Puluhan Tahun Kosong, Intip Bangunan 'Angker' yang Ternyata Pernah Jadi Rumah Bupati
Padahal dulunya, rumah tersebut merupakan rumah paling bagus dan paling mewah se-Kecamatan Ponjong. Ternyata, bangunan itu merupakan rumah milik mendiang Bupati Gunungkidul ke-18, Pawiro Suwignyo.
Sebuah bangunan tua dengan arsitektur Belanda di Padukuhan Pati, Kalurahan Genjahan, Kapanewonan Ponjong, Gunungkidul ini kondisinya mulai lapuk dimakan usia. Di dalamnya banyak tiang-tiang kecil dari kayu, untuk mencegah agar bangunan itu tidak roboh.
Menurut Suyono (60), salah seorang warga yang tinggal tak jauh dari bangunan tua itu, sudah puluhan tahun rumah itu tidak ditinggali. Padahal dulunya, rumah tersebut merupakan rumah paling bagus dan paling mewah se-Kecamatan Ponjong. Ternyata, bangunan itu merupakan rumah milik mendiang Bupati Gunungkidul ke-18, Pawiro Suwignyo.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
Dulunya, rumah itu ditinggali anak-anak dari Pawiro Suwignyo. Namun, ketiga anaknya yang menjadi ahli waris rumah itu kini telah sukses meniti karier di kota lain dan bangunan tua itu terbengkalai. Berikut potret rumah mantan bupati yang penuh nuansa angker ini:
Tinggal Tersisa Bagian Depan
Bangunan tua itu berdiri di tanah seluas 4.000 meter persegi. Oleh Pawiro Suwignyo, bangunan itu dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing untuk ketiga anaknya. Namun, sepeninggal mantan bupati tersebut, seluruh bagian tanah dibeli oleh Asri Subaryati, salah satu anaknya.
Namun kini, rumah tersebut hanya menyisakan bagian depannya saja. Sedangkan bagian rumah lainnya telah roboh dan dirobohkan. Ada pula bangunan yang terpaksa dijual karena membahayakan.
“Atas kesepakatan keluarga, bangunan sisi kiri dijual untuk membangun balai padukuhan Tanggul Angin,” ujar Rokib (76), keponakan Pawiro Suwignyo yang dipercaya menjaga dan mengelola rumah tersebut.
Tempat Tinggal Bupati
Rokib bercerita, dulunya rumah itu menjadi tempat tinggal istri dari Pawiro Suwignyo dan seorang cucunya, Martanty Soenar Dewi. Menurut Rokib, Martanty, yang saat ini mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Gunungkidul, tidak boleh tinggal dengan ibunya karena memiliki tanggal lahir yang sama.
©2020 liputan6.com
Semenjak Martanty lulus SMP, ia diajak pindah oleh ibunya beserta sang nenek ke Jawa Timur karena usianya yang sudah tidak muda lagi. Sejak saat itulah, rumah itu tidak pernah ditinggali hingga sekarang. Rokib sendiri waktu itu belum tinggal di pedukuhan itu karena sebagai polisi, lokasi tugasnya selalu berpindah.
“Saya pernah tugas di Papua. Jadi tidak pernah ke sini,” ujar Rokib dikutip dari Liputan6.com pada Senin (28/9).
Bangunan Angker
©2020 liputan6.com
Menurut Rokib, bangunan tersebut sebenarnya cukup angker, bahkan ketika masih ditinggali oleh keluarga Pawiro Suwignyo. Rokib bercerita dulu seorang pembantu yang bekerja di rumah itu pernah diangkat ke luar rumah ketika tengah terlelap. Bahkan pernah ada guru yang mengontrak rumah itu dan mengalami nasib yang sama.
Kini, setelah viral di media sosial rumah itu mulai sering didatangi pengunjung sekadar untuk foto-foto. Pihak keluarga sendiri sebenarnya berencana merobohkan bangunan lama itu dan menggantinya dengan yang baru, dengan tak menghilangkan kesan klasiknya.