Mengurai Konflik Papua dan Solusinya
Penggunaan kekuatan militer untuk mengatasi konflik di Papua sudah terbukti bukan jalan keluar.
Konflik bersenjata sudah terjadi lebih dari 50 tahun di ujung timur Indonesia. Antara sekelompok warga yang kini dicap sebagai teroris, dengan militer. Berbagai pendekatan sudah coba dilakukan. Meredam gejolak di Papua.
Kebanyakan menggunakan pendekatan keamanan untuk mendukung kebijakan. Periode kepemimpinan Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mencoba pendekatan damai. Namun tidak terwujud. Sebelumnya, periode Presiden Soekarno memulai pendekatan militer. Periode Presiden Jokowi, selain pendekatan pembangunan, juga masih mengandalkan pendekatan militer.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Apa yang terjadi di video yang viral tentang Brimob dan TNI di Papua? Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi memanas.
Kelompok yang paling merasakan ketakutan adalah kaum perempuan dan anak-anak. Jumlah mereka di kantong pengungsian pun mendominasi. Semua pihak harus berpikir menghentikan jatuhnya korban.
Penggunaan kekuatan militer untuk mengatasi konflik di Papua sudah terbukti bukan jalan keluar. Penyelesaian dengan kekuatan senjata hanya menambah panjang daftar korban. Baik dari pihak TNI, Polri, kelompok separatis, bahkan warga yang tidak bersalah. Pendekatan politik yang saat ini diperlukan. Seperti ketika pemerintah Indonesia menyelesaikan masalah separatisme di Aceh.
"Itu dulu pernah dilakukan dengan Aceh dan hasilnya seperti yang kita lihat sekarang. Aceh sudah damai dan pembangunan makin pesat," kata Komisioner Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.
Kedua, pendekatan dengan fokus pada kesejahteraan warga Papua. Jika mereka diikutsertakan dalam pembangunan, maka keinginan untuk merdeka diyakini bakal terkikis. Warga Papua perlu diberikan bukti nyata, mereka bukan anak tiri Indonesia.
Tak kalah penting pendekatan kepastian hukum terhadap kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang jadi PR besar di Papua. Penyelesaian kasus-kasus hak asasi manusia supaya menjadi rujukan penghargaan terhadap kemanusiaan.
Baca juga:
Polda Papua Barat Pastikan Tak Ada Ketua KNPB dari 3 Orang Ditangkap di Sorong
Membasuh Luka Akibat Konflik Papua
Luka Lama di Tanah Papua
BPD Papua: Dua Karyawan BPD Papua Kiwirok Dievakuasi ke Jayapura
KKB Bakar Fasilitas Umum dan Rumah Warga di Pegunungan Bintang Papua
TNI dan Polri Kontak Tembak Dengan KST di Kiwirok, 1 Personel Terluka
TNI Bantu Warga Kampung Kisor yang Mengungsi Pascapenyerangan di Maybrat