Doa Melempar Jumrah Arab Latin dan Artinya, Ini Selengkapnya
Jumrah adalah salah satu proses dalam ibadah haji yang dilakukan di Mina, kota Makkah.
Jumrah adalah salah satu proses dalam ibadah haji yang dilakukan di Mina, kota Makkah.
Doa Melempar Jumrah Arab Latin dan Artinya, Ini Selengkapnya
Melempar jumrah merupakan gambaran umat Islam yang sedang melawan setan, nafsu yang disebabkan olehnya, dan melawan segala keburukan yang dibisikkan setan. Inilah mengapa melempar jumrah adalah prosesi yang penting dalam ibadah haji.
Sementara itu, pada saat melempar jumrah para jemaah haji disunahkan membaca doa. Bagaimana bunyi bacaan doa melempar jumrah tersebut? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini tentang doa melontar jumrah beserta alasan di balik prosesi ini.
Melempar Jumrah dalam Prosesi Ibadah Haji
Jumrah adalah tiga dinding yang terletak di Mina yang melambangkan setan. Ketiga jumrah tersebut adalah Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Mereka terdiri dari pilar-pilar kecil atau tiang yang menandai tempat setan yang diyakini dulunya telah menggoda Nabi Ibrahim.Nah, melempar jumrah ialah sebuah tindakan melempar tujuh kerikil ke setiap jumrah menggunakan tangan kanan. Melempar dimulai dengan melempar kerikil di Jumrah Aqabah, kemudian diikuti oleh Jumrah Wustha, dan diakhiri dengan Jumrah Ula.
Selama melempar jumrah, jemaah haji dianjurkan membaca zikir atau doa sambil melempar kerikil. Namun, tidak ada doa khusus yang disebutkan dalam sumber-sumber utama Islam terkait dengan melempar jumrah. Maka, doa yang dibaca saat melempar jumrah bisa berupa doa-doa umum yang diajarkan dalam agama Islam atau berzikir kepada Allah.
Doa Melempar Jumrah Arab Latin dan Artinya
Penting bagi jemaah haji untuk mengetahui bacaan doa melempar jumrah, baik Jumrah Aqabah, Jumrah Wustha dan Jumrah Ula. Imam Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin menyampaikan sebuah doa melempar jumrah yang dapat diamalkan. Berikut bacaan doa melempar jumrah menurut Imam Ghazali tersebut:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلَّرْحْمَنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْياً مَشْكُورًا
Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allhummaj’al hajjan mabruuran as a’yan masykuuran.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima dan sa’yiku ini disyukuri. Doa ini dibaca setiap melempar jumrah, baik jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah.”
Makna di Balik Melontar Jumrah
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak baik-baik ulasan berikut ini. Ini adalah alasan umum di balik proses melontar jumrah dalam ibadah haji: 1. Meneladani Nabi Ibrahim AS
Melempar jumrah adalah tindakan yang dilakukan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim as. Dalam Al-Qur'an, diceritakan bahwa Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT untuk mengorbankan putranya, Ismail as.
Karena perintah Allah itu datang lewat mimpi, maka Nabi Ibrahim diliputi keraguan. Namun setelah mimpi itu datang berkali-kali dalam tidurnya, Nabi Ibrahmi mulai yakin bahwa mimpi itu adalah perintah dari Allah SWT.
Melempar jumrah adalah simbol dari penolakan terhadap setan dan godaannya. Dalam Islam, setan dianggap sebagai musuh manusia yang senantiasa berusaha menggoda dan menghalangi manusia dari jalan Allah SWT. Melempar jumrah melambangkan sikap tegas dalam menolak godaan setan, serta mengikuti jalan yang benar menurut ajaran Islam.
Melempar jumrah juga diartikan sebagai tindakan penyucian diri. Tindakan melempar batu pada ketiga jumrah dianggap sebagai simbol penyucian dari dosa-dosa dan kelemahan manusia. Dalam ibadah haji, melempar jumrah menjadi tanda penyesuaian diri dengan ketentuan Allah SWT dan kesungguhan untuk meninggalkan perbuatan dosa. 4. Mengingat Kedahsyatan Hari Penghakiman
Melempar jumrah juga bertujuan untuk mengingatkan umat Muslim tentang hari penghakiman di akhirat. Setan dianggap sebagai musuh utama manusia dalam memengaruhi mereka menuju jalan yang sesat.
Melempar jumrah menggambarkan keberanian dan ketegasan umat Islam dalam menghadapi setan serta mengingatkan akan tanggung jawab dan pertanggungjawaban di hari penghakiman.