8 Bahaya Konsumsi Junk Food bagi Kesehatan Tubuh, Picu Penyakit Mematikan
Semakin banyak junk food yang Anda konsumsi, semakin kecil kemungkinan Anda mengonsumsi nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut 8 bahaya konsumsi junk food bagi kesehatan tubuh yang wajib Anda ketahui.
Tidak bisa dipungkiri bahwa junk food adalah salah satu makanan kegemaran banyak orang. Tak heran jika restoran yang menyediakan makanan junk food bertebaran di seluruh penjuru dunia. Mengutip dari healthline.com, analisis data Food Institute dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menyebutkan kaum milenial menghabiskan 45% dari anggaran makanan mereka untuk makan di luar. Junk food adalah pilihannya.
Meskipun sesekali makan makanan cepat saji tidak ada salahnya, kebiasaan makan di luar dapat memengaruhi kesehatan Anda. Bahkan sudah umum diketahui bahwa menu-menu di restoran cepat saji sebagian besar dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan secara jangka panjang. Melansir dari washingtonpost.com, mengonsumsi junk food dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami obesitas, depresi, masalah pencernaan, penyakit jantung dan stroke, diabetes tipe 2, kanker, dan kematian dini.
-
Kenapa junk food berbahaya untuk kesehatan? Berbagai masalah kesehatan bisa timbul akibat kebiasaan makan junk food. Lebih mengerikannya lagi, kita tidak sadar telah jatuh ke dalam kenikmatan makanan-makanan ini.
-
Apa saja jenis makanan yang termasuk junk food? Jika Anda kira junk food hanya berbentuk makanan cepat saji dan soda, maka Anda salah. Gorengan yang biasa Anda nikmati, dan berbagai camilan yang sering menemani waktu santai kita, juga termasuk junk food.
-
Kenapa konsumsi junk food secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan? Meskipun tidak ada salahnya untuk menikmati makanan junk food sebagai makanan favorit, tetapi junk food tidak boleh menjadi makanan rutin yang dikonsumsi setiap hari. Hal itu karena konsumsi junk food yang berlebihan justru memiliki efek buruk bagi kesehatan tubuh.
-
Apa saja bahaya makan junk food? Konsumsi junk food secara berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis yang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup, tetapi juga dapat mempersingkat usia.
-
Bagaimana junk food dapat menyebabkan obesitas? Junk food biasanya tinggi kalori namun rendah nutrisi, yang berarti dapat menyebabkan peningkatan berat badan tanpa memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
-
Kenapa junk food berbahaya untuk anak-anak? Anak-anak adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang dan berkualitas. Namun, banyak anak-anak yang lebih menyukai junk food, yaitu makanan yang rendah nutrisi, tetapi tinggi lemak, gula, dan garam.
Semakin banyak junk food yang Anda konsumsi, semakin kecil kemungkinan Anda mengonsumsi nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut 8 bahaya konsumsi junk food bagi kesehatan tubuh yang wajib Anda ketahui.
1. Sebabkan Gangguan Ingatan dalam Belajar
Bahaya konsumsi junk food yang pertama dapat menyebabkan gangguan pada ingatan Anda. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada 2011 menunjukkan bahwa orang sehat yang hanya makan junk food selama 5 hari menunjukkan hasil yang buruk pada tes kognitif yang mengukur perhatian, kecepatan, dan suasana hati.
Disimpulkan bahwa makan junk food selama lima hari secara teratur dapat merusak daya ingat Anda. Ini mungkin berasal dari fakta bahwa pola makan yang buruk atau beracun dapat menyebabkan reaksi kimia tertentu yang menyebabkan peradangan di area hipokampus otak yang berhubungan dengan memori dan pengenalan khusus.
Diet yang tinggi gula dan lemak dapat menekan aktivitas peptida otak yang disebut BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak) yang membantu pembelajaran dan pembentukan memori. Selain itu, otak mengandung sinapsis yang bertanggung jawab untuk pembelajaran dan memori. Makan terlalu banyak kalori dapat mengganggu produksi dan fungsi sinapsis yang sehat.
2. Tingkatkan Risiko Demensia
Bahaya konsumsi junk food yang kedua dapat meningkatkan risiko terserang penyakit demensia. Ini telah menjadi salah satu penemuan paling menakutkan yang terkait dengan konsumsi junk food. Anda mungkin tahu bahwa insulin diproduksi di pankreas dan membantu pengangkutan glukosa untuk bahan bakar tubuh. Insulin juga diproduksi di otak yang membantu membawa sinyal antara sel saraf dan membentuk ingatan.
Sebuah studi yang dilakukan di Brown University menunjukkan bahwa terlalu banyak makanan berlemak dan yang manis-manis secara substansial dapat meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.
Seperti dalam kasus Diabetes Tipe 2, dengan tingkat insulin yang lebih tinggi, otak berhenti merespons hormon ini dan menjadi resisten terhadapnya. Hal ini dapat membatasi kemampuan Anda untuk berpikir, mengingat, atau membuat ingatan, sehingga meningkatkan risiko demensia.
Peneliti Suzanne de la Monte, M.D., seorang profesor patologi, neurologi, dan bedah saraf di Rumah Sakit Rhode Island dan Sekolah Kedokteran Alpert di Universitas Brown adalah orang pertama yang mengungkap hubungan ini. Setelah penemuan ini, kebanyakan ilmuwan menyebut Alzheimer sebagai salah satu bentuk diabetes otak.
3. Kurang Bisa Mengontrol Nafsu Makan
Bahaya konsumsi junk food yang ketiga dapat menyebabkan Anda menjadi kurang bisa mengontron nafsu makan. Konsumsi berlebih lemak trans yang ditemukan dalam gorengan dan makanan olahan dapat mengirimkan sinyal campuran ke otak yang menyulitkan untuk memproses apa yang telah Anda makan dan seberapa lapar diri Anda sebenarnya. Ini mungkin yang menyebabkan Anda akhirnya makan berlebihan.
Fungsi otak yang sehat membutuhkan dosis harian asam lemak esensial seperti omega-6 dan omega-3. Kekurangan kedua elemen ini meningkatkan risiko gangguan defisit perhatian, demensia dan gangguan bipolar dan masalah terkait otak lainnya.
Konsumsi junk food yang berlebihan dapat menggantikannya dengan lemak trans yang lebih sulit dicerna. Sebuah studi menunjukkan bahwa lemak trans dapat menyebabkan peradangan di hipotalamus, bagian otak yang mengandung neuron untuk mengontrol berat badan. Dalam skenario terburuk, kebiasaan makan berlebihan bisa serupa dengan kecanduan narkoba.
4. Sebabkan Perubahan Kimiawi Pemicu Depresi
Bahaya konsumsi junk food yang keempat dapat menyebabkan beberapa perubahan kimiawi dalam tubuh yang pada akhirnya memicu kemunculan depresi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak sebenarnya mengubah aktivitas kimiawi otak sehingga lebih bergantung pada makanan tersebut.
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Montreal pada tikus menunjukkan bahwa mereka menderita gejala penarikan diri setelah diet junk food reguler mereka dihentikan. Pada manusia, gejala putus zat ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi stres, membuat Anda merasa tertekan dan pada akhirnya Anda akan kembali ke makanan tersebut untuk menghibur diri sendiri dan menangani perasaan tersebut.
Segera, Anda mungkin terjebak dalam lingkaran setan bahkan sebelum Anda menyadarinya. Selain itu, dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji Anda mungkin kehilangan nutrisi penting seperti asam amino triptofan, yang jika kekurangan nutrisi tersebut dapat meningkatkan perasaan depresi. Ketidakseimbangan asam lemak adalah alasan lain mengapa orang yang mengonsumsi lebih banyak junk food berisiko lebih tinggi mengalami depresi.
5. Sebabkan Ketidaksabaran dan Keinginan Makan yang Tinggi
Bahaya konsumsi junk food yang kelima dapat menyebabkan Anda menjadi cenderung tidak sabaran dan memiliki keinginan untuk makan terus-menerus. Makan cupcake atau donat yang manis dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga membuat Anda merasa bahagia dan puas untuk sementara waktu. Tetapi begitu gula darah Anda kembali normal, Anda akan merasa semakin mudah tersinggung.
Makanan cepat saji dikemas dengan karbohidrat olahan yang menyebabkan kadar gula darah berfluktuasi dengan cepat. Jika kadar gula turun ke tingkat yang sangat rendah, hal itu dapat menyebabkan kecemasan, kebingungan, dan kelelahan.
Dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi, Anda cenderung makan terlalu cepat dan terlalu banyak untuk memuaskan keinginan. Ini dapat menanamkan perilaku tidak sabar saat menghadapi hal lain. Makanan cepat saji dan makanan olahan mungkin sarat dengan perasa dan pengawet buatan seperti natrium benzoat yang cenderung meningkatkan hiperaktif.
Makanan cepat saji dirancang khusus untuk membuat Anda ketagihan dengan kandungan garam, gula, dan lemak yang tinggi yang membuat Anda mendambakannya. Sifat adiktif dari makanan cepat saji bisa membuat otak Anda mendambakannya bahkan saat tubuh sedang tidak lapar.
6. Efek Pada Sistem Pencernaan dan Kardiovaskular
Bahaya konsumsi junk food yang keenam dapat berefek buruk pada sistem pencernaan dan kardiovaskular Anda. Kebanyakan makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan pendamping, sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau tanpa serat. Ketika sistem pencernaan Anda memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah. Akibatnya gula darah Anda meningkat.
Pankreas akan merespons lonjakan glukosa dengan melepaskan insulin. Insulin mengangkut gula ke seluruh tubuh ke sel-sel yang membutuhkannya sebagai energi. Saat tubuh Anda menggunakan atau menyimpan gula, gula darah Anda kembali normal. Proses gula darah ini sangat diatur oleh tubuh, dan selama Anda sehat, organ Anda dapat menangani lonjakan gula ini dengan baik.
Tetapi sering makan karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan berulang dalam gula darah. Seiring waktu, lonjakan insulin ini dapat menyebabkan respons insulin normal tubuh jadi melemah. Ini meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penambahan berat badan.
7. Sebabkan Masalah Pernafasan
Bahaya konsumsi junk food yang ketujuh dapat menyebabkan masalah pernapasan dan sistem saraf pusat. Kalori berlebih dari makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.
Berat badan ekstra dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-paru Anda dan gejala dapat muncul bahkan dengan sedikit pengerahan tenaga. Anda mungkin mengalami kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga. Untuk anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas. Satu studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin mengembangkan asma.
8. Efek Pada Sistem Integumen (Kulit, Rambut, Kuku)
Bahaya konsumsi junk food yang kedelapan dapat berefek buruk pada sistem integumen (kulit, rambut, kuku). Makanan yang Anda makan dapat memengaruhi penampilan kulit Anda secara keseluruhan.
Dulu, cokelat dan makanan berminyak seperti pizza dipercaya menjadi penyebab munculnya jerawat. Tetapi menurut Mayo Clinic, penyebab utamanya itu adalah karbohidrat. Makanan kaya karbohidrat menyebabkan lonjakan gula darah, dan lonjakan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat memicu timbulnya jerawat.
Anak-anak dan remaja yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu juga lebih mungkin mengembangkan eksim, menurut sebuah penelitian. Eksim adalah kondisi kulit yang menyebabkan iritasi pada kulit yang meradang dan gatal.
Seperti itulah 8 bahaya konsumsi junk food secara berlebihan. Harap diperhatikan intensitas asupannya, demi menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dalam jangka panjang.