Tiga Lokasi Wisata Bromo Ganti Nama, Ini Makna dan Alasannya
Tiga spot yang selama ini populer dengan penamaan asing atau luar Suku Tengger dikembalikan ke nama lokal tersebut.
Nama lokasi atau spot wisata di Kawasan Bromo dikembalikan sesuai nama lokal Suku Tengger. Langkah tersebut sebagai wujud pelestarian adat dan budaya Suku Tengger yang hidup berabad-abad serta turun-temurun di kawasan tersebut.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) bersama Romo Dukun Tengger dan Tokoh Masyarakat Tengger telah bersepakat mengembalikan penamaan tersebut.
Tiga spot yang selama ini populer dengan penamaan asing atau luar Suku Tengger dikembalikan ke nama lokal tersebut.
"Nama Bukit Teletubies dikembalikan menjadi Lembah Watangan. Berdasarkan sejarah merupakan dataran rendah yang pada seribu tahun yang lalu ditumbuhi pepohonan vegetasi asli Tengger,” jelas Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/8).
“Pohon-pohon tersebut sangat terjaga sampai akhirnya roboh dengan sendirinya, banyaknya pohon (watang) yang roboh di lokasi tersebut maka dinamakan Lembah Watangan," tambah Septi.
Bukit Kingkong
Sementara nama Bukit Cinta dikembalikan menjadi Lemah Pasar. Lemah Pasar sendiri yang nama aslinya adalah Pasar Agung merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan upacara.
Sedangkan nama Bukit Kingkong dikembalikan menjadi Bukit Kedaluh. Kedaluh berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Kada dan Luh.
"Kada artinya merindukan dan Luh artinya pemberi hujan atau Dewa Indra. Oleh karena itu Kadaluh artinya merindukan pemberi hujan atau Dewa Indra, berharap kesuburan untuk wilayah Tengger, dan di Tengger kata Kadaluh dikenal dengan nama Kedaluh sampai saat ini," urainya.
Seluruh Pihak Diminta Gunakan Nama Baru
Deklarasi pengembalian penamaan spot atau lokasi wisata di kawasan TNBTS dilaksanakan tepat setelah upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79, 17 Agustus 2024 di Laut Pasir Bromo.
Acara ditandai dengan pembacaan dan penandatanganan deklarasi oleh Plt. Kepala Balai Besar TNBTS, Romo Dukun Tengger, Tokoh Masyarakat Tengger, serta seluruh Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas Lingkup BB TNBTS.
"Selanjutnya dilaksanakan peresmian signage yang telah diganti menggunakan nama lokal, yaitu pada lokasi Lembah Watangan," tegasnya.
BB TNBTS mengimbau Instansi Pemerintah, Masyarakat Tengger, media cetak maupun elektronik, pelaku jasa wisata dan wisatawan untuk turut menggunakan dan mempublikasikan nama lokal tersebut.