Goyang pengumpul massa
Dangdut biasa dijadikan buat mengumpulkan massa.
Awal tahun lalu, pedangdut paling terkenal di pantai utara Cirebon-Indramayu-Subang sampai Brebes, Jawa Tengah, Diana Sastra, mengunggah video di Youtube dengan judul lagu dan goyangan Dahlan Style, goyangan dan lagu tadinya dibawakan saat senam pagi dengan Dahlan di Cirebon.
Lagu ini bernuansa koplo dan liriknya memperkenalkan profil calon presiden di konvensi Partai Demokrat. Dahlwan menjadikan Dahlan Style lagu wajib saat dia berkeliling Indonesia untuk berkampanye sambil senam pagi.
Bagi masyarakat pantai utara Jawa Barat sampai Jawa Tengah, Diana Sastra menjadi satu di antara penyanyi dangdut tengah naik daun dan dinantikan penampilannya. Dia dan timnya manggung dari mulai hajatan nikahan sampai konser dangdut untuk umum, di lapangan terbuka atau di sawah kering, selalu disesaki ratusan sampai ribuan massa. Akhir tahun lalu, Diana Sastra manggung untuk calon bupati Cirebon.
Musik dangdut atau orkes Melayu menjadi magnet bagi orang untuk datang ke ajang kampanye ketimbang mendengarkan paparan program kerja partai atau kandidat lima tahun ke depan. Pada masa Orde Baru, partai politik penguasa, Golkar, menjadikan goyangan dangdut untuk menarik massa.
Para petingi partai ikut bergoyang di atas panggung sebelum berorasi. “Era menggunakan dangdut untuk menghibur massa mulai pemilihan umum 1987," kata sejarawan sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah Historia Bonnie Triana kepada merdeka.com Jumat pekan lalu. "Ini membuat dangdut semakin dikenal dengan musik rakyat, orkes Soneta itu genjrang-genjreng itu manggil orang.”
Bahkan, dia menjelaskan, bagi sejumlah sejumlah petinggi Partai Golkar kala itu, musik dangdut bukan hanya digunakan untuk meramaikan kampanye. Dia mencontohkan Moerdiono berjodoh dengan pedangdut Machicha Mochtar. ”Tanpa dangdut mereka juga bisa menang. Beda dengan PDI dan PPP menggunakan dangdut untuk menggaet massa biar datang saat kampanye,” ujarnya.
Bonnie mengatakan Golkar memiliki modal sangat besar bisa menyewa puluhan aktris dangdut mulai terkenal, seperti Camelia Malik. Tetapi ketika itu pedangdut hanya diposisikan sebagai penarik massa bukan pengumpul suara.
Dangdut juga dipakai untuk menggembosi suara partai berbasis Islam. Seperti beredarnya foto Husein Naro, anak Djaelani Naro merupakan anggota legislatif dari PPP, sedang asyik berjoget dangdut. ”Beda dengan PPP dan PDI, Golkar punya tiga mesin utama ABRI, birokrasi, dan Golkar. Supaya ada hiburan maka mulailah dipakai dangdut sebagai penarik massa supaya orang mau kumpul,” tutur Bonnie.
Dangdut terus digunakan dalam tiga kali kampanye sampai 1997 atau setahun sebelum Orde Baru runtuh. Hal sama pun terjadi saat pemilu awal-awal reformasi. Sebab, masyarakat kelas bawah golongan kurang memiliki kesadaran politik. "Cara gampang menjangkau mereka melalui apa yang mereka kenal, salah satunya lewat hiburan dangdut saat itu dianggap lebih menarik,” katanya.
Baca juga:
Raup untung musim kampanye
Hanura: Pilih capres jangan coba-coba, bangsa dan rakyat rugi
Tak punya modal, Slamet penjual susu di Solo nekat nyaleg
Harga goyang politik
Gaet artis sampai pengusaha, trik PKB dongkrak popularitas
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan di Indonesia? Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret di Indonesia.
-
Kapan Pas Band tampil di Jakarta Pop Alternative Festival? Imbasnya, grup ini tampil di festival musik internasional bernama Jakarta Pop Alternative Festival 1996.
-
Kapan D.O mengadakan fan concert di Jakarta? Acara ini berlangsung selama dua hari, pertama pada Jumat (12/7/2024) dan sisanya pada Sabtu (13/7/2024) di The Kasablankan Hall, Jakarta.
-
Kapan Gamelan Kodok Ngorek dibunyikan? Biasanya, Sunan Kalijaga membunyikan ini saat masuk musim kemarau yang berkepanjangan.
-
Apa yang dilakukan D.O selama fan concert di Jakarta? Format ketiga show fan concert D.O EXO di Jakarta serupa, tetapi kontennya berbeda satu sama lain. D.O membuka acara dengan lagu “Mars” dan melanjutkan dengan acara bincang-bincang yang dipandu oleh Indra Herlambang. Pada paruh kedua acara, D.O membawakan sejumlah lagu lain seperti “Simple Joy,” “That’s Okay,” “I Do,” “Ordinary Days,” dan “Somebody,” serta menutupnya dengan “Popcorn.”
-
Siapa saja musisi yang terlibat dalam konser "Dunia Saat Mata Terpejam" Aksan Sjuman di Bali? Konser menawan ini didukung oleh musisi handal, antara lain Indra Lesmana dan SB Acoustics. Aksan Sjuman memimpin orkestra, membimbing penonton dalam perjalanan musik yang memikat dengan melodi memukau yang dihasilkan oleh Sjuman + Renanda The Awakening Grand Concert Piano.