Corona Bukan Halangan, Tetap Kerja meski di Rumah
Sesuai dari arahan Jokowi, banyak perusahaan langsung mempekerjakan karyawannya di rumah.
Di dalam kamar indekos, ditemani ponsel pintar dan komputer jinjing. Sylmi berkomunikasi dengan banyak klien di luar. Komunikasi kadang terputus, karena jaringan internet naik turun. Penjelasan harus pelan dan tegas, hingga lawan bicaranya mengerti.
Rasa khawatir bertemu masih begitu besar. Virus Corona (Covid-19) mewabah di Indonesia membuat kantor tempatnya bekerja meminta melakukan kerja di rumah. Semua demi kesehatan dan keamanan para pegawai. Tentu keputusan ini tidak mudah dilakoni Sylmi. Dia harus berjibaku. Apalagi banyak rencana gelaran acara terpaksa dibatalkan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Tugas Sylmi sebagai seorang public relation (PR), tentu banyak mengedukasi klien dan para karyawan. Karyawati 21 tahun ini terakhir masuk kantor tanggal 16 Maret 2020. Kala itu dia hadir untuk mengikuti rapat menyangkut informasi tata cara kerja di Rumah yang harus disampaikan kepada seluruh karyawan kantor.
"Semua aku harus kerjakan semaksimal mungkin. Pilihan kerja di rumah tentu baik bagi semua pihak. Karena kita harus menjaga jarak sosial demi memutus rantai penyebaran virus corona," cerita Sylmi kepada merdeka.com, Rabu pekan ini.
Infografis dampak virus corona terhadap pariwisata dan penerbangan ©2020 Merdeka.com/Keny Vinawati
Pada 15 Maret 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia untuk melakukan berbagai aktivitas di rumah guna menghambat wabah virus corona. Tentu bukan hanya tentang kerja. Mulai dari belajar hingga ibadah, juga diminta dilakukan di rumah.
Sesuai dari arahan Jokowi, banyak perusahaan langsung mempekerjakan karyawannya di rumah. Begitu pula kantor Sylmi. Pada Selasa, 16 Maret 2020, tidak ada lagi karyawan yang datang ke kantor. Mereka bahkan dilarang bertemu klien secara langsung. Semua harus dilakukan di rumah.
Itu yang menjadi perbedaan yang signifikan antara bekerja di rumah dan tidak. Rata-rata kerja di rumah dilaksanakan hingga 29 Maret 2020 nanti.
Sylmi mengaku bahwa selama dua pekan ini, ada delapan acara yang harusnya didatangi. Apalagi tamu undangan dijadwalkan hadir berasal dari perusahaan besar. Tentu ini menjadi kesempatan sebagai PR untuk meningkatkan citra perusahaannya.
Kantor tempatnya bekerja untuk sementara menghilangkan sistem absen sidik jari. Absensi diganti dengan laporan kerja terhadap pekerjaannya para karyawan. Dalam laporan itu harus diisi dengan detail. Misalnya, untuk PR itu harus ditulis sudah berapa banyak klien yang dihubungi via telepon, lalu apa yang dibicarakan di telepon juga harus dimasukkan ke dalam laporan itu. Karena dari situ, bisa terlihat sudah sejauh mana prosesnya.
Laporan harian tersebut harus dikirim ke email perusahaan setiap hari, tidak bisa jika dalam satu hari tidak membuat laporan, kemudian besoknya baru dikerjakan dua laporan sekaligus. Hal itu tidak bisa dilakukan karena laporan harian ini pengganti merupakan pengganti absensi.
Aktivitas penyemprotan disinfektan di tengah ancaman corona Liputan6.com/Faizal Fanani
"Laporan harus ada setiap hari karena itu merupakan bukti bahwa para karyawan benar-benar bekerja di rumah, tidak pergi ke luar rumah untuk hal yang kurang penting," ujar Sylmi.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona Achmad Yurianto mengumumkan bahwa jumlah pasien positif corona per 19 Maret 2020 yaitu sebanyak 309 kasus. Ada 25 orang yang sudah meninggal dunia, dan 15 orang sembuh.
Bukan hanya di Jakarta saja jumlah pasiennya paling banyak, Jawa Barat dan Banten pun menempati urutan tiga teratas. Jumlah warga Jawa Barat yang positif Corona berjumlah 22 orang. melonjak 100 persen jika dibandingkan pada 18 Maret 2020 yang hanya berjumlah 22 orang.
Pada situs pikobar.jabarprov.go.id. kemarin, ada 1.004 Orang Dalam Pengawasan (ODP). Namun hari ini bertambah 161 orang menjadi 1.165 ODP
Hemat Kerja di Rumah
Berbeda dengan Sylmi yang baru mulai kerja di rumah pada 17 Maret 2020. Sarah, pekerja di sebuah startup Agritech sudah diberitahu perusahaan untuk bekerja di rumah sejak Kamis, 12 Maret 2020.
Wanita yang bekerja sebagai finance officer di Jakarta, ini mengaku bahwa bos kantornya memang sangat peduli terhadap karyawannya. Setiap karyawan diberikan alat kesehatan berisi masker, antiseptik, serta vitamin. Biasanya jam kerja Sarah saat di kantor mulai pukul 9 pagi hingga pukul 6 sore. Itu tetap diterapkan meski kerja di rumah.
"Biar efektif kerjanya, jadi istirahat selama sejam saat Zuhur," ujar wanita berusia 23 tahun itu.
Sarah mengaku bahwa bos kantornya merupakan pemimpin tegas. Atasannya melarang para karyawannya untuk meninggalkan rumah saat merebak virus corona. Atasannya tidak sungkan untuk menegur karyawannya yang pergi berlibur ketika dalam masa kerja di rumah. Semua dengan dasar alasan kesehatan.
Di Jakarta sendiri, yang terbanyak yaitu wilayah Jakarta Selatan. Ada 51 kasus. Jumlah pasien bisa terus dipantau melalui website persebaran COVID-19 yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta (corona.jakarta.go.id)
Kantor Sarah berada di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Sarah mengatakan bahwa kantornya sudah beberapa kali melakukan penyemprotan disinfektan dan akan terus dilakukan selama kerja di rumah. Hal itu dikarenakan tidak semua karyawan bisa bekerja dari rumah. Ada karyawan yang tetap masuk ke kantor seperti divisi Human Resources (HR), Tech, dan Ops. Mereka masih harus masuk ke kantor namun tidak setiap hari, ada pembagian waktu.
Sarah merasa bersyukur karena kerja di rumah ini bisa lebih menghemat pengeluaran. Karena tidak perlu keluar uang untuk transport dan makan. Selain menghemat pengeluaran, menghemat pemakaian kertas.
Dalam satu minggu biasanya, divisi finance bisa menghabiskan satu rim kertas. Tidak terbayang berapa banyak jumlah kertas yang terselamatkan saat WFH di Indonesia.
"Dulu invoice-nya based on hardcopy sekarang pakai softcopy. Hikmahnya kerja di rumah sebenarnya bisa mengurangi penggunaan kertas dan terbiasa dengan invoice online," ujar dia.
Sarah merasa diuntungkan dengan WFH ini karena sebenarnya memang pekerjaannya bisa dilakukan di rumah. "Sebenarnya pekerjaan finance bisa di lakukan di rumah dan kerja di rumah ini membuat divisi gue jadi lebih mudah karena semuanya menggunakan softcopy," ujar Sarah.
Pendapatan Menurun
Kerja dari rumah memang menguntungkan bagi sebagian orang. Namun tidak untuk mereka yang bekerja di bidang pelayanan jasa, seperti ojek online. Pendapatan mereka berkurang imbas banyak pekerja memutuskan kerja di rumah.
Pengguna ojek online bukan hanya karyawan saja. Malah lebih banyak anak sekolah atau anak kuliah.
Seorang pengemudi ojek online asal Jakarta, Noval, mengaku bahwa pendapatannya dalam sehari berkurang hingga 50 persen. Ini dianggap sebagai imbas arahan pemerintah untuk bekerja dari rumah demi mencegah penyebaran virus corona.
"Jumlah order jadi sepi karena banyak yang kerja di rumah. Teman-teman pengemudi ojek online (ojol) yang lain juga mengeluhkan hal itu. Gara-gara virus corona order jadi sepi," ujar Nauval kepada merdeka.com.
Persebaran virus corona sudah menginfeksi lebih dari 150 negara di dunia. Pesatnya persebaran virus jenis baru ini akhirnya membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya menjadi sebuah pandemi. Berbagai negara memiliki kebijakan berbeda-beda untuk menekan dan menyelesaikan bencana wabah penyakit ini.
Ada yang menjadikan sebagai status darurat, ada juga yang melakukan lockdown. Lockdown artinya dikunci. Masyarakat yang tinggal di negara yang telah menyatakan lockdown, maka mereka terkunci di dalam negara itu selama status lockdown diberlakukan. Namun, pemerintah sudah harus menjamin kebutuhan sehari-hari warganya selama lockdown.
Hingga saat ini, terdapat 10 negara yang melakukan lockdown di negaranya, yaitu China, Italia, Spanyol, Malaysia, Prancis, Denmark, Irlandia, Belanda, Spanyol, Polandia, El-Salvador, dan Selandia Baru.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum terpikirkan untuk melakukan lockdown seperti negara lain. "Belum terpikir ke arah sana," kata Jokowi usai meninjau Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, 13 Maret 2020
Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menerapkan lockdown atau penguncian akses wilayah baik secara regional maupun nasional di Indonesia. Salah satunya yakni mempertimbangkan berbagai akses ekonomi.
Infografis virus corona 2020 Merdeka.com
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan banyak hal yang harus dipertimbangkan dari sisi ekonomi ketika pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown. Mengingat, sebagian besar pasokan barang di DKI Jakarta masih bergantung dari luar.
"Kalau dari sisi kami hanya lihat dari aspek ekonominya karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dengan struktur ekonomi kita seperti ini dan ketergantungan kita terhadap keluar masuknya barang terutama provinsi DKI ini pasokan bahan pangan pokok barang barangnya di luar DKI sehingga harus dipertimbangkan betul," kata dia kepada wartawan di Kantornya Jakarta, Selasa lalu
Pemerintah menetapkan wabah virus corona ini sebagai status darurat selama 91 hari sejak dari 29 Februari hingga 29 Mei 2020. Sebagian masyarakat mendesak pemerintah untuk mengubah status darurat menjadi lockdown. Hal ini dikarenakan sudah ada 25 orang yang meninggal karena terinfeksi virus corona. Namun ada juga sebagian warga yang tidak setuju jika pemerintah memberlakukan lockdown.
Para pengemudi ojek online misalnya. Nauval mengaku bahwa dirinya tidak setuju jika Indonesia memberlakukan lockdown karena bisa kehilangan penghasilan. "Sebenarnya saya tidak setuju di lockdown. Kalau pegawai negeri mereka kerja dari rumah tapi tetap digaji, sedangkan para ojol kalau di lockdown bisa tidak makan bahkan karena tidak ada penghasilan," keluh Nauval.
Walaupun tidak setuju jika Indonesia memutuskan lockdown, namun Nauval tetap akan mengikuti ketetapan pemerintah. Menurutnya kepentingan bersama itu lebih baik daripada kepentingan pribadinya, jadi ia akan menerima jika memang Indonesia akan di lockdown.
"Kalau wabah virus corona ini sudah semakin parah dan mengharuskan untuk lockdown ya apa boleh buat, demi kepentingan bersama harus diterima," ujar Nauval kepada merdeka.com
Nauval berharap pemerintah bisa lebih serius dalam menangani COVID-19 sehingga tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan. Ia berharap masyarakat Indonesia bisa beraktivitas seperti sebelum virus ini mewabah, sehingga jumlah order para ojol bisa kembali ramai seperti biasanya lagi.
(mdk/ang)