Haji jalur ilegal, ibarat menumpang wudu di rumah tetangga
Masjid yang sesak itu seperti kuota haji di Indonesia yang penuh setiap tahunnya.
177 WNI yang hendak berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji ditahan pihak imigrasi Filipina karena menggunakan paspor asli tapi ilegal. Mereka hendak memakai kuota haji Filipina yang tidak terpakai dengan difasilitasi oleh agen travel. Jalur itu dipilih karena lamanya masa tunggu di Indonesia yang mencapai hingga belasan tahun.
Kementerian Agama memastikan bahwa travel dan KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) yang memberangkatkan 177 calon haji itu tidak terdaftar alias ilegal. Mabes Polri yang menangani kasus ini menyatakan, ada 7 agen travel yang memberangkatkan para WNI tersebut.
"Kita sudah kroscek ke Kemenag dalam verifikasi travel agen yang terdata. Dari hasil sementara, ini umumnya enggak ada yang tercatat punya izin usaha keberangkatan haji," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (22/8) lalu.
Ketujuh agen travel itu adalah PT Tazkiyah, PT Aulad Amin, PT Aulad Amin Tours Makassar, Travel Safwah, Hade El Badr Jakarta Utara, KBIH Arafah, KBIH Arafah Pandaan.
Boy menyampaikan agen yang memberangkatkan haji itu tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia. "Itu (agen) ada di Sulawesi, Tangerang juga ada agen Jatim, Jabar, Jakarta, Riau, dan Jambi yang diduga memberangkatkan. Juga ada yang perseorangan," ujarnya.
Merdeka.com melakukan penelusuran ke salah satu agen travel itu yakni Hade El Badr yang beralamat di Jalan STM Walang Jaya Nomor 49 RT 04 RW 02, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara pada pekan lalu.
Pemilik agen travel itu diketahui bernama Ade Purnama (45) atau yang dikenal dengan panggilan Ustaz Ade. Tidak tampak aktivitas di rumah yang cukup besar itu saat disambangi. Agen travel itu bertempat di rumah milik Ade. Rumah ade yang begitu besar berada di gang sempit cukup masuk untuk satu mobil, sedangkan rumah-rumah di sekitarnya sederhana tidak mencolok dan hampir semuanya ada rumah kontrakan.
Salah satu tetangga Ade, Nur (bukan nama sebenarnya) membenarkan rumah tersebut adalah milik Ade. Dia menceritakan rumah tersebut dihuni Ade bersama keluarganya. "Iya betul rumah Ustaz Ade Purnama yang lagi ada di Filipina, katanya lagi nganter jemaahnya terus ketangkep," kata Nur.
Nur juga menceritakan, istri Ade yang dikenal sebagai Ustazah tidak ikut bersama ke Filipina melainkan berada di Jakarta. "Kayaknya ada di Jakarta tapi enggak ada di rumah, mereka (Ade dan istri) sama-sama sibuk dan jarang bercengkerama dengan warga," kata Nur.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua RT 04 RW 02 bernama Imsya Haryono alias Boim. Dia menceritakan Ade sejak 2013 Ade sudah tinggal di wilayah itu bersama keluarganya.
Tetapi Boim tidak mau lebih lanjut menceritakan Ade yang memiliki agen travel haji dan umrah yang diduga memberangkatkan haji melalui jalur Filipina. Dia hanya mengetahui bahwa Ade adalah sosok ustaz yang selalu berceramah di Masjid Miftahul Jannah, Koja, Jakarta Utara. "Saya tahunya Pak Ade itu ustaz di sini," tutup Boim.
Saat ini situs travel agen Hade El Badr di www.hadeelbadr.com sedang dalam perbaikan atau under maintenance. Situs itu sebelumnya berisikan info perjalanan haji dan umrah dan terdapat nama Ade Purnama berserta rekening miliknya.
Cerita lebih detail soal sosok Ustaz Ade didapatkan dari Haji Yunus (60) salah satu tetangga Ade yang tinggal di jalan yang sama. Dia membenarkan bahwa Ade adalah pemilik travel agen haji dan umrah Hade El Badr. Dia juga menceritakan pernah ikut dalam rombongan Ade ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah sebanyak dua kali.
Soal jalur haji melalui Filipina, Yunus mengetahui ongkosnya jauh lebih mahal dibandingkan dengan jalur resmi reguler yang diselenggarakan pemerintah. Dia mengira-ngira satu kali berangkat haji menggunakan travel Ade sekitar USD 6.000. "Termasuk mahal, tapi kan kalau resmi harus nunggu sampai 10 tahun kalau yang ini tanpa mengantre," tutur Yunus kepada merdeka.com.
Yunus menduga, Ade mempunyai kenalan dengan orang Filipina sehingga bisa menyalurkan jemaahnya untuk berangkat haji melalui jalan pintas. Namun, praktik ini di mata Yunus sangat berisiko karena melanggar aturan. Dia mengaku pernah mengingatkan Ade.
Saat itu, Yunus bertanya kepada Ade sebagai seorang ustaz bagaimana hukumnya jika berangkat haji bukan dari Indonesia tetapi dari negara lain seperti Filipina. Lalu, Ade menimpali balik saran dari Yunus dengan logika seperti akan mengambil air wudu di masjid yang kecil dan penuh sesak dengan jemaah.
Menurut Yunus, Ade mencontohkan masjid yang sesak itu seperti kuota haji di Indonesia yang penuh setiap tahunnya. Maka dari itu, Ade memanfaatkan kuota haji di negara lain yang belum terpakai, contohnya Filipina yang mayoritas bukan muslim.
"Sekadar ngobrol waktu itu sama pak Ade, saya nanya dan dia malah jawab begini: Kalau wudu di masjid yang tempatnya kecil dan penuh kita bisa ambil air wudu di rumah tetangga. Menurut Ade hal itu sah-sah saja dan bisa melaksanakan ibadah salat. Sama berangkat haji seperti itu," tutur Yunus yang juga pengurus masjid Miftahul Jannah.
Yunus menceritakan, perumpamaan yang dicontohkan Ade itu yang meyakinkan para jemaah agar ikut dengannya berangkat haji melalui Filipina. "Kalau urusan agama, Pak Ade lebih tahu, tetapi kan di sini urusan hukum dunia ya risikonya lebih banyak," cerita Yunus.
Yunus juga mengatakan Ade adalah seorang pengajar lulusan dari salah satu Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia. Dia juga menceritakan memiliki jemaah paling banyak di Bandung, Jawa Barat. "Pak Ade asalnya dari Bandung, jemaah banyak di sana yang saya tahu," cerita Yunus.
Secara kepribadian, Ade kata Yunus merupakan sosok yang tidak menipu jemaahnya untuk berangkat haji. Dia juga menilai Ade di kalangan masyarakat ramah pada siapapun. Yunus menceritakan niat Ade untuk membawa jemaahnya berangkat haji melalui jalur Filipina agar jemaah tidak lama mengantre untuk mendapat giliran berangkat haji.
"Di sini kan, enggak mau ngantre maunya cepet ya mungkin pak Ade memberikan solusinya seperti itu. Cuma baru kali ini aja dia apes dan mungkin dia jadi korban," tutup Yunus.