Modal Rp 3 Juta untuk Warung Pertama, Pria Ini Sekarang Punya Banyak Warung Pecel Lele di Malaysia
Kesuksesannya punya ratusan cabang warung pecel lele ternyata berawal dari buku catatan kecil
Rangga Umara dulunya merupakan seorang penyiar radio di Kota Bandung. Ketertarikannya pada bisnis kuliner berawal saat ia melihat warung ayam bakar baru di seberang kantornya selalu dipadati pembeli.
“Namanya ayam bakar Wong Solo yang punya Pak Puspo Wardoyo. Setiap kali ke warung, Pak Puspo ini naik mobil harga miliaran rupiah. Ini yang menginspirasi saya, bahwa orang bisnis kuliner warung tenda bisa buka cabang di mana-mana terus naik mobil mewah,” ungkap Rangga, dikutip dari YouTube PecahTelur, Rabu (2/10/2024).
- Akhir Pelarian Wanita Perampok Sadis Nenek Pemilik Warung, Perhiasan Korban Dijual Buat Modal Kabur
- Malu karena Disuruh Istri Beli Pembalut, Pria ini Menyamar ke Warung Sampai Kenakan Pakaian Wanita
- Tak Punya Lahan dan Hanya Modal Rp2 Juta, Pria Magelang Ini Sukses Bertani Pepaya Hasilnya Bisa Buat Beli Mobil dan Umrah
- Modal Awal Cuma Rp10 Ribu, Ibu ini Sukses Jualan Rempeyek Hingga Bisa Beli Dua Rumah Mewah
Gara-gara kepikiran terus dengan warung ayam bakar dan sosok Puspo Wardoyo, Rangga pun menuliskan keinginannya membuka bisnis kuliner di buku catatannya yang ia beri nama Dream Book.
“Dream Book itu buku catatan kecil biasa, saya menuliskan semua cita-cita saya buku tersebut,” imbuh pria berkacamata itu.
Berani Bermimpi
Rangga pun akhirnya memulai karier sebagai pebisnis di bidang kuliner pada tahun 2006 silam dengan modal kecil, yakni hanya Rp3 juta. Bahkan saat itu, ia sengaja membeli barang-barang bekas layak pakai untuk warung pecel lele pertamanya.
Dia pun memulai bisnis kuliner dengan cara belajar otodidak. Pasalnya, ia tidak memiliki latar belakang di bidang kuliner. Sejak awal, Rangga menggunakan konsep menulis segala cita-cita dalam buku catatan kecilnya.
Bahkan, saat baru membuka warung pecel lele pertamanya, ia sudah bermimpi pada tahun pertamanya bisa memiliki 10 cabang.
“Dulu kalau ditanya cara (mengembangkan bisnis sampai punya banyak cabang), saya enggak tahu caranya. Jurus saya hanya melakoni (melakukan),” ujar Rangga.
Berkembang Pesat
Seperti bisnis pada umumnya, bisnis kuliner milik Rangga pun mengalami pasang surut. Meski demikian, ia berpegang teguh pada tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan inilah yang membuat dia berupaya terus belajar untuk mengembangkan bisnisnya.
“Saya memilih bisnis yang memang sudah ada pasarnya, makanya saya pilih buka warung pecel lele. Terus saya riset kecil bagaimana caranya agar makanan yang biasa ini tampak berbeda," kata Rangga.
Salah satu kunci keberhasilan Rangga dalam mengelola bisnis ialah tidak hanya fokus pada permasalahan yang dihadapi, tetapi lebih jauh memikirkan bagaimana segala permasalahan bisa teratasi satu per satu.
“Saya selalu ingat omongan Om Bob Sadino, orang kalau mau bisnis jangan kebanyakan mikir. Itu juga yang saya lakukan,” terang Rangga.
Kesibukan saat Ini
Kini, Rangga tidak hanya fokus mengurusi bisnis kulinernya yang tersebar di berbagai daerah, bahkan luar negeri. Saat ini, Rangga sudah memiliki warung dengan 135 cabang, termasuk enam cabang di luar negeri.
Ia merupakan sosok penting di balik komunitas Kuliner Mastery. Melalui komunitas ini, Rangga mendampingi para pengusaha kuliner untuk tumbuh, saling berbagi ilmu, hingga mencapai kesuksesan.
“Kaya itulah saat pengalaman bertambah, bukan hanya materi. Saya ingat omongan seorang rekan, yang bilang harta tidak bisa menjaga saya, tapi ilmu bisa terus melekat pada diri saya sampai mati,” ungkap Rangga.
Melalui komunitas Kuliner Mastery, Rangga yang sudah memiliki pengalaman di bidang bisnis kuliner sekitar 20 tahun ini ingin memberikan konstribusi pada bidang kuliner di Indonesia, yakni dengan membantu para pemilik bisnis mencapai sukses bersama-sama.