Bukti Kebesaran Cinta, Kiai Ini Rela Berjalan Menuntun Kuda yang Dinaiki Istri dari Sidoarjo ke Rembang
Saking cintanya kepada sang istri, kiai ini rela jalan kaki menuntun kuda yang ditumpangi istrinya dari Sidoarjo ke Rembang.
Kisah cinta keduanya dipenuhi peristiwa mengharukan.
Bukti Kebesaran Cinta, Kiai Ini Rela Berjalan Menuntun Kuda yang Dinaiki Istri dari Sidoarjo ke Rembang
Kisah cinta sejoli ini dipenuhi peristiwa-peristiwa mengharukan. Sejoli ini dikenal dengan nama Mbah Muhdlor dan dan Mbah Syamsiyah. Sejoli ini rupanya memiliki latar belakang keluarga yang berbeda.
(Foto: Freepik)
-
Apa kata-kata bijak yang bisa menggambarkan cinta dan kasih sayang saudara kandung? Tidak ada cinta seperti cinta untuk saudara dan tidak ada cinta seperti cinta dari saudara.
-
Apa saja yang jadi ciri khas caption galau tentang cinta? Caption galau akibat cinta paling galau yang menyentuh dapat mewakili perasaanmu. Anda harus yakin agar dapat move on dan bangkit lagi dari kesedihan serta menjalani kehidupan di lembaran yang baru.
-
Kapan kisah cinta mereka dimulai? Melansir dari laman WTOC The Southeast News Leader, kisah cinta keduanya dimulai dari tahun 1948.
-
Apa ciri-ciri kata-kata cinta yang romantis dan penuh makna? Cinta adalah perasaan yang mendalam dan kompleks yang bisa dirasakan oleh setiap orang. Kata cinta bisa disampaikan sebagai ungkapan dari perasaan tulus.
-
Apa contoh-contoh kata-kata cinta dalam diam? “Sampai detik ini setidaknya aku tahu gimana rasanya mencintai dalam diam, memendam perasaan rindu sendirian.” “Terkadang memendam adalah pilihan satu-satunya agar semua terlihat baik-baik saja.”
-
Kata-kata indah apa yang menggambarkan cinta yang sempurna? “Aku melihatmu begitu sempurna, hingga aku mencintaimu. Lalu aku melihat bahwa kamu tidak sempurna dan aku semakin mencintaimu.” —Angelita Lim
Leluhur Mbah Syamsyiyah punya status sosial tinggi bila dibandingkan dengan leluhur Mbah Muhdlor.
Pada diri Mbah Syamsyiyah mengalir darah dari Mbah Sulaiman yang merupakan seorang ulama alim dan sakti madraguna. Keturunan Mbah Sulaiman juga diakui banyak yang sakti. Sementara itu, Mbah Muhdlor merupakan keturunan nelayan biasa.
Nasab keduanya terbilang sangat jauh. Menyadari itu, Mbah Muhdlor bernazar akan melakukan sejumlah hal jika ia berhasil mempersunting Mbah Syamsyiyah, cucu Kiai Sulaiman Mojo Agung yang memikat dirinya.
(Foto: Freepik)
Mbah Muhdlor berjanji akan bertata bahasa halus kepada Mbah Syamsyiyah. Tidak hanya itu, ia juga akan memenuhi semua permintaan Mbah Syamsyiyah selagi tidak bertentangan dengan syariat Islam, sebagaimana mengutip laman resmi Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, ppalanwar.com.
(Foto: Freepik jcomp)
Bukti Cinta
Mbah Muhdlor akhirnya berhasil mempersunting pujaan hatinya. Ia pun melaksanakan nazarnya. Bahkan, suatu waktu saat Mbah Muhdlor dan Mbah Syamsyiyah melakukan perjalanan dari Sidoarjo ke Jombang, ada peristiwa luar biasa yang terjadi. Mbah Muhdlor meminta istrinya naik kuda, sementara ia berjalan menuntun dari Sidoarjo ke Rembang.
Mbah Syamsiyah yang statusnya sudah menjadi istri Mbah Muhdlor rajin puasa setahun penuh. Ia tidak mau diajak berhubungan badan suami istri terlebih dahulu sebelum keduanya pergi haji.
(Foto: Pinterest Wordpress)
Ibadah Haji
Saat melakukan perjalanan ibadah haji, Mbah Muhdlor dan Mbah Syamsyiyah sempat terdampar karena saat itu naik kapal layar. Mereka terdampar di Pulau Mondoliko Jepara, Pulau Pinang, dan Singapura.
- Cekcok karena Dicueki, Pria di Tangerang Dorong Istri hingga Terjatuh dan Meninggal
- Cerita Kakek Tua Rela Jadi Tukang Becak Dayung Demi Sesuap Nasi, 'Becak Saya Jelek Tak Ada yang Mau Naik'
- Kasus Istri Tinggalkan Suami Kembali Terjadi di Bogor, Kini Bawa Kabur Semua Perhiasan
- Kesal Ditinggal Main Bola Terus, Istri Nyusul ke Lapangan Bawa Parang Potong 'Punya' Suaminya
Ketika Mbah Muhdlor dan Mbah Syamsyiyah dianugerahi keturunan, nama para buah hatinya disesuaiakan dengan peristiwa yang pernah dialami keduaya ketika berhaji.
Anak pertama diberi nama Nyai Mondolika. Kelak ia menjadi istri KH Basyar Tuban yang menurunkan kiai-kiai Makam Agung Tuban.
Anak kedua bernama Nyai Pinang. Kelak ia disunting Kiai Ghozali Sarang dan menurunkan kiai-kiai Sarang.
Anak ketiga bernama Kiai Singgopuro (Kiai Misbah) yang kelak menurunkan Kiai-Kiai Sidoarjo, termasuknya KH. Ali Masyhuri bin Mubin bin Dasuki bin Misbah (Singgopuro).