Peristiwa 27 Januari: Wafatnya Soeharto serta Jasa Besar Presiden Kedua Indonesia
Berikut ini beberapa kenangan serta jasa dari Presiden Soeharto selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke-dua.
Pada 27 Januari 2008 silam, Indonesia dirundung duka. Tim Dokter Kepresidenan resmi mengumumkan bahwa Presiden Kedua RI Soeharto telah wafat setelah menjalani perawatan selama 23 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Seketika tangis pecah saat itu.
Dilansir dari Liputan6, saat itu AKBP Dicky Sondani selaku Kepala Kepolisian Sektor Kebayoran Baru yang bertanggung jawab penuh atas keamanan sang Jenderal mengungkapkan bahwa situasi begitu haru, karena rakyat Indonesia harus kehilangan mantan pemimpinnya.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
-
Apa masalah utama yang dihadapi Yogyakarta terkait sampah? Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Apa yang dinikmati oleh Kasad dan keluarganya di Yogyakarta? Saat sampai di Yogyakarta, ketiganya langsung menikmati kuliner khas kota tersebut. Mereka tampak datang dan menikmati sajian khas dari Yogyakarta yaitu Gudeg.
-
Apa arti dari 'Ya Rahman Ya Rahim'? Secara harfiah, Ya Rahman Ya Rahim berarti "Wahai Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang". Dua kata "Rahman" dan "Rahim" secara khusus menggambarkan sifat-sifat Allah yang amat penyanng.
Wafatnya Soeharto saat itu dinilai di luar prediksi, bahkan oleh tim kedokteran yang terus memantau kondisi Soeharto saat dalam fase kritis. Sebab, dokter mengira Pak Harto akan sembuh total dari penyakitnya. Karena pada Sabtu malam, 26 Januari 2008, keadaan Pak Harto semakin membaik. Bahkan sempat diprediksi dapat kembali ke rumah 3 sampai 4 hari mendatang.
Bagi rakyat Indonesia, pastinya sosok Soeharto begitu banyak miliki kenangan selama beliau menjabat sebagai pemimpin Indonesia kurang lebih selama 31 tahun lamanya, mulai dari 12 Maret 1967 hingga berakhir saat terjadinya kerusuhan pada Maret 1998 silam, yang berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto.
Sosok Soeharto Selama Menjabat
Dilansir dari Liputan6, Soeharto di mata anggota DPR Fraksi Partai Golkar M Misbakhun adalah sosok yang memiliki visi besar dan berpikir panjang dalam hal pembangunan untuk rakyat Indonesia.
Menurutnya, Soeharto merupakan pemimpin besar dengan visi besar pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Beliau banyak membuat strategi matang dengan libatkan banyak putra-dan putri terbaik bangsa dalam perencaan program pembangunan dan dilaksanakan dengan konsisten.
Pembangunan tersebut dinilai dilakukan oleh Soeharto dalam segala bidang. Indonesia yang kini miliki banyak infrastruktur juga tak lepas dari peranan dan jasa Presiden Soeharto saat beliau masih memimpin Indonesia.
Namun, dengan kemajuan insfrastruktur dan pembangunan Indonesia saat itu, Misbakhun mengungkapkan bahwa dirinya tak menampik jika pemerintahan Soeharto yang dikenal dengan zaman orde baru (Orba) itu juga memiliki kekurangan, yakni kebebasan masyarakat untuk berekspresi dan menyatakan pendapat.
Diakui PDIP
Kemajuan di Tanah Air berkat adanya pembangunan yang dilakukan Soeharto juga telah diakui oleh Dwi Ria Latifa yang pernah menjadi anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan. Dirinya mengungkapkan bahwa meskipun saat itu PDI menjadi kompetitor Golkar, baik di saat pemilu ataupun parlemen, dirinya tak menampik jasa-jasa yang dilakukan oleh Soeharto, seperti dilansir dari Liputan6.
Dwi Ria Latifa saat era reformasi telah menjadi pengacara PDI Pro Megawati. Maka dari itu, secara sejarah, dirinya mengakui bahwa pada saat kepemimpinan era Soeharto, terdapat sisi positif dan negatifnya. Dalam hal pembangunan di tahap kepemimpinannya tak bisa dipungkiri beliau banyak melakukan pembangunan, apa yang kita rasakan saat ini pembangunan yang berjalan juga dulu dilakukan Pak Harto.
Selain itu, dirinya mengungkapkan bahwa dengan diberlakukannya Garis Besar Haluan Negara (GBHN) oleh Soeharto, maka pembangunan Indonesia yang dilakukan pemerintah menjadi fokus dan terukur.
Namun, Ria juga mengungkapkan bahwa pemerintahan masa Soeharto juga tak menutup fakta mengenai sikap otoriter pemerintahan ini. Faktanya, banyak masyarakat kecewa dan juga tak bisa menyatakan pendapatnya secara bebas yang hal itu juga akhirnya membuat Soeharto lengser dari jabatannya.