Soroti Pemeriksaan di Perbatasan, Begini Aturan Mudik ke Yogyakarta Kata Sultan HB X
Sultan Hamengkubuwono X Rabu, (17/03) lalu menanggapi keputusan pemerintah terkait tidak adanya pelarangan mudik Lebaran tahun 2021 ini. Sebagai pemimpin tertinggi di Yogyakarta, Sultan pun memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat yang nantinya akan melaksanakan mudik ke wilayahnya.
Sultan HamengkubuwonoX Rabu, (17/03) lalu menanggapi keputusan pemerintah terkait tidak adanya pelarangan mudik Lebaran tahun 2021 ini. Sebagai pemimpin tertinggi di Yogyakarta, Sultan pun memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat yang nantinya akan melaksanakan mudik ke wilayahnya.
Menurutnya, potensi penularan masih sangat mungkin terjadi terutama saat arus mudik Lebaran di tengah masa pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Ia pun meminta kepada para pendatang agar menaati serangkaian protokol kesehatan di Jogja.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Siapa yang menunjuk Sitor Situmorang menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta? Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Apa yang terlihat di langit Yogyakarta pada tanggal 14 September 2023? Malam hari, tanggal 14 September 2023, sebuah objek bercahaya panjang terbang di langit Jogja. Penampakan ini terlihat di berbagai tempat. Cahaya panjang itu bergerak dari selatan ke utara.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
Dalam kesempatan itu, ia turut menyinggung keadaan Kota Yogyakarta yang sempat dipenuhi para pendatang di masa libur panjang dengan tidak menerapkan protokol kesehatan. Berikut beberapa imbauan dan komentar Sultan HB X soal pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini.
Cukup Mematuhi 5 M
©2020 Merdeka.com/Purnomo Edi
Sebagaimana diberitakan Liputan6, Sultan HB X terus menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan, terutama bagi calon pemudik yang akan masuk ke wilayahnya. Ia pun meminta para pendatang agar menerapkan 5 M yakni mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Menurutnya dampak dari membludaknya para pendatang luar kota yang tidak mematuhi 5 M membuat adanya peningkatan sejumlah kasus Covid-19 pasca liburan.
"Kembali lagi ke mereka (prokes) 5M harus terpenuhi. Kalau bisa 5M ya sudah itu saja," imbaunya di Yogyakarta.
Penerapan PPKM Harus Diperhatikan
Sultan pun saat ini masih terus memantau terkait teknis pelaksanaan pencegahan penyebaran Covid-19, terutama saat masa mudik lebaran yang tinggal menghitung bulan.
Ia pun meminta agar penerapan PPKM menjadi perhatian, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga aturannya sudah tetap atau masih bisa disesuaikan di daerah yang bersangkutan.
"Nanti kita lihat kebijakan itu mungkin tidak dimodifikasi?" katanya.
Seperti yang terjadi pada Lebaran tahun lalu, Sultan mengakui jika dirinya merasa kesulitan untuk membendung para pendatang kendati wilayahnya sudah menerapkan aturan pembatasan pergerakan.
"Tidak diizinkan yo do mrene (pada ke sini) kok. Fakta, kalau mudik kan 2-3 kali lipat," katanya.
Pemeriksaan di Perbatasan Jadi Sorotan
Sementara itu ia juga ikut menyoroti terkait pengetatan dan pemeriksaan di wilayah perbatasan, khususnya bagi para pengendara yang melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi seperti halnya penumpang pesawat di bandara dan kereta api di stasiun.
"Apakah dari Jakarta ke Jogja juga di perbatasan diperiksa pakai surat tracing kan tidak. Kalau naik pesawat iya, tapi bagaimana dengan yang naik kendaraan pribadi. Harus jadi perhatian, kalau lolos bebas ya naik lagi (kasus covid-19),” paparnya.
Adapun mudik Lebaran disebutnya memiliki dua versi, melakukan perjalanan untuk bersilaturahmi bersama keluarga dan berkunjung untuk berwisata. Ia pun tidak melarang kegiatan tersebut, hanya meminta dibatasi durasi kunjungannya.
"Kalau saya tidak larang, tapi jumlah harinya, kalau dulu 5 sampai seminggu, sekarang enggak usah, silaturahmi ya 2-3 hari. Ini untuk meredam orang yang tidak bisa menerapkan 5M," katanya.
Menunggu Keputusan Pemerintah
Saat ini Sultan Hamengkubuwono X masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait teknis dan aturan resmi mudik Lebaran tahun ini. Termasuk kemungkinan diberlakukannya isolasi mandiri bagi pemudik atau tidak.
"Menutup tempat wisata apakah pengelola objek wisata setuju? Pemkab setuju? kan mereka butuh makan, sanggup tidak pemkab memberi makan mereka," dia menandaskan.