MPASI DIharapkan Bisa Penuhi Kebutuhan Gizi Seimbang Anak Sejak Dini
Pemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal.
Pemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal.
-
Apa saja jenis makanan yang baik untuk MPASI? Beragam buah dan sayuran dapat diperkenalkan pada bayi mulai usia enam bulan. Memberikan variasi buah dan sayur meningkatkan peluang bayi menyukainya di masa dewasa.
-
Mengapa MPASI diperlukan? Saat bayi tumbuh, ada saatnya ketika ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Inilah saat yang tepat untuk memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI).
-
Makanan apa yang sebaiknya disiapkan untuk MPASI? Pertama-tama, menurut Dr. Nastiti, orang tua perlu merencanakan dengan baik persiapan MPASI sejak awal. Ini mencakup pemikiran tentang jenis makanan yang akan disiapkan, cara menyiapkannya, dan apakah ada fasilitas atau area yang memadai untuk menyiapkan makanan saat dalam perjalanan.
-
Kenapa MPASI tinggi kalori penting untuk bayi? Jika bayi Anda sudah mulai mengonsumsi makanan padat tetapi menolak mengonsumsi sebagian besar jenis makanan yang Anda berikan, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
-
Kenapa MPASI perlu mengandung lemak baik? Ada berbagai macam MPASI yang dapat dicoba untuk menaikkan kembali berat badan sang anak. Berikut sederet resep MPASI yang mengandung protein, karbohidrat serta lemak baik yang bagus sebagai BB Booster setelah anak sakit.
-
Kenapa anak perlu asupan gizi seimbang? Setiap harinya, si kecil wajib mengonsumsi zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan seusianya. Sehingga karbohidrat, vitamin, mineral, protein wajib dihitung.
MPASI DIharapkan Bisa Penuhi Kebutuhan Gizi Seimbang Anak Sejak Dini
Ahli nutrisi dari RS Cipto Mangunkusumo, Ariek Rahmawati S.Gz, menekankan pentingnya pengenalan aneka ragam makanan saat anak pertama kali mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memastikan pemenuhan gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.
"Jadi anak-anak diharapkan memiliki pola makan dan jenis bahan makanannya beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada satu jenis makanan seperti karbohidrat, protein, atau lemak saja," kata Ariek beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Pengenalan aneka ragam makanan dapat dimulai sejak anak memasuki masa MPASI, yaitu pada usia 6-11 bulan, dengan proporsi lengkap karbohidrat, protein, sumber lemak, sayur, dan buah. Namun, Ariek menyarankan agar tidak menambahkannya terlalu banyak.
Untuk komposisi pada setiap kelompok usia, Ariek menjelaskan untuk usia 6-8 bulan diberikan 30 persen MPASI dan 70 persen ASI dilanjutkan. Dalam tahap pengenalan makanan ini, sayur dan buah tidak terlalu dibutuhkan terlalu banyak seperti pada orang dewasa karena kebutuhan serat anak yang sangat berbeda.
Pada usia 9-11 bulan, komposisi MPASI dan ASI seimbang yaitu masing-masing 50 persen. Dan pada usia 12-23 bulan, komposisi MPASI meningkat 70 persen dan pemberian ASI masih bisa dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun atau 24 bulan.
Ketika memasuki usia 24 bulan hingga 5 tahun, anak diperkenalkan pada makanan keluarga dan susu jika direkomendasikan dokter.
Selama pemberian makanan MPASI, nutrisionis ini menyatakan bahwa penggunaan garam dan gula boleh ditambahkan sebagai penyedap, bergantung pada kebijakan orang tua.
Ariek menambahkan, "Kalau usia di atas 2 tahun, bisa diberikan penyedap alami. Kalau tidak ada riwayat alergi, bisa dari udang rebon segar, itu satu alternatif penyedap alami anak."
Dalam pemberian MPASI, Ariek menekankan prioritas pada protein hewani karena lebih mudah terserap tubuh. Namun, jika protein hewani sulit didapat, dapat ditambahkan atau diganti dengan protein nabati seperti tahu atau tempe.
Pengenalan buah dan sayur tidak perlu terlalu banyak, karena kebutuhan serat anak berbeda dengan orang dewasa, hanya untuk memenuhi kebutuhan mikronutrien dalam porsi yang sesuai.
Ariek menyarankan untuk menghindari makanan yang keras atau dapat menyebabkan tersedak, seperti kacang-kacangan, dan bahan makanan yang mengandung alergen.
"Dihindari yang membuat tersedak atau choking hazard seperti yang keras, kacang, dan alergen. Jika anaknya alergi produk susu sapi, bisa dihindari sambil manajemen alergennya dilakukan bertahap, terangnya"
Ia juga menambahkan, di antara waktu makan, diharapkan anak tidak diberikan susu atau teh karena susu bisa menghambat penyerapan zat besi, terutama jika berbarengan dengan konsumsi protein hewani. Begitu juga, zat dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi. Jika terus berlanjut, anak bisa terkena anemia karena kekurangan zat besi.
Snack atau kudapan yang dianjurkan pada sela waktu makan sebaiknya mempertimbangkan gizi seimbang dan tinggi protein.
Ariek juga menekankan pentingnya pola hidup sehat dengan rajin mencuci tangan sebelum makan untuk mencegah anak terserang penyakit, dan seimbangkan dengan aktivitas fisik untuk mencegah obesitas pada anak.