Penyebab Plasenta Previa pada Wanita dan Komplikasi yang Menyertainya
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun janin berupa perdarahan, prematuritas dan peningkatan angka kesakitan dan kematian prenatal. Berikut pengertian lebih lanjut mengenai penyebab dan klasifikasi plasenta previa.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum sehingga plasenta berada di depan jalan lahir. Ini ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan.
Plasenta previa sejalan dengan bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim kearah proksimal. Ini memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut berimigrasi.
-
Apa itu plasenta previa? Plasenta previa adalah masalah pada kehamilan yang dapat mengancam kandungan. Plasenta adalah organ vital yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Organ ini bertugas untuk menyediakan nutrisi dan oksigen kepada janin yang sedang tumbuh.
-
Bagaimana cara mencegah plasenta previa? Meskipun plasenta previa tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini.
-
Kapan biasanya perdarahan pada plasenta previa terjadi? Perdarahan yang terjadi pada plasenta previa umumnya tidak menyakitkan dan dapat muncul sewaktu-waktu.
-
Siapa yang lebih berisiko mengalami plasenta previa? Jika seorang ibu telah mengalami kondisi ini pada kehamilan sebelumnya, risiko untuk mengalaminya kembali pada kehamilan selanjutnya akan lebih tinggi.
-
Mengapa plasenta previa berbahaya? Hal ini memicu kemungkinan seorang ibu hamil mengalami perdarahan yang serius saat hamil atau saat melahirkan.
-
Apa tanda-tanda kehamilan yang terkait dengan bentuk payudara? Tabel tanda-tanda hamil anak laki-laki bisa dilihat dari bentuk payudara calon ibu. Umumnya, calon ibu yang memiliki bantuk payudara sebelah kanan lebih besar, bisa menandakan bahwa Anda akan memiliki anak laki-laki.
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di segmen bawah rahim yang dapat memberikan dampak yang sangat merugikan ibu maupun janin berupa perdarahan, prematuritas dan peningkatan angka kesakitan dan kematian prenatal. Berikut pengertian lebih lanjut mengenai penyebab dan klasifikasi plasenta previa.
Klasifikasi Plasenta Previa
Klasifikasi plasenta previa terbagi dalam empat tingkatan, yaitu:
- Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
- Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
- Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
- Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.
Penyebab Plasenta Previa
Penyebab plasenta previa masih belum jelas diketahui. Menurut Mochtar (1998) dalam publikasi ilmiah Universitas Muhammadiyah Solo, terdapat beberapa faktor penyebab plasenta previa, yaitu umur, hipoplasia endometrium, endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi, kuretase, korpus luteum bereaksi lambat, tumor seperti mioma uteri, malnutrisi.
Mengutip dari alodokter.com, faktor risiko penyebab plasenta previa juga bisa disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini;
- Berusia 35 tahun atau lebih.
- Merokok saat hamil atau menyalahgunakan kokain.
- Memiliki bentuk rahim yang tidak normal.
- Bukan kehamilan pertama.
- Mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
- Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang.
- Hamil bayi kembar.
- Pernah keguguran.
- Pernah menjalani operasi pada rahim, seperti kuret, pengangkatan miom, atau operasi caesar.
Gambaran Klinis Plasenta Previa
Mengutip dari publikasi usu.ac.id, ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri. Perdarahan biasanya terjadi diatas akhir trimester kedua.
Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti sendiri. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian. Dan saat perdarahan berulang biasanya perdarahan yang terjadi lebih banyak dan bahkan sampai mengalir.
Karena letak plasenta pada plasenta previa berada pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering teraba bagian terbawah janin masih tinggi diatas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Pada plasenta previa ini tidak ditemui nyeri maupun tegang pada perut ibu saat dilakukan palpasi.
Diagnosis Plasenta Previa
Diagnosa plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan pemeriksaan:
1. Gejala klinis
Gejala utama berupa perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan trimester III yang bersifat tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless) dan berulang (recurrent).
2. Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah dan bagian terbawah janin belum turun, biasanya kepala masih floating.
3. Pemeriksaan inspekulo
Tujuannya adalah untuk mengetahui asal perdarahan, apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina.
4. Penentuan letak plasenta tidak langsung
Dapat dilakukan dengan radiografi, radioisotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaan radiografi clan radioisotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
5. Penentuan letak plasenta secara langsung
Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan banyak perdarahan. Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di masukkan hati-hati kedalam OUI untuk meraba adanya jaringan plasenta
Komplikasi Plasenta Previa
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan bayi yaitu:
Selama kehamilan pada ibu dapat menimbulkan perdarahan antepartum yang dapat menimbulkan syok, kelainan letak pada janin sehingga meningkatnya letak bokong dan letak lintang. Selain itu juga dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Selama persalinan plasenta previa dapat menyebabkan ruptur atau robekan jalan lahir, prolaps tali pusat, perdarahan postpartum, perdarahan intrapartum, serta dapat menyebakan melekatnya plasenta sehingga harus dikeluarkan secara manual atau bahkan dilakukan kuretase.
Sedangkan pada janin plasenta previa ini dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah, munculnya asfiksia, kematian janin dalan uterus, kelainan kongenital serta cidera akibat intervensi kelahiran.