Sisi Lain Pendiri NU Kiai Hasyim Asy'ari yang Jarang Terungkap, Liburkan Ngaji pada Hari-hari Tertentu untuk Bertani di Sawah
Ia punya waktu khusus bertemu petani-petani di desa
Ia punya waktu khusus bertemu petani-petani di desa
Sisi Lain Pendiri NU Kiai Hasyim Asy'ari yang Jarang Terungkap, Liburkan Ngaji pada Hari-hari Tertentu untuk Bertani di Sawah
Pendiri NU Kiai Hasyim Asy'ari ibarat paket komplet. Tak hanya kiai, ia juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Pada April 2024 lalu, terbit buku berjudul Hadratussyeikh KHM Hasyim Asy'ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia (Percik Pemikiran Reflektif Socio-Religious KH Abdul Hakim Mahfudz)
-
Siapa yang melaporkan kasus asusila terhadap Hasyim Asy'ari? Hasyim dipecat terkait kasus asusila yang dilaporkan anggota Pelantikan Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda berinisial CAT.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Bagaimana Hasyim Asy'ari menanggapi tuduhan tersebut? Hasyim pun mengakui bahwa kata 'kita' merujuk pada dirinya dan CAT.
-
Apa harta kekayaan Hasyim Asy'ari? Melansir dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Hasyim Asy'ari tercatat melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2023 sebesar Rp9,5 miliar. Jumlah tersebut terbagi menjadi beberapa aset. Antara lain tanah dan bangunan berada di Semarang, Kudus, Rembang dan Pati senilai Rp7,3 miliar. Alat transportasi dan mesin, yakni Motor Vespa PX150,otor Honda, Mobil Toyota Prado, dan Mobil Nissan New Serena senilai Rp324 juta. Harta bergerak lainnya senilai Rp670 juta. Kemudian kas dan setara kas Rp1,1 miliar.
-
Kenapa Hasyim Asy'ari dipecat dari jabatannya? Pemecatan ini terkait kasus asusila yang diperbuat Hasyim kepada Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda.
-
Kenapa Hasyim Asyari melakukan tindakan asusila tersebut? "Bahwa teradu sejak awal pertemuan dengan pengadu memiliki intensi untuk memberikan perlakuan khusus pada pengadu melalui percakapan 'pandangan pertama turun ke hati' emoji peluk," ungkap Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Muhammad Tio Aliansyah.
Buku
Buku yang diterbitkan Tebuireng Institute for Islamic Studies itu memuat kisah kehidupan Kiai Hasyim Asy'ari sejak lahir hingga menimba ilmu ke Bangkalan, Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, Kediri, hingga Mekkah.
Termasuk saat mendirikan Pesantren Tebuireng (1899), hingga mengarang 21 kitab dan dua kitab belum diterbitkan (1937-1947). Selain itu, terkait aktivitas pergerakannya di SI, Komite Hijaz, NU, dan MIAI/Masyumi, lalu turun berjuang dalam Pertempuran 10 November 1945. Hingga kemudian wafat pada 25 Juli 1947.
Petani
Mengutip ANTARA, Kiai Hasyim Asy'ari bukan intelektual menara gading. Ia adalah ilmuwan, ulama, sekaligus aktivis yang senang turun ke masyarakat. Setiap hari Selasa dan Jumat, ia meliburkan ngaji dan memilih bertani di sawah.
Momen di sawah juga ia gunakan untuk bertemu dan mengobrol dengan para petani lain. Pada pertemuan itu, mereka membahasa pengairan, pertanian, dan berbagai masalah lain.
Urgensi Pertanian
Mengutip buku Fragmen Sejarah NU (2017) karya Abdul Mun’im DZ, Kiai Hasyim Asy’ari pernah mengeluarkan fatwa tentang pentingnya membangun pertanian. Tujuannya agar bangsa Indonesia mandiri, maju, dan sejahtera.
Kiai Hasyim Asy’ari menyebut petani sebagai pahlawan bangsa karena berjasa menghidupi masyarakat.
Mengutip laman Pondok Pesantren Tebuireng, Kiai Hasyim Asy’ari pernah menulis artikel tentang petani.
“Pendek kata, bapak tani adalah goedang kekajaan, dan dari padanja itoelah Negeri mengeloearkan belandja bagi sekalian keperloean. Pa’ Tani itoelah penolong Negeri apabila keperloean menghendakinja dan diwaktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe Negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean Negeri, jaitoe di waktunja orang berbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan.” (KH Hasjim Asj’ari, Soeara Moeslimin Indonesia, No. 2 Tahun ke-2, 19 Muharom 1363/15 Januari 1944)
- Dua Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri hingga Tewas Divonis 15 Tahun Penjara
- Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang
- Sisi Lain Kiai Kholil Yasin Penceramah Lucu Asal Bangkalan, Jadwal Ngajinya Penuh hingga 12 Tahun ke Depan
- Sisi Lain Kirei Na Hana dan Wira Yudha Anggota Paskibraka Nasional Perwakilan Jatim