Tidak Boleh Sembarangan! Pemberian MPASI Dini Bisa Picu Masalah pada Bayi
Pemberian MPASI harus dilakukan pada usia yang tepat karena kesalahan bisa memicu munculnya masalah kesehatan.
Pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) adalah salah satu fase penting dalam tumbuh kembang seorang bayi. Namun, langkah ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Pemberian MPASI terlalu dini, misalnya sebelum bayi mencapai usia yang tepat, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, khususnya pada sistem pencernaan bayi.
Dr. S. Tumpal Andreas Sp.A, seorang dokter spesialis anak lulusan Universitas Sumatera Utara dan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan bahwa memberikan MPASI terlalu awal, seperti saat bayi baru berusia empat bulan, dapat menyebabkan masalah serius pada saluran pencernaan.
-
Apa saja risiko MPASI dini untuk pencernaan bayi? Sistem pencernaan bayi yang belum matang mungkin tidak siap untuk mencerna makanan padat. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan seperti sembelit, diare, atau kembung.
-
Bagaimana MPASI dapat menyebabkan bayi tersedak? Bayi pada usia ini umumnya belum memiliki keterampilan motorik oral yang cukup untuk mengunyah dan menelan makanan padat dengan aman.
-
Makanan apa yang tidak boleh diberikan pada bayi baru lahir? Pada setahun awal usia bayi, sangat disarankan untuk hanya mengonsumsi air susu ibu (ASI). Konsumsi susu jenis lain terutama susu sapi pada usia awal bisa menyebabkan pendarahan organ dalam. Selain itu, bayi juga belum bisa memecah kandungan laktosa pada bayi. ASI merupakan makanan yang paling dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhannya dan juga kaya dengan nutrisi.
-
Makanan apa yang gak boleh dimakan bayi? Berikut ini adalah beberapa makanan yang harus dihindari bayii di bawah 1 tahun yang wajib orang tua ketahui.
-
Kenapa gula juga gak boleh di MPASI? Bayi tidak memerlukan tambahan gula atau gula rafinasi dalam pola makan mereka. Kebutuhan gula bayi dapat terpenuhi melalui makanan yang kaya karbohidrat dan makanan manis alami, seperti buah-buahan.
-
Kenapa garam dan gula tidak boleh untuk MPASI? Mengonsumsi garam dalam jumlah yang lebih banyak dari ini dapat berpotensi membahayakan kesehatan bayi, terutama karena ginjal bayi belum dapat mengolah garam secara efisien. Gula yang dimaksud dalam konteks ini adalah gula buatan yang diproses secara kimia, seperti gula pasir atau yang terkandung dalam makanan kemasan. Mengonsumsi gula jenis ini pada bayi dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.
"MPASI dini menyebabkan masalah di saluran pencernaan, salah satunya adalah nanti jadi sembelit, terus bisa menjadi intususepsi atau masuknya jaringan usus di bagian bawah ke usus yang atasnya," ujar Andreas dilansir dari Antara.
Intususepsi sendiri merupakan kondisi serius di mana bagian dari usus masuk ke bagian usus lain yang dapat mengakibatkan sumbatan dan kerusakan usus.
Pemberian MPASI yang tepat sebaiknya dimulai ketika bayi berusia enam bulan. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi telah berkembang lebih matang dan siap menerima makanan selain ASI. Selain itu, respons makan bayi pada usia ini biasanya sudah lebih baik, menandakan kesiapan mereka untuk menerima makanan padat.
"Prinsipnya adalah mengetahui yang namanya responsive feeding, di mana anak itu merespons secara baik atau tidak baik terhadap makanan yang kita berikan, yang kedua memantau hasil dari pemberian MPASI kita, apakah adekuat dengan pertumbuhan," tambah Andreas.
Responsive feeding atau pemberian makanan yang responsif adalah pendekatan yang penting dalam pemberian MPASI. Orang tua perlu memperhatikan bagaimana anak mereka bereaksi terhadap makanan yang diberikan.
Jika bayi menunjukkan minat dan respons yang baik, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka siap untuk mulai makan makanan padat. Namun, jika bayi menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan atau kesulitan, orang tua sebaiknya menunda pemberian MPASI dan berkonsultasi dengan dokter.
Selain memperhatikan respons anak, orang tua juga harus mematuhi aturan dasar dalam pemberian makanan pada bayi. Andreas menyarankan agar orang tua memulai MPASI dengan makanan yang disiapkan sendiri, sehingga kualitas dan kandungan nutrisinya dapat lebih terjamin.
Dalam menyiapkan makanan pendamping ASI, penting untuk memperhatikan pemenuhan kebutuhan makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Mengenai penambahan gula dan garam dalam MPASI, Andreas menyatakan bahwa ini diperbolehkan pada awal pemberian MPASI untuk mempermudah bayi menerima makanan baru. Namun, ini bukanlah sesuatu yang wajib dilakukan.
"Pemberian gula dan garam itu diperbolehkan saat awal MPASI untuk mempermudah anak menerima makanannya, jadi tidak masalah, tapi enggak wajib juga diberikan. Prinsipnya anak menyukai makanan yang kita berikan," jelasnya.
Orang tua juga dapat mempertimbangkan penggunaan produk MPASI berfortifikasi yang telah memiliki nilai gizi yang terukur. Namun, Andreas mengingatkan bahwa makanan pendamping instan seperti ini biasanya memiliki variasi rasa yang terbatas, sehingga bisa membatasi palet rasa lidah anak. Hal ini bisa menghambat anak dalam mengenal berbagai macam rasa yang penting untuk perkembangan selera mereka.