Konsisten Jaga Warisan Leluhur, Begini Kisah Julius Setiawan Satu-satunya Perajin Barongsai di Sidoarjo
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, cuannya meningkat karena banyak pesanan barongsai
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, cuannya meningkat karena banyak pesanan barongsai
Konsisten Jaga Warisan Leluhur, Begini Kisah Julius Setiawan Satu-satunya Perajin Barongsai di Sidoarjo
Julius Setiawan, warga perumahan Pondok Jati jadi satu-satunya perajin barongsai di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Menjelang tahun baru Imlek, ia kebanjiran pesanan.
- Istimewanya Respati-Astrid yang Kampanye Selalu di-Endorse Keluarga Jokowi
- Diselingi Tawa, Begini Aksi Bhabinkamtibmas Ajak Warga Kawal Pilkada Damai
- Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
- 'Jebolan' Istana & Surakarta, Mayjen Widi Melesat Bakal Jadi Bintang Tiga Termuda di TNI AD
Profesi Warisan
Julius merupakan generasi kedua di keluarganya yang membuat kepala barongsai dan pernak-pernik pentas. Bisnis ini pertama kali dirintis sang ayah, Nugroho Notodiputhera.
Cuan Imlek
Menjelang tahun baru Imlek tahun 2024, Julius mampu menyelesaikan 20-30 kepala barongsai pesanan. Pemesannya tidak hanya datang dari Jawa Timur, tetapi juga dari daerah-daerah lain. Tahun ini Julius membuat barongsai baru yakni liong naga sepanjang 20 meter.
Pria 34 tahun itu membanderol satu set barongsai denga harga Rp4 juta hingga Rp5 juta. Sementara untuk liong naga sepanjang 20 meter dijual seharga Rp8 juta.
Tahun ini, pesanan sudah diterima Julius sejak tiga bulan sebelum Imlek. Mengutip YouTube Liputan6,Julius membutuhkan waktu sekitar tiga pekan untuk mengerjakan satu set barongsai.
Klub Barongsai di Sidoarjo
Pada tahun 2001, Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, ingin daerahnya punya klub kesenian barongsai sendiri. Ayah Julius, Nugroho Notodiputhera kemudian membeli dua singa barongsai sekaligus mendirikan klub Barongsai dan Liang Liong Dharma Bhakti Sidoarjo. Kelompok yang ebranggotakan 30 orang ini menjadi pionir dan satu-satunya kelompok kesenian barongsai di Sidoarjo. Julius yang saat itu masih duduk dibangku SMP selalu mengikuti kegiatan sang ayah dengan kelompok barongsai tersebut.
Lestarikan Warisan Ayah
Sepeninggal ayahnya, Barongsai dan Liang Liong Dharma Bhakti Sidoarjo terus berkembang di bawah kepemimpinan Julius. Mengutip situs resmi KORMI Kabupaten Sidoarjo, hingga tahun 2021 tercatat ada 50 anggota. Julius mengelar latihan rutin setiap Hari Jumat dan Minggu di depan rumahnya mulai pukul 15.00 WIB. Siapapun boleh bergabung dengan klub barongsai tersebut. Meski barongsai adalah tarian tradisional Cina, tapi keanggotaan klub ini tidak terbatas pada ras dan agama tertentu. Bahkan, mayoritas anggotanya adalah muslim.