Menjadikan kopi tuan rumah di negeri sendiri
"Harapan kami semoga kopi Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri."
Kopi Indonesia mulai terkenal di dunia. Konon, kopi yang terbaik di dunia ada di Indonesia. Bahkan, kopi luwak asli Indonesia disebut-sebut sebagai kopi yang termahal di dunia.
Para pecinta kopi pun kini mulai banyak dipuaskan dengan maraknya coffee shop yang mulai menjamur. Seiring dengan juga gencarnya kopi-kopi asing atau francise kopi asing masuk Indonesia, diharapkan kopi Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Harapan kami semoga kopi Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Kopi yang baik diminum masyarakat Indonesia, kualitas dan kuantuitas makin meningkat, yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan nilai tambah petani kopi, itu yang paling penting," kata Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia A. Syafrudin dalam wawancara khusus dengan merdeka.com Senin (14/9) lalu.
Menjadikan kopi sebagai tuan rumah di negeri sendiri bukan tidak mungkin. Bahkan, menurut Syafrudin sebenarnya saat ini kopi Indonesia sudah menjadi tuan rumah. Apalagi, para pecinta kopi asing mulai melirik kopi asli Indonesia yang memang terkenal memiliki cita rasa yang spesial.
Berikut wawancara lengkap merdeka.com dengan A. Syafrudin:
Saat ini muncul fenomena menarik, banyak menjamur coffee shop di mal-mal atau tempat-tempat di pinggir jalan, komentarnya?
Bagi kami sangat membanggakan. Itu salah satu promosi, salah satu hal yang bisa jadi sarana untuk kenalkan kopi Indoensia. Karena munculnya coffee shop yang marak, serta warung kopi, mereka kan perlu kopi yang baik. Nah kopi yang baik itulah yang kita selalu kenalkan dari petani-petani kita yang baik-baik tadi. Jadi ngelink.
Kami sudah melakukan investigasi atau korelasi dengan petani yang baik, kopinya di grading oleh teman-teman yang berkualifikasi untuk itu. Kopinya di-key grader, supaya coffee shop, warung kopi tetap mengacu pada kopi yang berkualitas. Selama ini orang Indonesia minum kopi saja, seperti Robusta yang dicampur macem-macem. Ada beras, jagung, kacang ijo, dan lain-lain. Kita nggak bisa salahkan, itu budaya kita sejak awal. Kalau kita sebut petaninya sudah teredukasi, mereka memproses, menanam, membudayakan kopi yang baik untuk masyarakat.
Perlu diketahui pemakaian kopi dalam negeri kian hari kian bertambah. ditandai dengan banyaknya permintaan kopi dari para pemilik kafe, para penggoreng kopi dari petani. Mereka menghargai bahwa kopi yang baik harus dihargai dong, dengan memberi insentif, edukasi kepada petani, harga yang pantas, petani juga senang. Inilah tujuan SCAI meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi Indonesia, baik untuk pasar regional maupun internasional. Mengedukasi petani dan industri untuk sama-sama mengawal, sehingga semakin hari semakin berkembang, sehingga kopi kita bisa bersaing dengan kopi-kopi luar yang bagus itu.
Sertifikasi kopi yang mengeluarkan siapa?
Namanya sertifikat itu adalah sertifikat key grader sertifikat, dimana pemegang punya kemampuan untuk evaluasi, menentukan kopi ini memang betul-betul specialty, dikeluarkan oleh sertifikat CQI (Coffee Quality Institute), itu diakui dunia badan pencicip kopi specialty, tidak sembarang orang dapat itu. Dia harus melalui tahapan dulu. Di Indonesia harus melewati key grader class, seperti uji sensory, hidung dan perasa, untuk menentukan kopi itu betul nilainya sesuai dengan apa yang dia rasakan. Itu namanya key grader. Di dunia key grader punya link, punya satu website yang kita bisa lihat, berapa di dunia orang yang dapat key grader, dan di Indonesia yang pemegang hak untuk menelurkan key grader adalah SCAI.
Orang Indonesia yang dapat sertifikat tersebut banyak tidak?
Saya termasuk angkatan pertama pada 2009 ada 24 orang, sekarang 200 orang lebih. Tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Kalau di Amerika Serikat ada SCAA, apakah ada kaitannya dengan SCAI?
Itu berdiri sendiri. Tapi kita ada hubungan, kerjasama. Seperti kita mengacu pada SCAA karena induk dari sertifikasi itu ada di SCAA. Lalu para ahli kopi banyak dari Amerika, karena mereka yang mengimpor atau memakai kopi dari seluruh dunia, kopi specialty.
Untuk mendapatkan kopi terbaik, salah satu caranya dengan melakukan lelang kopi. Lelang kopi seperti apa?
Upaya melelang kopi itu kita sebut lelang kopi specialty. Jadi kita mempromosikan secara langsung, kita mengumpulkan langsung dari seluruh Indonesia, lalu kita seleksi oleh tim SCAI, lalu kita bawa ke dalam event yang tahun ini kita bikin. Kopi-kopi yang masuk dalam area specialty yang masuk batas minimum boleh kita lelang. Sampai saat ini sudah hampir 10-an buyer dari luar, itu event-nya, trade expo. Kita SCAI ikut mempromosikan, diundang, juga panen di daerah timur seperti Jawa, Bali, Flores dan Papua masih ada. Semuanya boleh ikut, syaratnya tahun ini kita permudah. Pada 2015 ini lelang kita batasin saja, 1 karung. Supaya mempermudah bagi pembelinya. Permintaan setelah lelang itu, kita membuat semacam triger, insya Allah 2015 akan membawa hasil yang lebih bagus. Ini tahun keempat kita melakukan lelang kopi.
Petani bisa saja ikut lelang?
Bisa saja sepanjang lolos dari seleksi tadi.
Biasanya setelah ikut lelang, mereka akan punya link dari para pembeli-pembeli yang ada?
Iya biasanya sudah ada. Akan lebih terpromosikan, mereka undang buyer ke pelaku. Ini lho kopi yang baik. kita lelang, di situ berlomba-lomba mendapatkan. Kalau kopi baik Insya Allah akan dapat lebih.
Cara pembuatan kopi di masyarakat tradisional biasanya ditumbuk atau diselep dalam jumlah yang besar. Apakah cara-cara seperti ini bisa mengurangi kenikmatan kopi?
Tidak, itu cara penyajian, kita sebut cara penyajian atau seduh, nggak apa-apa. Sekarang kan ada nama gaya hidup manual growing, cara seduh yang bermacam-macam. Itu yang membuat cara seduh semakin berkembang. Itu adalah nilai jual pemilik kafe. Cara seduh tradisoional tetap dipertahankan, itu cita rasa tidak bikin harga jatuh, tapi malah sebagai satu heritage. Di SCAI kita kalau ada pameran malah bawa teman-teman, ada cara seduh, bahkan daun kopi, kahwa daun dari Sumbar, jadi seperti minum teh tapi minum kopi. Amerika saja pesan.
Di Indonesia kopi yang paling enak kopi daerah mana?
Itu persepsi, jadi anda mungkin lebih suka kopi Jawa yang rasanya moka. Saya lebih suka kopi Sumatera yang lebih nendang, ada spicy, sesuai karakter orangnya. Tapi kopi yang baik, tidak diminum terasa ada yang mengganjal, kita sebut dirty cup, tapi clean cup, enak minumnya. Sumatera ada herbal, spicy, ketumbar, dll, itulah yang menarik dari persepsi. Tapi tetap kopi yang baik adalah kopi yang ditanam dengan cara-cara yang semestinya menjadi kopi specialty yang score-nya di atas 80 tadi.
Selain sebagai ketua SCAI, bisnis coffee shop juga?
Saya bisnis utamanya kopi trader, saya ekspor kopi. Lalu di kantor kami ada cafe kecil untuk memperkenalkan saja. Sebagai introduction coffee. Kami banyak bawa kopi dari seluruh Indonesia. Ini loh kopi yang harusnya kita minum. tapi tetap bisnis utama adalah eksportir, saya mengetahui betul seberapa kekuatan ekspor kita, dan sebagainya.
Berbagai macam cara menjual kopi, misalnya di Bandung ada kopi yang pemasarannya tidak mengikuti konsep suply and demand, menurut anda?
Itu memang heritage, gaya saja. Kalau dalam istilah kami ya nggak apa-apa dalam bisnis area. Tapi ya harus, kita konsisten, mengatakan specialty, yang seperti ini mulai dari proses proses, penanaman budidaya pasca panen, cara penyajian yang betul-betul mencerminkan itu kopi specialty. Kalo dikatakan tadi ya sah sah saja. Mereka kan di bisnis area.
Dari 200-an anggota SCAI yang bener-bener pengusaha kopi ada berapa?
Saya nggak tau pastinya, tapi tersebar, makin banyak sekarang. Mereka ingin masuk anggota. Silakan saja, kita ajak sama-sama kita undang mereka. Sepanjang sama-sama punya persepsi untuk sharing.
Harapan bapak untuk masa depan kopi Indonesia?
Kami mengharapkan dan sebagai tujuan, harapan kami semoga kopi Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. kopi yang baik diminum masyarakat Indonesia, kualitas dan kuantuitas makin meningkat, yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan nilai tambah petani kopi, itu yang paling penting. Membawa nama harum Indoensia ke luar sana, supaya kopi Indonesia lebih terkenal, dihargai, meningkat jumlah permintaannya. Tentu ada hambatan cuaca, kerusakan tanaman, tapi itulah harapan kami. Menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sehingga kita bisa bersiang. Mudah-mudahan para pembaca bisa lebih mengetahui dari specialty copy.