Profil Karisma Evi Tiarani, Pelari Asal Boyolali yang Pecahkan Rekor di Kejuaraan Dunia Jepang
Salah satu atlet para-atletik telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia olahraga. Ia berhasil memecahkan rekor di Kejuaraan Dunia Jepang 2024.
Salah satu atlet para-atletik telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah dunia olahraga. Ia berhasil memecahkan rekor di Kejuaraan Dunia Jepang 2024.
Profil Karisma Evi Tiarani, Pelari Asal Boyolali yang Pecahkan Rekor di Kejuaraan Dunia Jepang
Baru-baru ini seorang para-atletik Indonesia bernama Karisma Evi Tiarani telah memecahkan rekor dalam Kejuaraan Dunia 2024 di Kobe, Jepang pada Selasa (21/5). Ia berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah olahraga internasional.
Mengutip berbagai sumber, Evi telah menjadi juara dalam kategori lari 100 meter T63 dengan catatan waktu 14,65 detik. Dengan catatan gemilang itulah, Evi sekaligus memecahkran rekor waktu sebelumnya pada tahun 2019 lalu.
(Foto: Instagram/karisma_et)
- 4 Kisah Artis Indonesia yang Ternyata Mantan Atlet Profesional, Karier Makin Sukses
- Mengenal Leani Ratri Oktila Atlet Bulu Tangkis Kebanggaan Indonesia di Paralimpiade 2024, Ibu Satu Anak Punya Segudang Prestasi
- Deretan Atlet Indonesia Peraih Medali Emas di Olimpiade, Teranyar Rizki Juniansyah
- Sisi Lain Rio Waida Peselancar Indonesia yang Mendunia, Hidup Disiplin Setiap Hari Tidur Jam 9 Malam
Selain memecahkan rekor, kemenangan Evi juga menambah slot bagi Indonesia agar bisa tampil di Paralimpiade Paris tahun 2024 ini. Atlet kelahiran Boyolali ini juga sudah mencatat beberapa prestasi gemilang lainnya pada ajang olahraga internasional.
Kira-kira seperti apa profil dari Karisma Evi Tiarani? Simak informasi selengkapnya yang dihimpun merdeka.com dari berbagi sumber berikut ini.
Kelahiran Boyolali
Karisma Evi Tiarani lahir di Boyolali, Jawa Tengah tepatnya di Desa Talakbroto, Kecamatan Simo. Evi lahir pada 19 Januari 2001. Ia terlahir dengan gangguan perbedaan panjang kaki. Evi sudah ikut ajang olahraga para-atletik sejak tahun 2014 di Pusdiklat Jawa Tengah.
Saat itu ia mendapatkan undangan untuk ikut uji coba bersama pelatihnya, Slamet Widodo dalam ajang olahraga para.
Deretan Prestasi Gemilang
Mengutip ANTARA, Evi sudah menjalani debut di Pekan Paralimpiade Pelajar Daerah tahun 2014. Ia pun terjun di kategori nomor 100 meter T42. Hasilnya mengejutkan, pada debutnya itu ia sukes meraih satu medali emas.
Pada tahun 2016, ia kembali turun pada Pekan Paralimpiade Nasional di Jawa Barat. Kali ini prestasinya meningkat, ia langsung menyabet dua medali emas, di nomor lari 100 meter dan lompat jauh.
Prestasi dan gairah juaranya tidak berhenti begitu saja. Tahun 2018 ia berlaga di Asian Para Games (APG). Kali ini Evi berhasil membawa pulang emas di nomor 100 meter T42 atau tunadaksa.
Masih di ajang serupa, Eva kembali menyabet medali perunggu di nomor lompat jauh putri T42-44/61-64.
Pecahkan Rekor
Atlet binaan National Paralympic Committee atau NPC itu kembali berlaga di kancah internasional di Kejuaraan Para Atletik Dunia yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab pada tahun 2019.
Lagi-lagi Evi membuat bangga dan membawa nama Indonesia di podium. Ia berhasil memecahkan rekor dunia di nomor 100 meter putri dengan mencatatkan waktu 14,72 detik.
Pada saat itu ia melewati beberapa atlet lari lainnya seperti Monica Graziana Contrafatto asal Italia dan Gitte Haenan asal Belgia. Sebelum berlaga di Dubai, Evi sudah lebih dulu mencetak rekor di ajang Handisport Paris Open dengan mencatatkan waktu 14,90 detik.
Tak disangka jika kejuaraan para-atletik yang berlangsung di Dubai itu telah memecahkan rekor yang sudah ia cetak sendiri. Ia selalu membawa nama Indonesia terus berkumandang dan didengar oleh dunia internasional terutama di bidang para-atletik.
Motivasi dari Orang Tua
Kemampuan Evi yang menembus batas kemampuannya itu bukanlah tanpa sebab. Ia selalu mendapat dukungan dari kedua orang tuanya, terutama sang ibunda. Selain itu, dukungan dari teman-teman terdekatnya juga menjadi salah satu faktor atlet berusia 23 tahun itu bisa meraih prestasi gemilang.
Meski fisiknya jarang dimiliki kebanyakan orang, namun ia tidak pernah merasa minder. Hal ini karena lingkungan sekitarnya selalu mendukung dirinya agar bisa tampil maksimal serta meraih prestasi.