Mengincar tempat strategis demi dilirik donatur
Mengandalkan sumbangan dan dana dari donatur, keberadaan rumah atau panti bagi anak yatim harus strategis. Bahkan berpindah lokasi dengan biaya sewa yang lebih mahal dilakukan agar tempatnya lebih terlihat donatur.
Mengandalkan sumbangan dan dana dari donatur, keberadaan rumah atau panti bagi anak yatim harus strategis. Bahkan berpindah lokasi dengan biaya sewa yang lebih mahal dilakukan agar tempatnya lebih terlihat donatur.
Dari beberapa cabang di Jakarta, Merdeka.com coba mengunjungi salah satu cabang Rumah Yatim di Jalan Kolonel Sugiono No 16 a, Duren Sawit, RT 14 RW 6, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Siang itu tampak sepi tak ada kegiatan. Anak-anak panti berkumpul di ruang tengah sedang bercengkrama. Kebetulan kala itu jam istirahat di panti. Sedangkan sekolah tengah libur. Hanya ada 7 orang anak yatim piatu tinggal di panti tersebut. Semuanya perempuan dengan usia anak SMP dan SMA.
Kepala asrama Rumah Yatim cabang Duren Sawit, Jakarta Timur, Hanifah Zahra (29) mengungkapkan, keberadaan mereka di tempat itu belum lama, sekitar satu tahunan. Awalnya berada di daerah pondok kelapa. Namun lantaran sepi donatur, mereka memutuskan untuk mencari lokasi yang lebih strategis. Pemilihan lokasi yang strategis sehingga dapat menarik banyak donatur untuk mampir.
Rumah itu berstatus sewa. Kendati demikian, Hanifah mengaku tidak mengetahui berapa biaya sewa rumah tersebut. "Saya enggak tahu karena tugas saya khusus asrama. Karena dari pusat ada khusus (ngatur biaya)," kepala ujar Hanifah kepada merdeka.com pekan lalu.
Hanifah mengatakan, sedikitnya anak-anak yatim yang tinggal di panti lantaran banyak yang menolak menetap. Padahal pihaknya kerap kali mencari anak yatim piatu ke berbagai daerah untuk diajak tinggal di panti.
Anak-anak yang tinggal saat ini pun bukan berasal dari wilayah Jakarta melainkan dari daerah Jawa Barat. Seperti Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Mereka datang ke panti diantar oleh kerabatnya atau melalui sistem pencarian yang dilakukan pengurus.
Dia menuturkan, kehidupan anak-anak yang tinggal di panti dijamin semua. Pendidikan hingga SMA ditanggung panti yang biayanya berasal dari donatur. Di panti Diuren Sawit itu hanya ada empat pengurus. Ibu dan bapak kepala panti serta front office. Mereka tidak digaji melainkan mendapatkan bagian dari zakat karena mereka berstatus sebagai amil (pengumpul) zakat.
"Kita sesuai zakat, amil, memang (jumlah) tidak seberapa tapi keberkahannya," ujar Hanifah.
Tidak jauh berbeda, Panti Yatim Indonesia juga punya beberapa cabang di Jakarta. Salah satunya di Jalan Tebet Barat IV. Di panti yang berada sejak tahun 2010 itu hanya ada 16 anak yatim yang menetap. Namun mereka menyantuni sekitar 250 anak non mukim yang setiap bulan.
Saat merdeka.com bertandang, suasana panti lumayan sepi. Sebagian anak-anak tengah tidur siang. Sisanya menonton TV di ruang tengah.
-
Bagaimana anak panah itu ditemukan? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Apa saja keutamaan menyantuni anak yatim? Berikut keutamaan menyantuni anak yatim yang merdeka.com lansir dari NU Online dan sumber lainnya: Pahala yang Berlipat Ganda Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar."Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).
-
Siapa yang menemukan anak panah tersebut? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Di mana anak panah itu ditemukan? Pilo memimpin proyek Secrets of the Ice, yang beroperasi di Pegunungan Jotunheimen yang berada di wilayah Oppland, Norwegia.
-
Siapa saja yang termasuk anak yatim? Anak yatim adalah seorang anak dalam usia belum balig telah ditinggal wafat oleh ayahnya.
-
Kapan pepatah Jawa "Anak polah bapa kepradah" berlaku? Tingkah laku anak mempunyai imbas bagi orang tua, tingkah laku anak yang buruk orang tua ikut terdampak buruk, begitu pula sebaliknya, jika perilaku anak baik, orang tua pun akan ikut terdampak baik.
Rumah Yatim ©2017 Merdeka.com/desi aditia
Sama dengan Rumah Yatim, Panti Yatim Indonesia di Tebet pun melakukan jemput bola terhadap anak yatim supaya tinggal di panti. Mereka mencari ke berbagai daerah khususnya Jawa Barat. Tapi ada juga yang diantar sendiri oleh pihak keluarga.
Panti itu berdiri kokoh dua lantai. Kendati begitu, tempatnya masih mengontrak. kepala asrama Panti Yatim Indonesia Tebet, Fatah Saefullah mengaku biaya sewa pertahun lumayan mahal. Dia menyebut angka Rp 75-100 juta per tahun. Itu belum termasuk listrik dan air. Listrik hingga air dibayar dari hasil dana donatur.
Menurutnya, dana yang terkumpul dari donatur di Tebet bukan berarti khusus untuk panti di Tebet. Dia mesti menyetorkan lebih dulu ke kantor pusat di Bandung yang kemudian membagi dana itu ke seluruh cabang yang membutuhkan.
"Karena setiap asrama itu kasarnya pendapatan dari donasinya beda-beda, makanya kan kasihan kalau yang di sini banyak, untuk ini doang, yang dapat donatur dikit enggak kebagian. Makanya kita kelola dengan baik. Disentralisir," jelas Fatah.
Soal gaji, Fatah dan tiga pengurus mengaku tidak mendapat upah bulanan. Mereka mendapatkan bagian dari zakat yang diserahkan donatur karena status mereka sebagai amil zakat.
Baca juga:
Menghimpun dana masyarakat untuk si yatim
Hidup di panti yatim demi menjadi dokter
Proses panjang mengadopsi anak negara
'Anak negara' di balik gemerlap Ibu Kota
Anak-anak malang yang butuh kasih sayang