8 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua saat Memberi Makan Anak
Dalam memberi makan anak bayi, terdapat sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan.
Menghadapi bayi yang menolak makan bisa menjadi tantangan besar bagi orangtua. Banyak faktor yang dapat memengaruhi nafsu makan bayi, dan memahami penyebabnya bisa membantu mengatasi masalah ini.
Masalah anak saat makan sering menjadi perhatian bagi banyak orang tua. Anak-anak mungkin menolak makanan tertentu, makan terlalu sedikit, atau bahkan memilih makanan yang kurang bergizi. Salah satu penyebab utamanya adalah selera makan yang berubah-ubah sesuai dengan fase pertumbuhan mereka. Anak-anak juga cenderung lebih memilih makanan manis atau makanan cepat saji dibandingkan makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan.
-
Kenapa anak susah makan? 'picky eater' masih tergolong normal bila anak masih dapat memakan lebih dari 15 jenis makanan dan mau makan bersama keluarga.
-
Apa penyebab anak malas makan? Perubahan nafsu makan juga bisa terjadi pada anak usia ini, terutama ketika mencoba makanan baru. Selain itu, masalah kesehatan seperti infeksi virus atau bakteri, sembelit, eosinophilic esophagitis, intoleransi makanan, dan gangguan organ seperti ginjal dan hati juga bisa mempengaruhi nafsu makan anak.
-
Bagaimana cara mengatasi anak susah makan? 'Cari tahu dahulu penyebabnya dengan berkonsultasi bersama dokter spesialis anak bila terkait penyakit atau dietisien anak atau terapis makan bila ada gangguan gizi atau oromotor,' ujar dia.
-
Bagaimana mengatasi anak susah makan? Berikut beberapa cara yang dapat dicoba untuk membantu mengatasi masalah ini: 1. Menggunakan Aroma Ajak anak mengidentifikasi aroma berbeda untuk membantu mereka mengenal rasa baru. Aroma makanan dapat memicu rasa ingin tahu anak terhadap makanan baru. 2. Variasi Tekstur, Rasa, dan Warna 3. Ajak Anak Memasak Ajak anak untuk memasak makanan mereka sendiri. Mengikuti proses memasak dan mencium aroma baru dapat merangsang nafsu makan mereka. 4. Gunakan Sumpit Gunakan tren 'chopstick hack' dengan menggunakan sumpit untuk menyuapi anak. Metode ini dapat membantu anak membuka mulut saat makan. 5. Konsultasi dengan Profesional Jika anak terus menunjukkan tanda-tanda gangguan sensori pengecap, segera konsultasikan dengan profesional. Mereka dapat membantu menemukan akar masalah dan memberikan terapi yang sesuai.
Selain itu, masalah makan pada anak bisa dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur atau suasana makan yang kurang kondusif. Ketegangan saat makan, seperti paksaan untuk menghabiskan makanan atau gangguan dari perangkat teknologi, bisa mempengaruhi pola makan anak. Hal ini sering kali menyebabkan stres, baik bagi anak maupun orang tua, sehingga waktu makan menjadi momen yang penuh ketegangan, bukan kesenangan.
Dilansir Zero to Five, berikut adalah delapan alasan umum mengapa bayi menolak makan dan tips untuk mengatasinya.
1. Makan Bersama
Bayi sering kali menolak makan jika mereka merasa terputus dari aktivitas makan keluarga. "Orang-orang adalah makhluk sosial, dan perasaan ini sangat muncul saat waktu makan," kata seorang ahli. Memberikan makanan kepada bayi saat keluarga sedang makan dapat membuatnya merasa lebih terlibat dalam ritual keluarga ini, meskipun mereka tidak makan sebanyak yang diharapkan.
2. Posisi Duduk di Meja Makan
Mendekatkan bayi ke meja makan dapat meningkatkan minatnya untuk makan. Menggunakan kursi tinggi yang dapat dipasang langsung ke meja, daripada hanya tray, memungkinkan bayi merasa lebih terlibat. “Mereka ingin melakukan apa yang dilakukan orang lain saat makan malam, agar merasa menjadi bagian dari keluarga,” jelas seorang ibu. Beberapa kursi tinggi memiliki desain yang memungkinkan bayi duduk lebih dekat ke meja, yang dapat memudahkan mereka untuk ikut makan bersama.
3. Makanan yang Sama dengan Keluarga
Memberikan makanan yang sama dengan yang dikonsumsi keluarga dapat membuat makanan terasa lebih menarik. “Makanan yang kita masak biasanya memiliki bumbu, tekstur, aroma, dan warna yang jauh lebih menarik daripada pure,” ujar seorang ibu. Memperkenalkan bayi pada makanan yang lebih bervariasi dan menghindari pure yang monoton dapat membantu meningkatkan nafsu makannya.
4. Biarkan Bayi Makan Sendiri
Membiarkan bayi makan sendiri adalah bagian dari proses perkembangan. “Ketika bayi mencoba mengambil sendok, itu adalah tanda bahwa mereka siap untuk makan sendiri,” kata seorang ahli. Meskipun ini bisa berantakan, memberikan bayi kebebasan untuk makan dengan tangan atau sendok dapat meningkatkan minatnya terhadap makanan. Pastikan untuk menggunakan mangkuk dengan bibir dan apron lengan panjang untuk meminimalisir kekacauan.
5. Minat pada Makanan Orangtua
Bayi sering tertarik pada makanan yang dimakan orangtua mereka. “Bayi ingin melakukan apa yang dilakukan orang dewasa,” jelas seorang ibu. Memberikan makanan dari piring Anda atau menggunakan teknik "satu gigitan untukku, satu gigitan untukmu" dapat membuat bayi lebih tertarik pada makanannya.
6. Penggunaan Bahasa Isyarat
Mengajarkan bayi bahasa isyarat untuk kata-kata seperti “susu,” “lebih,” “selesai,” dan “habis” dapat memudahkan komunikasi. “Ini adalah usia yang baik untuk mulai,” kata seorang ahli. Bahasa isyarat dapat membantu bayi menyampaikan keinginannya secara lebih efektif.
7. Terus Menyusui
Menyusui tetap penting selama transisi ke makanan padat. “Bayi pada usia 6 bulan masih membutuhkan sebagian besar nutrisinya dari ASI,” kata seorang ibu. Fokus pada memperkenalkan rasa dan tekstur baru dari makanan padat tanpa menggantikan ASI sepenuhnya pada tahap ini.
8. Cukup Serat dan Sayuran
Kekurangan serat atau sayuran dalam diet bayi dapat menyebabkan ketidaknyamanan seperti kembung atau sembelit, yang dapat mengurangi nafsu makan mereka. “Smoothie hijau adalah cara mudah untuk menambahkan sayuran dalam diet anak,” kata seorang ibu. Pastikan bayi mendapatkan cukup serat untuk menjaga pencernaannya tetap sehat.
Jika bayi Anda menolak makan, coba terapkan satu atau beberapa tips ini dan berikan waktu untuk melihat perubahan. Jika masalah berlanjut atau Anda merasa perlu bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak.