12 Juni: Peringati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, Ini Sejarah dan Tujuannya
12 Juni diperingati sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak atau World Day Against Child Labour. Peringatan ini diluncurkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada 2002 sebagai cara untuk menyoroti penderitaan anak-anak yang terlibat dalam pekerja anak.
12 Juni diperingati sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak atau World Day Against Child Labour. Peringatan ini diluncurkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) pada 2002 sebagai cara untuk menyoroti penderitaan anak-anak yang terlibat dalam pekerja anak.
Penghapusan pekerja anak merupakan landasan aspirasi keadilan sosial, di mana setiap pekerja dapat mengklaim secara bebas dan atas dasar persamaan kesempatan dan perlakuan atas bagian yang adil dari kekayaan yang telah mereka bantu hasilkan.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
Diperingati pada 12 Juni, hari tersebut dimaksudkan sebagai katalisator bagi gerakan menentang pekerja anak di seluruh dunia. Berikut sejarah pembentukan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak dan temanya pada 2023 ini.
Prevalensi Pekerja Anak
Sejak 2000, dunia terus mengalami kemajuan dalam mengurangi pekerja anak. Namun selama beberapa tahun terakhir, konflik, krisis, dan pandemi COVID-19, telah menjerumuskan lebih banyak keluarga ke dalam kemiskinan sehingga memaksa jutaan anak lainnya menjadi pekerja anak.
Pertumbuhan ekonomi yang belum merata dan belum cukup inklusif, membuat 160 juta anak diseluruh dunia hingga saat ini masih terlibat dalam eksploitasi. Afrika menempati urutan tertinggi dalam persentase pekerja anak dan jumlah absolut pekerja anak, mengutip un.org.
Sementara itu, Asia dan Pasifik menempati urutan kedua tertinggi dalam kedua ukuran ini. Kawasan Afrika, Asia, dan Pasifik bersama-sama menyumbang hampir sembilan dari setiap sepuluh pekerja anak di seluruh dunia.
Populasi pekerja anak yang tersisa terbagi antara Amerika (11 juta), Eropa dan Asia Tengah (6 juta), dan Negara-negara Arab (1 juta). Dalam hal kejadian, 5% anak menjadi pekerja anak di Amerika, 4% di Eropa dan Asia Tengah, dan 3% di Negara Arab.
Persentase pekerja anak tertinggi ditemukan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah. Namun jumlah mereka sebenarnya lebih besar di negara-negara berpenghasilan menengah. 9% anak di negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan 7% dari semua anak di negara berpenghasilan menengah ke atas, menjadi pekerja anak.
Statistik tentang jumlah absolut pekerja anak di setiap pengelompokan pendapatan nasional menunjukkan bahwa 84 juta anak pekerja anak, terhitung 56% dari semua pekerja anak, sebenarnya tinggal di negara berpenghasilan menengah, dan tambahan 2 juta lainnya tinggal di negara berpenghasilan tinggi.
Penyebab Tingginya Angak Pekerja Anak
Situasi yang terkait dengan tingginya pekerja anak menggemakan persepsi akan kurangnya tanggapan yang memuaskan terhadap berbagai tantangan dan perubahan yang memengaruhi dunia kerja.
Kesenjangan yang tumbuh antara komitmen dan pencapaian nyata telah melemahkan tindakan. Lebih dari sebelumnya, sangat mendesak bagi kita semua untuk berkontribusi memberikan solusi bagi masalah sehari-hari masyarakat, dan melakukannya dengan cara yang lebih efisien dan koheren.
Pekerja anak merupakan masalah yang pelik. Hal ini disebabkan oleh langgengnya kemiskinan dan pengucilan. Maraknya pekerja anak merampas pendidikan dan kesempatan anak-anak dan mempertaruhkan peluang mereka untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan pekerjaan yang stabil sebagai orang dewasa.
ILO menyelenggarakan acara sampingan tingkat tinggi selama Sesi ke-111 Konferensi Perburuhan Internasional pada 12 Juni untuk memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak. Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara keadilan sosial dan pemberantasan pekerja anak.
Para ahli akan membahas kemajuan yang dibuat oleh konstituen ILO dalam memenuhi komitmen mereka, dengan menekankan bagaimana upaya ini berkontribusi dalam memajukan keadilan sosial.
Tema Hari Dunia Menentang Pekerja Anak 2023
Tema Hari Dunia Menentang Pekerja Anak 2023 adalah Keadilan Sosial Bagi Semua: Akhiri Pekerja Anak! Diperingati pada 12 Juni, Hari Dunia Menentang Pekerja Anak dimaksudkan untuk berfungsi sebagai katalis bagi gerakan menentang pekerja anak di seluruh dunia.
Menekankan hubungan antara keadilan sosial dan pekerja anak, slogan Hari Dunia 2023 adalah ‘Keadilan Sosial untuk Semua. Akhiri Pekerja Anak!’. Pengalaman bersama kami dalam menangani pekerja anak selama tiga dekade terakhir telah menunjukkan bahwa pekerja anak dapat dihapuskan, jika akar penyebabnya ditangani.
Langkah-langkah untuk mengatasi hal ini termasuk pembentukan dan implementasi kerangka hukum yang kuat berdasarkan Standar Perburuhan Internasional dan dialog sosial, penyediaan akses universal terhadap pendidikan berkualitas baik dan perlindungan sosial, serta langkah-langkah langsung untuk mengentaskan kemiskinan, ketidaksetaraan dan ketidakamanan ekonomi, serta mempromosikan pekerjaan yang layak bagi pekerja dewasa.
Hari Dunia Menentang Pekerja Anak 2023 dapat dilihat sebagai momen bagi semua yang berkomitmen untuk mengakhiri pekerja anak untuk menunjukkan bahwa perubahan dapat dicapai ketika kemauan dan tekad bersatu dan memberikan momentum untuk upaya percepatan dalam situasi tertentu.
Beberapa hal yang diserukan dalam Hari Dunia Menentang Pekerja Anak ini, 12 Juni 2023, dikutip dari laman ilo.org adalah sebagai berikut;
- Menghidupkan kembali aksi internasional untuk mencapai keadilan sosial, khususnya di bawah Koalisi Global untuk Keadilan Sosial, dengan penghapusan pekerja anak sebagai salah satu elemen pentingnya;
- Ratifikasi universal Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum, yang bersama dengan ratifikasi universal Konvensi ILO No. 182 tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak yang dicapai pada tahun 2020, akan memberikan perlindungan hukum kepada semua anak dari segala bentuk pekerja anak;
- Implementasi yang efektif dari Durban Call to Action.