Anies dalam Tiga Hari: Antiklimaks di Jakarta dan Jabar usai Terombang Ambing di Kandang Banteng
Jalan Anies Baswedan 'berlayar' menuju Pilkada 2024 dipastikan kandas. Setelah 3 hari terakhir Anies terombang ambing mencari tiket maju Pilkada dari PDIP.
Jalan Anies Baswedan 'berlayar' menuju Pilkada 2024 dipastikan kandas. Setelah 3 hari terakhir Anies terombang ambing mencari tiket maju Pilkada dari PDIP. Anies harus gigit jari. PDIP lebih memilih kader sendiri di Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.
Mulanya, nama Anies sempat menguat sebagai kandidat bakal calon Gubernur Jakarta. PDIP ingin menjodohkan Anies dengan Rano 'Si Doel' Karno jelang pendaftaran Pilkada Jakarta.
Anies mulai mendekati PDIP dengan mendatangi markas DPD Jakarta Cakung, Jakarta, Sabtu (24/8). Kedatangan Anies Baswedan langsung disambut senyum dan peluk hangat dari petinggi DPD PDIP Jakarta. Kunjungan Anies ini bertujuan menyamakan persepsi dan ideologi dengan PDIP.
"Ya kami kan pasti terbuka ya jika ada yang mau bergabung dengan PDI Perjuangan ya, Alhamdulillah. Artinya memahami, pertama kan memahami dulu tentang platform PDIPerjuangan baim ideologi, keberpihakan, program perjuangan dan lain sebagainya," kata politikus PDIP Masinton Pasaribu.
Setelahnya, Anies datang ke Kantor DPP PDIP pada Senin (26/8). Ketika itu, Megawati sedang mengumumkan pasangan calon kepala daerah gelombang ketiga. Anies dan Rano Karno menunggu di lantai 4 markas PDIP.
Mereka bersiap bila sewaktu-waktu diumumkan Megawati. Foto Anies-Rano Karno duduk di kursi kayu dengan wajah semringah tersebar.
Rano Karno mengakui, pertemuan dengan Anies saat itu untuk saling bertukar pikiran mengenai Pilkada Jakarta. Langkah dan program yang akan dilakukan untuk Jakarta.
"Ya semua tentu tahulah ada wacana Bang Anies sama saya. Kami ngobrol, 'Bang, kalau kita jadi, apa yang mesti kita lakukan?' Normal-normal saja sebetulnya," ujar Rano di KPU DKI saat mendaftar bersama Pramono Anung.
Pada akhirnya, PDIP mundur mendukung Anies sebagai bakal Cagub Jakarta. Dua hari berlalu, PDIP mengumumkan duet Pramono Anung-Rano Karno untuk Pilkada Jakarta.
Petinggi PDIP lain yang mengetahui cerita di balik batalnya Anies-Rano mengatakan keputusan partai mengusung Pramono Anung bukan karena alasan faktor politik. Dia menyebut, ada persoalan lain yang membuat PDIP batal mengusung Anies dan memilih Pramono.
"Dipilihnya Pramono bukan faktor elektoral atau urusan politik," ujar sumber ini.
Pramono-Rano Karno resmi mendaftar ke KPU DKI Jakarta pada Rabu (28/8). Pasangan ini akan berhadapan dengan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi raksasa KIM Plus.
Antiklimaks di Pilkada Jabar
Harapan Anies bisa berlaga di Pilkada 2024 masih terbuka. Di last minute penutupan pendaftaraan Pilkada Jabar, berhembus kencang isu PDIP bakal mengusung Anies.
Hingga Kamis (29/8) pukul 16.00 WIB, isu Anies ke DPP PDIP untuk menerima dukungan ke Pilkada Jabar santer terdengar.
Kabar ini diperkuat dengan unggahan Tim Anies, Naufal Firman Yursak. Naufal mengunggah sebuah tiket kereta api dengan tujuan keberangkatan Bandung.
Unggahan Naufal ramai dipersepsikan sebagai kode bahwa Anies benar-benar on the way ke Jabar.
"Train to bandung....," tulis Naufal di akun X pribadinya, @firmanyursak.
Terpisah, Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono juga membuka peluang bakal calon Gubernur Jawa Barat yang akan diusung oleh partainya bukan kader internal.
"Jawa Barat ini merupakan wilayah besar dengan kompleksitas masalah yang besar, jumlah pemilih yang besar, sehingga bisa saja nanti calon gubernurnya bukan kader PDI Perjuangan, yang juga bisa saja nanti dipasangkan dengan kader partai lain," kata Ono dilansir Antara, Kamis (29/8).
Dia memastikan DPP PDIP akan mengusung bakal calon gubernur dan wakil gubernur kejutan untuk Pilkada Jabar. "Siapa itu? Ya tentunya kita tunggu," ujar Ono.
Selepas magrib pukul 18.30 WIB, DPD PDIP Jawa Barat dikabarkan sedang mempersiapkan pendaftaran Anies-Ono Surono sebagai cagub dan cawagub Jabar ke KPU.
"Hampir dipastikan bahwa malam hari ini DPD PDIP Jabar akan mendaftarkan secara resmi pasangan Calon Gubernur dan calon wakil gubernur yaitu Anies Baswedan dan Kang Ono Surono," kata Bendahara Umum Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Bandung, Folmer Siswanto Maruhum Silalahi.
Keputusan resmi akan menunggu keberangkatan Anies-Ono ke KPUD Jawa Barat. Kantor DPD PDIP Jabar memerah dipadati kader banteng. Sebab, PDIP Bandung yakin pencalonan Anies-Ono sudah 95 persen. Dia juga mengabarkan, Anies sedang dalam perjalanan menuju Bandung.
"95 persen (usung Anies-Ono)" imbuh dia.
Dua jam berlalu. Pukul 21.00 WIB, datang kabar mengejutkan banyak pihak. Juru Bicara Anies Baswedan Sahrin Hamid mengumumkan Anies batal maju di Pilkada Jabar. Anies dikabarkan menolak tawaran dari PDIP maju menjadi Cagub Jabar.
"Anies tidak maju di Jabar," kata Sahrin.
Anies beralasan, tidak ada aspirasi dari warga Jabar dan partai politik yang memintanya maju seperti di Jakarta. Tak hanya itu, dia menyebut tawaran maju Pilkada Jabar disampaikan mendadak. Hal itu yang menjadi pertimbangan dirinya menolak maju di Jabar.
"Kalau di Jakarta memang banyak aspirasi warga masyarakat yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta. Itu juga terefleksi dalam keputusan partai di tingkat wilayah maupun di tingkat daerah yang meminta Mas Anies untuk maju di Pilkada Jakarta," ujarnya.
Meski batal maju, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tetap mengucapkan terima kasih kepada PDIP karena telah memberikan tawaran menggiurkan menjadi bakal Cagub Jabar.
"Yang jelas terima kasih semuanya teman-teman, terima kasih, jaga semangat, kita semua jaga demokrasi terus sehat, ya. Begitu ya," kata Anies di Jakarta, Jumat (30/8) dini hari.
PDIP akhirnya mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar Surapradja. Jeje merupakan mantan bupati Pangandaran. Sementara Ronal Surapradja seorang artis.
Dengan keputusan ini, tertutup peluang Anies maju Pilkada 2024, baik di Pilkada Jakarta dan Jabar. Sesuai aturan PKPU, parpol yang sudah mendaftarkan paslon tak bisa lagi mengubah dukungannya, meski pendaftaran Pilkada masih berlangsung hingga Kamis besok.