Kepincut Kopi Matahari dari Bekasi
Toko Kopi Bubuk Matahari merupakan penjual kopi legendaris di Bekasi.
Aroma kopi begitu menyengat di tengah guyuran hujan tepat di Pasar Proyek, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu kemarin. Wanginya kopi itu kian mendekat ketika melintas di Jalan Mayor Oking berada di Bekasi Timur itu. Rupanya wangi kopi itu berasal dari sebuah toko di sebelah timur jalan. Banyak mata tertuju toko itu.
Toko Kopi Bubuk Matahari nama tempat itu. Bagi orang asli Bekasi, nama toko itu sudah begitu melekat dalam ingatan. Maklum, sejak tahun 1960, Toko Kopi Bubuk Matahari sudah berdiri sebagai salah satu penyedia kopi untuk daerah Bekasi. Hingga kini toko itu masih kokoh berdiri di tengah gerusan industri kopi dalam kemasan milik para pengusaha besar.
"Sayang mau ditutup, karena warisan," ujar Bambang, 45 tahun generasi penerus kedua,Toko Kopi Bubuk Matahari saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu siang kemarin. Dia menambahkan sejarah nama toko itu tak luput dari nama matahari yang melekat hingga kini di atas tembok tokonya. Artinya adalah sumber kehidupan. "Matahari merupakan sumber kehidupan," katanya.
-
Bagaimana Warung Kopi Ake menjaga tradisi "Kopi Kuli"? Buka dari jam 06.00 WIB sampai 00.30 WIB, tempat ini cocok bagi pengunjung yang ingin eksplor tentang kopi dan teh yang ada di Belitung. Warung Kopi Ake turut menjaga tradisi "Kopi Kuli" yang menjadi budaya ngopi bagi penambang timah Tiongkok pada zaman kolonial.
-
Di mana Kopi Gunung Puntang ditanam? Sesuai namanya, komoditas ini berasal dari dataran tinggi Gunung Puntang yang ada di Kecamatan Cimaung, Desa Campaka Mulya dan Desa Pasir Mulya.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Apa itu Kopi Golondong? Kopi Golondong merupakan cara unik menikmati kopi ala masyarakat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
-
Apa yang menjadi tempat legendaris di Jakarta yang dulunya dikenal sebagai Zwembad Tjikini? Kolam renang Cikini yang berlokasi di kompleks perhotelan Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi salah satu tempat yang legendaris di ibu kota.
-
Bagaimana cara menikmati Kopi Golondong? Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
Sejak awal berdiri, Toko Kopi Bubuk Matahari awalnya memang di kelola oleh kedua orang tua Bambang. Namun usaha itu kini diteruskan oleh dia sebagai generasi penerus kedua. Sejak dibuka, Toko Kopi Matahari menawarkan ragam pilihan biji kopi nusantara bagi para pelanggannya. Di antaranya, kopi Toraja, Kopi Bali, Kopi Jawa hingga penghasil kopi terbesar yaitu Lampung.
Buat memanjakan pembeli, Toko Kopi Matahari tidak menyediakan kopi dalam bentuk jadi, melainkan masih berbentuk biji. "Uniknya kopi langsung digiling di sini," tutur Bambang.
Meski demikian, Bambang pun mengakui jika serbuan kopi bubuk dalam kemasan sachet juga ikut mempengaruhi omsetnya berjualan. Dulu, 20 tahun lalu, tokonya kerap ramai pembeli. Apalagi kebanyakan warga Bekasi juga cocok dengan kopi dari Toko Kopi Bubuk Matahari. Namun bagi pecinta kopi tubruk, Kopi Matahari tetap menjadi langganan setia. Apalagi penggila berat kopi justru memilih kopi asli dan lebih cenderung dibuat dengan tradisional.
"Kalau ke sini penikmat kopi pasti puas, karena melihat langsung," ujar Bambang.
Selain memiliki langganan warga asli Bekasi, Toko Kopi Bubuk Matahari juga memiliki pelanggan tetap dari luar negeri. Biasanya, ekspatriat asal Jepang dan Korea bekerja di daerah Bekasi kepincut kopi racikan Toko Matahari. Mereka memilih untuk membeli di toko itu karena kebanyakan para ekspatriat itu suka dengan kopi dibuat secara tradisional.
Tak jarang mereka juga membeli dalam jumlah besar untuk dibawa ke negaranya. Biasanya kata Bambang, para ekspatriat itu datang empat bulan sekali atau ketika mereka datang ke Indonesia. Maklum, selain bekerja, langganan Toko Kopi Bubuk Matahari juga pemilik pabrik-pabrik di Bekasi. "Kalau berkunjung pasti mampir ke sini beli kopi," ujarnya.