Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Potret Miris Sapi Makan Sampah di TPA Putri Cempo Solo Jelang Hari Raya Kurban, Berbahaya Jika Dikonsumsi
Hari raya Iduladha semakin dekat. Para shohibul kurban berburu hewan kurban, baik itu sapi maupun kambing terbaik yang siap untuk dikurbankan.
Namun jelang Hari Raya Iduladha, pemandangan miris justru terlihat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo.
Tampak banyak sapi yang dilepaskan begitu saja di tempat pembuangan itu. Bahkan mereka dibiarkan memakan sampah-sampah yang ada di sana.
(gambar: Ilustrasi Sapi/Pixabay)
-
Apa yang terbakar di TPA Putri Cempo? Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Desa Mojosongo, Solo, mengalami kebakaran.
-
Kenapa TPA Putri Cempo terbakar? Dugaan awal, kebakaran terjadi akibat suhu panas akibat kemarau dan tingginya gas metana yang menumpuk di bawah sampah. Kondisi ini memicu percikan api yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
-
Di mana kebakaran TPA Putri Cempo terjadi? Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Desa Mojosongo, Solo, mengalami kebakaran.
-
Kapan kebakaran di TPA Putri Cempo terjadi? Dilansir dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (18/9), kebakaran itu terjadi pada Sabtu siang (16/9). Kencangnya tiupan angin membuat api membesar dan merembet ke bagian lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam pemadaman kebakaran di TPA Putri Cempo? Gibran mengatakan bahwa proses pemadaman api di TPA Putri Cempo tidak hanya dilakukan oleh pemadam kebakaran dari Solo, namun juga dibantu dari berbagai daerah. Selain dari dinas pemadam kebakaran, pemadaman api tersebut juga dibantu oleh aparat TNI dan Polri.
-
Bagaimana cara memadamkan kebakaran di TPA Putri Cempo? Untuk memadamkan api, delapan unit mobil damkar dikerahkan untuk memadamkan api.
Meski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo. Sapi-sapi itu merupakan milik warga yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo.
Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo mengaku tidak bisa mencegah penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo.
Pihaknya hanya bisa meningkatkan pengawasan penjualan sapi-sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo Solo. Sebab jelang Hari Raya Iduladha, sapi-sapi pemakan sampah juga dijual di pasaran.
Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
“Sebenarnya kan sudah diketahui kalau sapi-sapi tersebut punya kandungan timbal yang tinggi. Kita hanya mengawasi kesehatan. Kalau mau dijual atau tidak kita tidak bisa melarang. Cuma kita hanya bisa memberi tahu,” kata Kepala Dispangtan Kota Solo, Eko Nugroho, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (12/6).
Pemkot Solo mengimbau masyarakat yang ingin berkurban agar bisa cermat memilih membeli sapi yang diberi makan sampah.
Terkait hal ini, Edi Suryadi, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada mengatakan bahwa sapi yang dipelihara dari lingkungan sampah kemungkinan besar terkontaminasi berbagai macam penyakit.
Apabila dikonsumsi, daging sapi dari lingkungan tersebut bisa mengandung logam berat yang berbahaya. Hal ini didukung oleh pengajar Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Pranoto.
- Potret Rayyanza Cipung Lahap Banget Makan Pecel Lele di Pinggir Jalan, Sapa 'Halo' Pas Makanan Sampai di Meja
- Potret El Rumi dan Syifa Hadju Makan di Pinggir Jalan Sambil Lesehan, Maia Estianty Ikut Gemas
- Usai Bulu Babi, Potret Rayyanza Kini Penasaran Makan Dimsum - Melongo Lihat Sus Rini Makan Ceker Ayam
- Potret Makam Keramat di Samping Mal Besar Surabaya, Sosoknya Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Menurutnya, daging sapi pemakan sampah apabila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan gangguan pencernaan, dan dalam jangka panjang bisa mengakibatkan kanker, penuaan dini, dan menurunkan daya tahan tubuh.
“Kandungan timbal di seluruh bagian tubuh sapi yang paling mudah terkena dampaknya adalah anak-anak,” ujar Pranoto mengutip situs Mongabay.