Berkejaran dengan umur
Keterampilan minim dan terhimpit ekonomi membikin mereka tak bisa berpikir panjang.
Ipeh (46) dan Mijah (30), bukan nama sebenarnya, adalah dua perempuan yang biduk rumah tangganya kandas. Soal musababnya, mereka tak mau berbagi. Keduanya juga hidup pas-pasan. Keterampilan terbatas memaksa mereka menapaki jalan berliku, demi menyuguhkan sepiring nasi hangat buat anak-anaknya makan saban hari.
Ipeh mantap membina rumah tangga saat berumur 19 tahun. Kira-kira itu pada 1989. Suaminya melakoni pekerjaan sebagai tukang karaoke keliling. Lantas, 23 tahun kemudian, mahligai yang dibangunnya luluh lantak.
Puncaknya empat tahun lalu. Ipeh dan suami memutuskan pisah ranjang. Namun, karena pernikahan itu sudah tak bisa dipertahankan, akhirnya mereka memilih bercerai.
Sebelum hal itu terjadi, Ipeh mesti mencari penghasilan. Dia kemudian melamar dan diterima bekerja di pabrik garmen di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Sedang giat mencari nafkah, pabrik itu justru gulung tikar. Alhasil, Ipeh hanya mengandalkan pemberian dari suami. Sayang, ternyata suaminya sudah enggan menanggungnya.
Ipeh mulai khawatir dengan nasib anak-anaknya. Di tengah situasi kalut seperti itu, dia berkenalan dengan seorang kuli panggul. Lelaki itu biasa berkutat di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Setelah keduanya kian dekat, Ipeh diajak kencan di sebuah hotel, masih di kawasan Tanah Abang oleh sang kuli. Dia menuruti saja keinginan itu. Puas menyalurkan berahi, obrolan berlanjut. Kali ini, si kuli lantas merayu Ipeh menjajaki dunia baru: menjadi pelacur. Biar ada iming-iming duit, Ipeh mulanya sempat takut.
"Awalnya dia bilang gini, 'kalau kamu mau cari uang, bisa kok.' Terus saya bilang, 'maksudnya?' Terus dia bilang gini, 'ya itu kan cewek-cewek yang suka main di hotel.' Tapi aku masih ragu. Tapi kan aku takut," kata Ipeh kepada merdeka.com, Kamis (15/12) pekan lalu.
Bagaimanapun juga, pikir Ipeh, sebenarnya dia masih bisa mencari uang dari pekerjaan lain. Namun, dia saat itu terdesak. Alhasil, logika Ipeh 'membenarkan' memuaskan hasrat lelaki asal dibayar. Perempuan itu mengingat lagi klien pertama dia layani secara profesional. Pria itu berusia 59 tahun. Dia mematok tarif Rp 150 ribu buat kencan selama satu jam.
Tak terasa sudah empat tahun Ipeh menggeluti bisnis lucah. Pengalamannya juga sudah bertumpuk menghadapi bermacam pelanggan. Namun, tak satu pun yang dia nikmati.
"Huu, selalu sakit hati yang ada. Banyak permintaan. Mau gaya ginilah, gitulah, tapi bayarannya sedikit. Udah gitu mainnya kasar," keluh Ipeh.
Biar bekerja seperti ini, Ipeh ternyata punya kode etik. Dia tak mau nantinya malah membikin masalah, seperti hamil di luar nikah. Apalagi kalau gara-gara dia rumah tangga orang lain runyam.
"Saya bekerja hanya sebatas uang, bukan hasrat. Jangan sampai yang saya layanin suka sama saya. Walaupun dia punya istri, jangan sampai 'main' sama ketahuan. Pokoknya sekedar kita kerja, ibarat kerja," ucap Ipeh sambil menundukkan kepala.
Mijah juga begitu. Usai bercerai delapan tahun lalu, dia memilih mencari uang dari cara seperti ini. Mantan suaminya seorang buruh proyek. Saat putus asa, seorang teman perempuannya mengaku berdagang kopi di Tanah Abang mengirim pesan pendek memintanya datang.
"Isi smsnya gini, 'Jah kamu dimana? Saya di Tanah Abang, yuk ikut kesini.' Ya awalnya gitu. Tadinya kita enggak tahu, ya lama-lama tahu," kata Mijah yang sudah beranak tiga.
Setelah dibujuk terjun menjadi lonte, dia pun menerima ajakan temannya. Pelanggan pertamanya berusia lebih tua darinya.
"Habis itu ketagihan. Pertama kali Rp 100 ribu. Demi tuhan. Satu kali main satu jam. Laki-laki main paling kuatnya berapa sih," kata Mijah.
Mijah mencoba bernostalgia di saat belum berkenalan dengan dunia malam. Sebelum berpisah, dia ibu rumah tangga dan selalu menunggu suaminya pulang membawa uang. Walaupun tidak banyak, selalu disyukuri. Namun sekarang, Mijah harus mencari makan sendiri buat anak dan orang tua di kampung halaman.
Semua ada masanya. Dulu, kata Ipeh dan Mijah, mereka bisa melayani empat sampai enam lelaki dalam sehari. Namun, beberapa tahun belakangan hanya dua sampai tiga orang. Duit mereka dapat cuma cukup bakal makan saban hari dan jajan anak.
"Sekarang mah sepi, dicukupin saja. Mau berhenti juga enggak ada kerjaan lain. Saya sudah tua," ucap Mijah lirih.
Keduanya juga berniat berhenti menjadi pramuria, tapi dalam beberapa tahun lagi. Mereka paham umur tidak berbohong. Lelah juga menghadapi caci maki para pengguna.
"Sudah capek. Nanti mau ikutin dagang saja di rumah," ucap Mijah.
Baca juga:
Bagai hidup di dua dunia
Bermain dengan aib
Geliat PSK asing di ibu kota bertarif jutaan
Deretan wanita jual keperawanan hingga miliaran rupiah demi uang
Intip tempat hiburan orang dewasa di Thailand pasca Sang Raja wafat
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa prakiraan cuaca di Jakarta hari ini? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa saja jenis PPKS yang ditemukan di Jakarta? Contoh PPKS yang dijangkau adalah manusia gerobak, manusia silver, pengemis, dan badut.
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).