Gunung Semeru Kembali Semburkan Awan Panas, PVMBG Minta Masyarakat Waspadai Ini
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menyemburkan awan panas guguran pada Selasa (2/2). Begini kabar terbarunya.
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menyemburkan awan panas guguran pada Selasa (2/2). Jarak luncurnya sejauh dua kilometer dari lidah lava, seperti dilansir Liputan6.com.
Sebelumnya, pada Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB, Gunung Semeru mengalami erupsi dan meluncurkan awan panas guguran sejauh empat kilometer. Namun, secara visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 4.287 detik.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
-
Apa saja yang terjadi saat Jamasan Jimat? Setelah jimat-jimat dikeluarkan, sang juru kunci bersama para kerabat Amangkurat segera membuka kain mori kusam yang membungkus pusaka sebelum dicuci menggunakan air jeruk bali.
-
Apa itu Jurig Jarian? Dalam bahasa Sunda, Jurig berarti hantu dan Jarian adalah tempat yang kotor. Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor seperti tempat sampah.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Memang benar telah terjadi awan panas guguran satu kali di Gunung Semeru pagi tadi," ujar Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani.
Aktivitas Vulkanik
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Pengamatan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Lumajang pada Selasa periode 06.00-12.00 WIB menunjukkan terjadi 18 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dengan lama gempa 75-150 detik. Selain itu, terjadi satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 22 mm dengan lama gempa 575 detik.
Selanjutnya, pada periode pukul 12.00-18.00 WIB, tercatat gempa letusan sebanyak 18 kali dengan amplitudo 15-23 mm dengan lama gempa 55-210 detik. Kemudian gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 7-8 mm. Serta terekam adanya lahar dingin sebanyak satu kali.
"Status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada, sehingga PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada warga masyarakat terkait dengan peningkatan aktivitas gunung itu," jelasnya.
Imbauan untuk Masyarakat
©2021 Merdeka.com/Instagram @khofifah.ip
Pihak PVMBG mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah Gunung Semeru, serta jarak empat kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," imbuh Nia.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Pasalnya, saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai adanya potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman lahar dingin di sepanjang daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," pungkasnya.