Mencari gay lewat radar
"Sebagian besar bahasa yang dipakai kaum homoseksual hampir sama bahasa kaum transgender," ujar Ida Ayu.
Jari jemari D, 25 tahun, tak pernah berhenti memainkan layar sentuh telepon seluler cerdas miliknya. Tangannya sibuk membalas pesan seorang lelaki melalui aplikasi jejaring sosial dalam seluler itu. Jejaring itu ialah media komunikasi sesama gay. Kebetulan ada yang mengajaknya berkenalan.
"Baru aja buka Grindr, sudah ada aja yang mengajak kenalan," ujar D seraya menunjukkan foto seorang lelaki asal Eropa yang mengajaknya berkenalan, Senin malam pekan lalu. Menurut D, begitu mudah mencari teman kencan kaum Gay tergabung di jejaring sosial itu.
Dia pun lantas menjelaskan ciri khusus cara mengenali jika seorang lelaki di jejaring itu ialah seorang gay. Menurut D, ciri pertama adalah dilihat dari cara berpakaian. Biasanya seorang gay sering mengenakan pakaian model terbaru dan barang-barang bermerek. Kemudian ciri kedua. Biasanya cara jalan seorang gay berbeda dengan pria normal pada umumnya. Ada bahasa tubuh dari cara jalan seorang pria gay.
Sedangkan ciri terakhir, seorang gay biasanya memiliki perbedaan ketika memandang sesama jenis. "Kalau gay itu pasti melihatnya kaya cowo normal liat cewek cantik aja," ujar D. Dia pun menjelaskan jika gaya bahasa tubuh itu biasa disebut Gay Radar bagi kaum gay.
Menurut D, ikatan batin seorang gay terasa sangat kuat ketika mereka saling pandang. Namun ikatan batin ini sulit untuk di jelaskan. Apalagi dengan lelaki normal. Dia pun mengaku awalnya tak mengetahui ciri-ciri itu. Namun setelah menjalani kehidupan sebagai penyuka sesama jenis, D merasa hal itu muncul dengan sendirinya tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. "Kaya ikatan batin gitu deh, gay ngeliat gay pasti ada kontak batin," kata D.
Sebagai bukti, D pun mencoba mempraktikkan bahasa tubuh itu di sebuah kafe di kawasan Kuta Bali. Baru beberapa jam nongkrong di salah satu meja di kafe itu, seorang pria berbadan tegap dengan tato di bagian lengan langsung menghampiri D mengajak kenalan. Pria itu berkewarganegaraan Australia. Sepintas tak ada yang aneh dengan lelaki berkulit putih itu. Namun rupanya dia juga seorang gay. "Itu tadi kita kaya ada radar, jadi langsung tau Gay apa enggak," tutur D serius.
Selain bahasa tubuh, ada juga beberapa kata untuk memahami jika mereka ialah gay. Saban kenalan, biasanya mereka akan melontarkan kata 'Botom' atau 'Up'. Kata itu menunjukkan jenis posisi seks si gay. Botom adalah posisi di bawah juga berarti perempuan. Sedangkan Up merupakan laki-laki dengan posisi di atas.
"Kalau Botom itu istilahnya orang normal bilang yang jadi ceweknya. Up itu yang di atas kalau kata orang normal itu sebagai cowoknya. Tetapi ada juga yang bisa keduanya," tutur D. Meski demikian, tak jarang juga seorang gay tertipu peranan posisi seks itu. "Dulu pernah, gue pikir dia itu Up ternyata setelah di ranjang baru tahu kalau dia itu botom,".
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, I Dewa Ayu Sugiarica Joni pernah melakukan penelitian tentang cara dan makna komunikasi kalangan Homoseksual di Denpasar. Menurut dia, ada banyak bahasa digunakan oleh mereka dalam berkomunikasi. Termasuk juga bahasa umum digunakan kaum LGBT untuk berinteraksi.
Salah satunya ialah bahasa verbal. Bahasa itu lazim digunakan buat berkomunikasi sesama kaum LGBT di Bali. Misal, duta berarti duit atau uang. Maharani berarti mahal. Sapose sama dengan siapa. Cucok berarti keren, Sekong berarti gay dan Lesbong berarti lesbi. "Sebagian besar bahasa yang dipakai kaum homoseksual hampir sama bahasa kaum transgender," ujar Ida Ayu.
Selain bahasa verbal, ada juga bahasa tubuh biasa digunakan kaum homoseksual di Bali. Ida Ayu menyebut jika bahasa itu seolah memiliki radar buat menangkap sinyal keberadaan 'sejenis'. Pertama mulai dari tatapan mata, cara berjalan, tingkah laku dan gaya berbicara.
"Sulit dijelaskan karena gay radar itu sepertinya hanya mereka yang punya dan mereka juga kesulitan ketika menjelaskan ke orang normal," tutur Ida Ayu.
Bentuk komunikasi lain untuk menemukan kaum sesama jenis juga dibenarkan oleh Ida Ayu saat ini lebih menggunakan teknologi. Biasanya kaum gay di Bali menggunakan aplikasi tersedia di telepon seluler cerdas. Salah satunya ialah Grindr. Jejaring ini dibuat khusus untuk komunikasi para gay.
Biasanya Grindr digunakan untuk promosi diri menarik perhatian sesama jenis. Apalagi jejaring Grindr juga bisa mendeteksi jauh dekat seorang gay. Misal seorang gay mengaktifkan Grindr mereka di kawasan Seminyak, maka secara otomatis jejaring itu akan memunculkan lokasi keberadaan gay lain.
Namun sayangnya jejaring komunikasi itu tidak digunakan untuk tujuan mencari pertemanan. Kebanyakan para gay di Bali memanfaatkan jejaring itu untuk menjual diri atau menawarkan diri menjadi peliharaan. "Ada juga yang jualan dalam arti jadi kucing peliharaan. Mereka tidak akan pakai jejaring sosial yang umum. Jualan di sana juga disebut harga," ujar Ida Ayu.
Baca juga:
Bali surga LGBT
Jalur Gazza di Pulau Dewata
Terpaksa menjadi gay
Mimpi LGBT pulih lagi
-
Apa yang dimaksud dengan LGBTQ? LGBTQ adalah singkatan dari Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer. Ini merupakan sebuah kelompok atau komunitas yang mengarah pada jenis identitas seksual selain heteroseksual.
-
Kenapa penting untuk memahami LGBTQ? Penting bagi masyarakat untuk mnegedukasi diri sendiri terkait isu LGBTQ yang ada di masyarakat. . Dengan pemahaman ini, diharapkan setiap masyarakat bisa bijak dalam bersikap terhadap kelompok LGBTQ.
-
Kenapa gender dysphoria muncul? Timbulnya disforia gender sering terjadi pada masa kanak-kanak. Meskipun mekanisme pastinya tidak jelas, kita tahu bahwa anak-anak sudah diberi jenis kelamin sejak lahir. Jenis kelamin yang diberikan sejak lahir seharusnya menjadi penentu bagaimana mereka dibesarkan dan bagaimana orang lain berinteraksi dengan mereka. Seiring bertambahnya usia, mereka mungkin mulai merasakan ketidakcocokan antara identitas gender dengan jenis kelamin yang diberikan kepada mereka. Dalam beberapa kasus, ketidaksesuaian ini dapat menyebabkan perasaan gender dysphoria.
-
Apa itu gender dysphoria? Gender dysphoria mengacu pada perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami seseorang ketika jenis kelamin yang ditetapkan tidak sesuai dengan identitas gender yang mereka miliki.
-
Bagaimana istilah LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman? LGBTQ digunakan untuk mengakui dan menghormati keragaman identitas gender dan orientasi seksual, serta untuk memperjuangkan hak-hak, penerimaan, dan kesetaraan bagi individu-individu dalam kelompok ini.
-
Bagaimana konflik antar kelompok terjadi? Konflik adalah warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.