Dulu Yahudi dan muslim di Jakarta romantis
"Mereka pun mengatakan saudara dengan sesama muslim," tutur Alwi Shahab.
Kehidupan orang-orang Yahudi di Jakarta tempo dulu memang dikenal harmonis dengan penduduk pribumi yang mayoritas muslim. Mereka berbaur dengan segala jenis ras termasuk agama di Jakarta. Apalagi kebanyakan orang Yahudi di ibu kota memang menjadi saudagar.
Mereka membuka toko di kawasan Juanda, Jakarta Pusat. "Dulu orang-orang Yahudi bergaul dengan kita tanpa menutup identitas," kata Sejarawan Jakarta Alwi Shahab melalui sambungan telepon, Senin Kemarin.
Abah Alwi, begitu dia hangat disapa, mengatakan jika orang-orang Yahudi di Jakarta mirip orang Arab. Mereka juga bisa berbahasa arab dengan fasih untuk berkomunikasi. Keistimewaan sebagai saudagar bagi orang Yahudi dulu bukan tanpa sebab, mereka dimasukkan menjadi orang-orang golongan nomor satu oleh Belanda.
"Mereka jadi kaum nomor satu karena kulitnya putih," kata Abah Alwi menegaskan.
Bahkan orang Yahudi dulu di Jakarta menganggap orang Arab sebagai saudara sedarah. Kedekatan hubungan tanpa menutupi identitas itu lumayan berlangsung lama. Orang Yahudi berpendapat jika mereka keturunan Iskak, sedangkan orang Arab disebut sebagai keturunan Ismail. "Mereka pun mengatakan saudara dengan sesama muslim," tuturnya.
Namun romantisme itu memang tidak berlangsung lama, kata Alwi Shahab. Tahun 1952, dia melanjutkan, menjadi puncak sensitifisme bagi orang Yahudi di Indonesia. Gencatan senjata selama enam hari terhadap Palestina memunculkan kebencian terhadap orang-orang Yahudi di Indonesia. Sejak saat itu mereka menutupi identitas mereka.
Jika melihat jejak keberadaan orang-orang Yahudi di Jakarta memang terbilang lama. Bukti sejarah adanya orang Yahudi di Jakarta terlihat dari makam yang berada di Tempat Pemakaman Umum Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lima makam di pemakaman umum itu telah ada sebelum Indonesia merdeka.
Bahkan, makam paling tua di Jakarta, Museum Taman Prasasti yang terletak dekat dengan Kantor Wali Kota Jakarta Pusat juga mengukir lamanya orang-orang Yahudi di Jakarta, tepatnya batu nisan di prasasti makam Johan Harmen Rudolf Kohler. Pada batu nisan tercatat Kohler wafat pada 1873.
Kohler merupakan seorang Jenderal Belanda yang memimpin pasukan KNIL dalam Perang Aceh pertama pada 1873. Pada prasasti Kohler terukir lambang bintang daud. Di tiap-tiap rusuk prasasti secara vertikal terdapat obor terbalik di mana api menyala terletak pada bagian bawah.
Museum Taman Prasasti merupakan pemakaman tua di Jakarta. Pemakaman itu dibangun Pemerintahan Batavia pada tahun 1795. "Orang-orang Yahudi memang datang dibawa oleh Belanda," tutur Abah Alwi.
Baca juga:
Jejak Yahudi di Tanah Abang
-
Dimana keberadaan makam komunitas Yahudi di Surabaya? Hal ini dibuktikan dengan keberadaan makam kaum yahudi di kompleks pemakaman Kembang Kuning Kota Surabaya.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa program yang dijanjikan Ridwan Kamil untuk masing-masing RW di Jakarta? Salah satu programnya nanti RW-RW akan kita kasih anggaran minimal Rp100 sampai Rp200 juta, kata RK di Jakarta Timur, yang dikutip (8/9).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.