Tanda-Tanda Krisis Paruh Baya yang Patut Diketahui, Berikut Penyebabnya
Psikoanalis Elliott Jacques menciptakan istilah "krisis paruh baya" pada 1960-an. Mengenali apa saja tanda-tanda krisis paruh baya dapat membantu Anda untuk melewatinya. Krisis paruh baya atau midlife crisis adalah kondisi psikologis yang terjadi kira-kira antara usia 40 dan 60 tahun.
Mengenali apa saja tanda-tanda krisis paruh baya dapat membantu Anda untuk melewatinya. Krisis paruh baya atau midlife crisis adalah kondisi psikologis yang terjadi kira-kira antara usia 40 dan 60 tahun. Satu kepercayaan umum tentang tahap kehidupan ini adalah bahwa Anda akan menghadapi gejolak batin tentang identitas, pilihan hidup, dan kefanaan eksistensi.
Psikoanalis Elliott Jacques menciptakan istilah "krisis paruh baya" pada 1960-an. Jacques mencatat bahwa pasien berusia pertengahan hingga akhir 30-an tampaknya mengalami masa depresi dan perubahan gaya hidup yang tiba-tiba saat mereka menghadapi gagasan tentang kematian mereka sendiri. Gagasan krisis paruh baya menjadi kepastian biologis yang menyebar.
-
Apa itu mental health? Mental health adalah istilah bahasa Inggris yang berarti kesehatan mental. Ini merujuk kepada kondisi kesehatan mental atau pikiran yang dimiliki seseorang. Layaknya fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga untuk meningkatkan kualitas hidup.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Apa yang dimaksud dengan kelelahan mental? Kelelahan mental, yang juga dikenal sebagai burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan emosional kronis yang disebabkan oleh stres berkepanjangan, kelebihan kerja, atau ketidakseimbangan antara tanggung jawab dan sumber daya.
-
Apa definisi dari mental health? Mental health adalah kondisi kesehatan yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Hal ini mencakup bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh sebagian besar penduduk Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, diketahui juga bahwa lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Bergantung pada keadaan dan pandangan, krisis paruh baya dapat menjadi waktu yang menegangkan sekaligus membingungkan. Sebab usia paruh baya juga bisa menjadi masa pertumbuhan, stabilitas, dan kegembiraan. Mempelajari tanda-tanda krisis paruh baya dan mencari tahu apa penyebabnya dapat membantu Anda mengidentifikasi cara untuk menangani stres yang menyertainya.
Tanda-Tanda Krisis Paruh Baya
Dilansir dari laman helpguide.org, tingkat keparahan tanda-tanda atau gejala krisis paruh baya dapat bervariasi bagi masing-masing individu. Gender juga dapat berperan dalam bagaimana krisis paruh baya terungkap.
Wanita lebih cenderung melalui periode refleksi diri saat mereka beralih dari fase memenuhi kebutuhan orang lain menjadi memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pria, di sisi lain, lebih cenderung merasa seolah-olah keputusan mereka di masa lalu telah membatasi pilihan masa depan mereka.
©CCO Public Domain
Berikut adalah beberapa tanda-tanda krisis paruh baya yang harus diperhatikan:
1. Kesedihan dan penyesalan yang mendalam. Mungkin Anda merenungkan peluang yang terlewatkan dalam hubungan atau pekerjaan. Ini mengarah pada ketidakbahagiaan yang mendalam dengan saat ini dan kecenderungan untuk mengabaikan aspek-aspek baik dari hidup Anda.
2. Gelisah dan melamun. Anda mungkin merasa bosan atau lelah dengan rutinitas harian Anda, baik itu termasuk jadwal kerja atau tanggung jawab lainnya. Mungkin Anda mulai melamun tentang bagaimana jadinya hidup jika Anda mengikuti jalur karier yang berbeda atau menikah dengan pasangan yang berbeda. Keinginan untuk berubah dapat membuat Anda sulit untuk fokus pada apa yang ada di depan mata.
3. Sifat lekas marah. Merasa seperti keputusan masa lalu telah mengurung Anda atau membatasi potensi Anda dapat menyebabkan serangan kemarahan yang tiba-tiba. Anda mungkin merasa kesal dengan pasangan, orang tua yang sudah lanjut usia, atau teman terdekat karena hal-hal kecil yang sebenarnya remeh.
4. Nostalgia. Alih-alih berfokus pada hal-hal positif saat ini, Anda mulai mengidealkan gaya hidup masa lalu. Mungkin Anda mengenang betapa atletisnya Anda dulu atau betapa luasnya lingkaran sosial Anda di perguruan tinggi.
5. Perilaku impulsif dan memanjakan. Anda mungkin mulai melakukan pembelian dalam jumlah besar atau meningkatkan penggunaan alkohol dan narkoba untuk mengatasi perasaan tidak puas. Beberapa orang mulai lebih menikmati makanan, makan berlebihan karena bosan atau stres. Tidak satu pun dari perilaku ini yang benar-benar memuaskan Anda, tetapi dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan.
6. Perubahan hasrat seksual. Beberapa orang mengalami lonjakan hasrat seksual, sementara yang lain mengalami penurunan minat terhadap seks. Anda mungkin memikirkan perselingkuhan atau terlibat perselingkuhan karena Anda ragu dengan hubungan Anda saat ini. Pikiran berkencan dengan seseorang yang lebih muda mungkin terkait dengan rasa tidak aman Anda sendiri tentang penuaan.
7. Perubahan ambisi. Anda mungkin tiba-tiba merasa termotivasi untuk membuat perubahan dalam hidup, seperti pindah ke daerah baru, membeli rumah baru, atau mencapai posisi yang lebih tinggi di tempat kerja. Ini bisa menjadi upaya untuk memperbaiki apa yang sekarang Anda anggap sebagai "keputusan masa lalu yang buruk". Di sisi lain, Anda mungkin merasa kurang termotivasi untuk meraih tujuan lain saat mulai mempertanyakan tujuan hidup Anda.
Penyebab Krisis Paruh Baya
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi tanda-tanda krisis paruh baya, hal selanjutnya yang harus dipelajari adalah apa penyebab dari kemunculan krisis paruh baya itu sendiri. Gagasan mengenai krisis paruh baya sebagian besar dibentuk oleh pandangan budaya. Perlu diingat bahwa tidak semua budaya menganut konsep krisis paruh baya.
Contoh, masyarakat Barat cenderung menggambarkan penuaan fisik secara negatif, sambil mengagungkan masa muda. Penekanan berlebihan pada kepikunan dan berkurangnya kemampuan fisik dapat membuat penuaan tampak seperti prospek yang menakutkan. Dan tidak sulit untuk menemukan produk yang menjanjikan untuk mengurangi kerutan dan uban yang "tidak sedap dipandang", yang menyiratkan bahwa Anda menjadi kurang menarik seiring bertambahnya usia.
Hal-hal negatif seputar penuaan juga dapat membuat Anda merasa putus asa atau mengalami penurunan harga diri saat mencapai usia paruh baya. Anda mungkin merasa terdorong untuk mengevaluasi kembali kemajuan Anda dalam hidup atau memandang periode waktu ini hanya sebagai transisi menuju usia tua. Tentu saja, stres atau kemunduran yang sangat nyata selama masa dewasa juga dapat memperburuk atau memicu apa yang Anda anggap sebagai krisis paruh baya. Stresor ini dapat melibatkan perubahan pada kesehatan fisik, hubungan sosial, karier, atau keuangan Anda.
Tips Menghadapi Krisis Paruh Baya
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi krisis paruh baya secara positif, yaitu:
1. Terima perubahan
Perubahan tidak bisa dihindari seiring bertambahnya usia, dan berdamai dengan perubahan adalah hal yang sangat penting untuk menemukan kepuasan di masa paruh baya. Pendekatan hidup yang adaptif akan membantu Anda menyesuaikan diri dengan perubahan dan memupuk ketahanan emosional.
2. Miliki tujuan
Situasi seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau perasaan kosong saat ditinggalkan oleh anak-anak yang sudah dewasa dan mandiri mungkin membuat Anda seolah kehilangan tujuan hidup. Untuk itu, sangat penting mencari dan memiliki tujuan saat mencapai usia paruh baya. Anda bisa mencari dan mengerjakan hobi baru, atau aktif dalam kegiatan sosial yang beranggotakan orang-orang yang seumuran dengan Anda.
3. Utamakan perawatan diri
Usia paruh baya kemungkinan besar akan membawa perubahan pada tubuh, kebiasaan tidur, dan hubungan Anda dengan makanan. Mungkin Anda lebih sulit tidur atau berlari dengan kecepatan yang sama. Daripada merasa putus asa dengan perubahan ini, penting untuk mendedikasikan sedikit waktu ekstra untuk mengembangkan dan mempertahankan kebiasaan sehat untuk menjaga diri Anda.
4. Sesuaikan persepsi Anda tentang paruh baya dan penuaan
Jika Anda berfokus secara eksklusif pada hal-hal negatif, Anda akan menemukan banyak alasan untuk tidak bahagia di usia paruh baya. Tetapi ingatlah bahwa setiap tahap kehidupan datang dengan pasang surutnya. Maka dari itu itu, temukan cara untuk mengalihkan fokus dan persepsi Anda ke aspek positif usia paruh baya.