7 Tanda Gangguan Pencernaan pada Bayi, Ketahui Cara Mengatasinya
Penting untuk mengetahui tanda-tanda bayi mengalami gangguan pencernaan.
Seperti diketahui, bayi memiliki sistem organ tubuh yang belum sempurna dan masih berkembang. Kondisi ini sering kali membuat bayi lebih rentan terserang berbagai macam penyakit. Tak heran jika orang tua perlu berhati-hati dalam menjaga kesehatan bayi.
Salah satu risiko kesehatan yang rentan terjadi adalah gangguan pencernaan. Dalam hal ini, orang tua mungkin kesulitan memahami gejala ketika bayi mengalami gangguan pencernaan. Namun, terdapat beberapa tanda gangguan pencernaan pada bayi yang umum terjadi dan bisa diperhatikan.
-
Bagaimana bayi mengatasi kesulitan buang air besar? “Bayi baru lahir belum tahu bagaimana mengontrol dan mengkoordinasikan sfingter analnya, otot yang menahan tinja di rektum,“ kata Rebecca Preziosi, M.D., seorang dokter anak di Pusat Medis Sharp Rees-Stealy di San Diego. “Mereka harus mendorong dan mendengus untuk membuat tinja melewati otot ini.“
-
Apa tanda bayi gak nyaman setelah makan? Ketika bayi menjadi rewel setelah makan, hal itu sebenarnya disebabkan mereka merasa tidak nyaman karena udara yang ada di perut.
-
Kenapa sembelit bisa terjadi pada bayi? Dari bayi hingga dewasa, konstipasi dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak seimbang, kurang asupan serat, dehidrasi, dan kurang aktivitas fisik.
-
Apa saja gejala bayi tersedak? Gejala bayi yang tersedak dapat bervariasi, dan penting bagi orang tua atau pengasuh untuk dapat mengenali tanda-tanda tersebut. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi saat bayi mengalami tersedak:1. Kesulitan BernapasBayi yang tersedak mungkin tampak kesulitan bernapas. Mereka bisa mengeluarkan suara mengi atau desis, atau terlihat merasa tidak nyaman dengan pernapasan yang terganggu. 2. Wajah Berubah WarnaWarna kulit bayi dapat berubah menjadi kebiruan atau keunguan, terutama pada area sekitar bibir dan wajah. Ini dapat menandakan bahwa bayi mengalami kekurangan oksigen.3. Tidak Bisa Menangis atau Menangis Tanpa SuaraBayi yang tersedak mungkin kesulitan menangis, atau jika menangis, suara tangisannya mungkin tidak bersuara atau terdengar lemah. 4. Kesulitan Menelan atau Batuk-batukBayi yang tersedak dapat menunjukkan tanda-tanda kesulitan menelan atau melakukan gerakan batuk-batuk secara berlebihan.5. Perilaku Cemas atau PanikBayi yang tersedak mungkin menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau panik. Mereka bisa menjadi gelisah, menggerak-gerakkan tangan dan kaki, atau mencoba memasukkan tangan ke dalam mulut. 6. Perubahan Ekspresi WajahEkspresi wajah bayi dapat berubah, terlihat terkejut, atau bahkan menunjukkan ekspresi ketidaknyamanan yang tidak biasa.
-
Kenapa bayi muntah? Muntah biasanya terjadi setelah makan atau minum dalam jumlah besar.
-
Gimana cara mengatasi masalah pencernaan? Mayoritas orang seringkali tidak memenuhi rekomendasi asupan serat harian, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Mulai dari tanda gumoh, perut kembung, buang air besar tidak lancar atau sembelit, hingga BAB berdarah. Berikut kami rangkum berbagai tanda gangguan pencernaan pada bayi yang perlu diketahui.
Tanda Gangguan Pencernaan pada Bayi
Pertama, akan dijelaskan tanda gangguan pencernaan pada bayi. Seperti disebutkan, sistem pencernaan bayi masih dalam tahap berkembang dan belum sempurna. Sehingga bayi sangat rentan mengalami gangguan pencernaan. Berikut berbagai tanda gangguan pencernaan pada bayi yang perlu diperhatikan dengan baik:
- Gumoh: Gumoh adalah kondisi di mana bayi mengeluarkan makanan atau susu dari mulut setelah makan. Hal ini bisa disebabkan oleh kelebihan susu, teknik menyusui yang kurang tepat, atau refluks. Meskipun gumoh umum terjadi, jika disertai gejala lain seperti berat badan yang tidak bertambah atau kesulitan bernapas, perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
- Perut Kembung: Perut kembung terjadi ketika terdapat akumulasi gas dalam saluran pencernaan, menyebabkan perut bayi terlihat lebih besar atau kencang. Ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan tangisan pada bayi. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari pola makan ibu (jika menyusui) hingga jenis susu formula yang diberikan.
- Refluks: Refluks adalah kondisi di mana isi lambung kembali ke kerongkongan, menyebabkan bayi mengalami muntah atau gumoh. Bayi dengan refluks sering kali menunjukkan ketidaknyamanan setelah menyusu, dan mungkin juga tampak rewel atau sulit tidur. Meskipun biasanya tidak berbahaya, jika mengganggu pertumbuhan bayi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
- Kolik: Kolik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tangisan berkepanjangan pada bayi, biasanya terjadi pada jam yang sama setiap hari. Bayi yang mengalami kolik sering terlihat tidak nyaman, menarik kaki ke perut, dan tampak sulit untuk ditenangkan. Penyebab kolik belum sepenuhnya dipahami, tetapi mungkin terkait dengan gas dalam perut atau sensitivitas terhadap makanan.
- Sembelit: Sembelit pada bayi ditandai dengan frekuensi buang air besar yang jarang, serta tinja yang keras dan sulit dikeluarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya asupan cairan atau serat dalam diet. Jika sembelit berlangsung lama atau disertai gejala seperti muntah atau perut kembung, perlu diperiksa oleh dokter.
- Diare: Diare adalah kondisi di mana bayi mengalami buang air besar yang cair dan lebih sering dari biasanya. Diare bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, alergi makanan, atau perubahan pola makan. Diare pada bayi bisa menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik.
- BAB Berdarah: BAB berdarah atau tinja berdarah pada bayi bisa menjadi tanda masalah serius, seperti infeksi, alergi makanan, atau kondisi pencernaan tertentu. Jika bayi mengalami BAB berdarah, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Setiap tanda gangguan pencernaan memerlukan perhatian khusus, dan jika Anda khawatir tentang kondisi bayi Anda, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan pada Bayi
Setelah mengetahui tanda gangguan pencernaan pada bayi, selanjutnya dijelaskan cara mengatasinya. Dalam hal ini, orang tua perlu tenang dan tidak panik. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan pencernaan pada bayi, yaitu sebagai berikut:
- Perhatikan Posisi Menyusui atau Makan yang Benar: Memastikan posisi menyusui atau makan yang benar dapat membantu mencegah masalah pencernaan seperti refluks atau gumoh. Saat menyusui, pegang bayi dalam posisi tegak atau sedikit miring agar susu dapat mengalir dengan baik. Jika menggunakan botol, pastikan puting botol selalu terisi susu, sehingga bayi tidak menelan terlalu banyak udara.
- Pijat Bagian Perut Secara Lembut: Memijat perut bayi dengan lembut dapat membantu meredakan perut kembung dan kolik. Gunakan gerakan melingkar searah jarum jam dengan tekanan yang lembut. Pijat dapat dilakukan setelah menyusui atau saat bayi tenang. Ini dapat membantu mengeluarkan gas yang terperangkap dan memperlancar pencernaan.
- Penuhi Asupan Cairan dan Serat: Pastikan batita mendapatkan cukup cairan dan serat dalam dietnya. Cairan membantu mencegah dehidrasi, terutama saat diare, sementara serat membantu memperlancar buang air besar dan mencegah sembelit. Berikan makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan sereal yang cocok untuk usia mereka.
- Hindari Makanan Tertentu saat Mengalami Gangguan Pencernaan: Saat batita mengalami gangguan pencernaan, sebaiknya hindari makanan yang dapat memperburuk kondisi, seperti makanan berlemak, pedas, atau yang mengandung banyak gula. Makanan seperti produk susu, jus buah, atau makanan yang sulit dicerna sebaiknya dihindari hingga kondisi membaik.
- Pertimbangkan Mengganti Susu Formula: Jika batita Anda mengalami gangguan pencernaan yang berkepanjangan, seperti kolik atau alergi, pertimbangkan untuk mengganti susu formula. Diskusikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai jenis susu formula yang sesuai, seperti susu hypoallergenic atau susu berbasis kedelai, untuk melihat apakah perubahan ini dapat membantu memperbaiki kondisi pencernaan bayi.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan gangguan pencernaan pada batita dapat dikelola dengan lebih baik. Jika masalah pencernaan berlanjut atau semakin parah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.