknya pernah ada di kehidupan nyata. Lalu seperti apa sebenarnya tokoh tersebut?
Angling Dharma adalah sebuah film sinetron legendaris yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi Indonesia. Serial TV ini menghiasi layar kaca pemirsa televisi setidaknya selama lima tahun, dari tahun 2000 hingga 2005.
Tak hanya itu, beberapa kali sinetron ini meraih penghargaan seperti Drama Seri Laga Terfavorit pada Panasonic Award 2002 dan Festival Film Bandung 2004.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Secara umum, sinetron ini berkisah tentang sosok Angling Dharma yang dianugerahi kesaktian berupa Aji Gineng yang membuatnya jadi paham bahasa binatang. Namun karena mengingkari sebuah sumpah, dia harus menjalani pembuangan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam pembuangan ini, dia bertemu tiga orang putri bernama Kenanga, Cempaka, dan Kantil. Dari sinilah kisah asmara Angling Dharma dimulai hingga episode terakhir.
Namun ternyata sosok Angling Dharma ada di kehidupan nyata. Bahkan di Desa Mlawat, Kecamatan Sukolilo, Pati, terdapat sebuah makam yang diyakini menjadi peristirahatan terakhir Angling Dharma. Lalu sebenarnya siapa tokoh tersebut di kehidupan nyata? Berikut selengkapnya:
Muncul dalam Sastra Lisan Zaman Hindu-Buddha
©Wikipedia.org
Dwi Cahyo, seorang arkeolog dan pengajar Sejarah Universitas Negeri Malang mengatakan kisah Angling Dharma lebih dulu muncul dalam sastra lisan zaman Kerajaan Hindu Buddha. Walaupun hanyalah sebuah kisah, di dalam ceritanya terdapat daerah toponim yang bisa dijumpai seperti Negara Boja yang kemudian disebut dengan nama Bojonegoro.
Dilansir dari laman Historia, kisah tentang Angling Dharma sebenarnya telah ada sejak sebelum zaman Majapahit. Tapi dalam perkembangannya banyak versi naskah yang menceritakan tentang tokoh itu.
Menurut seorang peneliti bernama Lydia Kieven, kisah Angling Dharma yang sekarang diambil dari sebuah kidung berbahasa Jawa Modern berjudul Aji Dharma. Kisah itu tak bisa lagi dikorelasikan dengan kisah Angling Dharma yang terpahat dalam relief Candi pada era Hindu-Buddha.
Jejak Angling Dharma di Kehidupan Nyata
Banyak orang yang percaya, Angling Dharma pernah hidup di masa lalu. Di Desa Mlawat, Sukolilo, Pati, terdapat makam yang diyakini sebagai tempat Angling Dharma disemayamkan. Sementara itu, dua kilometer dari sana, terdapat makam Patih Batik Madrim, salah satu tokoh dalam kisah Angling Dharma.
Selain itu, di Desa Wotangare, Kalatidu, Bojonegoro, terdapat tempat yang dipercaya menjadi tempat petilasan Angling Dharma. Bahkan sosok itu kemudian diwacanakan sebagai ikon Kota Bojonegoro dan salah satu klub sepak bola di sana. Persibo Bojonegoro, menjuluki klubnya dengan nama Laskar Angling Dharma.
Tokoh Rekaan
Walau memiliki jejak di berbagai tempat, Dwi Cahyo meyakini bahwa Angling Dharma hanyalah tokoh rekaan. Namun dia tidak memungkiri bahwa kisah yang terjadi di dalamnya merupakan peristiwa faktual.
Dia menilai wajar akan hal ini. Menurutnya apabila sebuah kisah begitu memasyarakat, maka masyarakat akan mengaitkannya dengan wilayah tertentu.
Punya Makna Mendalam
©2020 liputan6.com
Seiring waktu, kisah Angling Dharma ini terbukti mampu melintasi zaman. Ketika memasuki zaman peradaban Islam, kisah ini masih diminati. Bahkan pada abad millenial ini, kisah ini diadaptasi dalam serial TV dan bisa dinikmati.
Terkait hal itu, Dwi menambahkan bahwa kisah Angling Dharma memiliki makna yang mendalam. Dia menjelaskan bahwa kisah itu memiliki sebuah pesan yang terkadung yakni arti dari sebuah kesetiaan.
Menurutnya, Angling Dharma adalah sosok yang setia pada istrinya, Satyawati. Hingga Angling Dharma ingin ikut mati saat istrinya mati. Jadi, apa benar Angling Dharma itu ada?
(mdk/shr)