Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Telah berpuluh -puluh tahun masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti sembako dan lainnya mengandalkan negara tetangga yaitu Malaysia.
Seperti dikutip dari video kanal YouTube Boy's Bidayuh, Jumat (22/03) dalam video terlihat dua emak - emak warga dusun sedang berjalan kaki menuju Malaysia untuk berbelanja gula dan kopi. Berikut ulasannya.
Warga suku dayak ini yang bermukim di sepanjang perbatasan Indonesia di Kabupaten Sanggau dan Sarawak Malaysia, Tak jarang saat pulang dari Malaysia bertemu dengan anggota TNI yang menjaga perbatasan.
"Selamat siang ibu, dari mana bu," tanya salah satu Prajurit TNI.
"Dari Malaysia," jawab emak-emak ini.
"Dari Malaysia ngapain," tanya lagi Prajurit TNI.
"Belanja gula dan kopi," jawabnya.
"Kok tidak belanja di tempat kita Indonesia," tanya lagi Prajurit TNI.
"Gak, jalan gak ada jauh lagi, kalau ke Malaysia dekat tinggal jalan kaki," jawabnya.
Kemudian, beberapa Prajurit TNI ini memeriksa barang hasil belanjaan emak-emak tersebut.
"Boleh kita periksa belanjaannya bu," kata Prajurit TNI.
"Lain kali belanja di Indonesia ya bu, biar cinta NKRI," kata Prajurit TNI.
Diketahui, sehari-hari warga dusun bekerja sebagai petani dan juga berladang hasil kebun mereka seperti jahe, lada dan cabai semua hasil perkebunan tersebut di jual ke Malaysia, sebab akses jalan lebih mudah dan dekat ke Malaysia ketimbang ke Indonesia.
Warga terbiasa berjalan kaki melewati semak belukar yang mendaki dan menurun menuju Malaysia untuk menjual hasil kebun mereka, baik laki-laki atau perempuan terbiasa memikul berkilo-kilo hasil kebun menggunakan keranjang bambu yang talinya disangkutkan ke kepala.
Warga dusun di Kecamatan Entikong ini keluar masuk Malaysia tanpa menggunakan paspor, mereka hanya mereka hanya mengandalkan kedekatan emosional dan kekerabatan sebagai sesama suku Dayak.