Anomali Pandemi di Indonesia: Orang Kaya Makin Banyak, Jumlah Orang Miskin Bertambah
Anomali terjadi selama Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Jumlah orang kaya bertambah banyak. Begitu pula dengan jumlah penduduk miskin yang bertambah.
Anomali terjadi selama Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Jumlah orang kaya bertambah banyak. Dana pihak ketiga perbankan semakin melimpah.
Mengutip data Bank Indonesia, DPK perbankan tercatat mencapai Rp6.723,3 triliun per Juni 2021. Angka ini tumbuh 11,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Kenapa orang berpura-pura kaya? Perilaku ini umumnya dilakukan untuk menyembunyikan keterbatasan keuangan mereka.
-
Mengapa orang kaya menghindari utang? Utang bisa menjadi beban besar, terutama dengan bunga kartu kredit yang tinggi. Pada Februari 2024, tingkat bunga rata-rata kartu kredit mencapai 22,63 persen, yang berarti bahwa utang sebesar USD10.000 bisa berujung pada pembayaran bunga sebesar USD6.787 dalam lima tahun. Oleh karena itu, orang kaya sangat selektif dan menghindari hutang, karena mereka tidak ingin membuang uang untuk pembayaran bunga.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang yang gemar berpura-pura kaya? Satu hal yang membedakan orang-orang ini adalah kecenderungan mereka untuk membahas cita rasa dan gaya hidup yang dianggap elite.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, fenomena bertambahnya orang kaya di Indonesia karena didorong aset produktif yang tetap menghasilkan uang sekalipun di masa pandemi.
Adapun beberapa aset produktif itu bisa dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan juga deposito. Selain itu, selama pandemi, belanja kelas menengah ke atas atau orang kaya berkurang karena takut tertular virus dan pembatasan kegiatan masyarakat
"Semua aset itu walaupun pemiliknya tidur sekalipun, memberikan penghasilan yang sangat besar sesuai nilai asset yang dimiliki," kata Piter saat dihubungi merdeka.com.
Saat bersamaan, jumlah penduduk miskin juga semakin banyak. Ini terjadi karena rata-rata orang miskin tidak memiliki aset produktif. Adapun penghasilan mereka hanya mengandalkan gaji. Atau paling tidak bergantung kepada keuntungan usaha.
"Ketika pandemi, mereka tidak bekerja, tidak buka usaha, penghasilan terhenti. Mereka harus makan tabungan. Kekayaan berkurang atau mereka menjadi tambah miskin," kata Piter mengakhiri.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira berpendapat lain. Menurutnya ada beberapa faktor pendorong orang kaya bertambah.
Pertama, orang kaya memiliki manajemen risiko yang lebih baik di tengah krisis. Di mana aset yang mengalami penurunan nilai bisa digeser ke aset yang lebih menghasilkan profit.
"Contohnya, orang-orang kaya berburu emas ketika harga saham mengalami penurunan tajam di 2020," jelasnya.
Kedua, banyak orang kaya baru yang muncul dari investasi di startup digital atau ekosistem digital. Ketika terjadi booming digital, orang kaya yang paling cepat mengucurkan dana untuk mendapat peluang profit jangka pendek dan panjang. Beberapa konglomerat bahkan membentuk modal ventura khusus untuk mengembangkan pendanaan ke startup di saat pandemi.
Ketiga kepatuhan pembayaran pajak orang kaya relatif rendah dibandingkan pekerja. Ini terbukti dari kepatuhan kepatuhan formal Wajib Pajak (WP) badan dan WP orang pribadi non karyawan tahun 2020 justru melemah.
Rasio kepatuhan formal WP badan tahun lalu hanya 60,17 persen lebih rendah dari rasio 2019 sebesar 65,28 persen. Untuk WP orang pribadi non karyawan, rasio kepatuhan formal pada tahun lalu mencapai 52,45 persen atau lebih rendah dari rasio kepatuhan formal 2019 sebesar 75,31 persen.
"Selain itu orang kaya melalui perusahaannya mendapat berbagai fasilitas perpajakan dari Pemerintah," ucap Bima.
Baca juga:
Menristek Prediksi Angka Kemiskinan Terus Naik Hingga September 2020
Gini Ratio Indonesia September 2019 Turun Tipis Menjadi 0,380
Menko Darmin: Lebih Mudah Turunkan Kemiskinan Dibanding Ketimpangan Kaya - Miskin
5 Potret Kemiskinan Indonesia Terbaru yang Buat Presiden Jokowi Khawatir
Ketimpangan Kaya dan Miskin Indonesia Turun Tipis Maret 2019
Strategi Wapres JK Kurangi Ketimpangan di Indonesia