Wisata Gunung Bromo Akan Ditutup saat Upacara Yadnya Kasada 2021, Ini Alasannya
Objek wisata Gunung Bromo di Jawa Timur (Jatim) akan kembali ditutup saat pelaksanaan upacara Yadnya Kasada 2021. Ini alasannya.
Objek wisata Gunung Bromo di Jawa Timur (Jatim) akan kembali ditutup saat pelaksanaan upacara Yadnya Kasada 2021. Upacara Yadnya Kasada tahun ini digelar tertutup untuk wisatawan, melihat potensi penularan Covid-19 yang masih tinggi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto menjelaskan, kebijakan larangan berwisata saat Yadnya Kasada merupakan keputusan bersama.
-
Apa yang membuat Gunung Bromo menjadi salah satu daya tarik utama di Jawa Timur? Satu dari banyak daya tarik Jawa Timur adalah Gunung Bromo, sebuah ikon alam yang menakjubkan. Pemandangan matahari terbit dari ketinggian gunung, serta lanskap kawah yang menakutkan, menciptakan pemandangan luar biasa yang sering menjadi pilihan utama para pelancong.
-
Di mana letak Gunung Bromo? Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 mdpl dan berada di empat wilayah sekaligus yaitu, Probolinggo, Pasuruan, Malang, Lumajang Jawa Timur.
-
Apa yang bisa dilihat di Kawah Gunung Bromo? Di sana, Anda bisa melihat secara langsung kecantikan kawah Bromo yang begitu memesona dan alami.
-
Apa yang dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa di Gunung Bromo? Salah satu mitosnya ialah Gunung Bromo merupakan tempat bersemayamnya para dewa.
-
Apa yang bisa dilihat dari Kawah Gunung Bromo? Di sana, Anda bisa melihat secara langsung kecantikan kawah Bromo yang begitu memesona dan alami.
-
Bagaimana cara Jelajah Bukit Pelangi mendorong pariwisata di Kutai Timur? Wakil Bupati menyambut baik kegiatan positif seperti ini. Ini dapat merangsang sektor pariwisata di Kutim dengan mengahdirkan peserta dari luar Kalimantan Timur.
“Jadi tanpa dihadiri wisatawan yang menyaksikan. Karena saat ini kan masih dalam masa pandemi Covid-19. Kami mencegah penularan virus itu,” ujarnya, Senin (7/6/2021), mengutip dari liputan6.com.
Lebih Khidmat
©JUNI KRISWANTO/AFP
Penutupan sementara objek wisata andalan Jatim itu juga sesuai dengan aturan dari pemerintah pusat. Pelaksanaan Yadnya Kasada 2021 yang hanya akan diikuti masyarakat Suku Tengger tetap akan dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Berkaca dari pengalaman tahun lalu, pelaksanaan Yadnya Kasada tanpa kehadiran wisatawan justru berlangsung lebih khidmat. Masyarakat Tengger Bromo bisa beribadah tanpa hiruk pikuk dan gangguan keramaian dari wisatawan. Sehingga atmosfer sakral dan khidmat jauh lebih terasa.
Dilakukan Tertutup
©JUNI KRISWANTO/AFP
Masyarakat adat Suku Tengger sudah memutuskan pelaksanaan Yadnya Kasada dilakukan secara tertutup. Mereka juga melakukan koordinasi dengan para pihak terkait, seperti pemerintah kabupaten setempat dan Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
“Kami sudah memberitahukan secara informal pada pihak balai besar. Suratnya sedang di proses,” terang Bambang.
Sementara itu, Humas BB TNBTS Sarif Hidayat mengaku belum menerima surat pemberitahuan dari PHDI.
“Sampai saat ini belum ada surat tertulis kepada kami,” ujarnya.
Pelaku Wisata Mendukung
Lebih lanjut, pelaku wisata memandang perayaan Yadnya Kasada tanpa wisatawan sangat penting. Selain untuk menghormati umat yang menjalankan ritual, penutupan objek wisata Gunung Bromo juga perlu dilakukan guna menghindarkan terjadinya kerumunan dan penyebaran Covid-19.
“Kami dukung agar wisata ditutup aja saat Yadnya Kasada. Ya biar khusyuk dan mencegah kerumunan dan penyebaran Covid-19,” ujar pelaku wisata asal Malang, Mahmudi.
Lelaki yang akrab disapa Mbah Jenggot itu menjelaskan, usulan penutupan objek wisata Gunung Bromo yang ia sampaikan mewakili suara para pelaku wisata lain. Para pelaku wisata itu berharap, otoritas setempat termasuk BB TNBTS,segera mengeluarkan rilis resmi.
“Agar tamu tidak terlanjur booking. Akan lebih baik jika diumumkan jauh hari. Tidak mendadak mendekati hari pelaksanaan,” pungkasnya.