Murka berujung siksa
Ivan Haz pernah mengancam korban akan menghabisi keluarganya jika berani melarikan diri.
Luka ditangan sebelah kiri Toipah terlihat memar. Daun telinga gadis asal Brebes, Jawa Tengah itu juga ikut membiru. Luka itu membuat Toipah berteriak histeris dalam perjalanan Commuter Line dari Stasiun Tanah Abang menuju arah Stasiun Manggarai. Dia kalut bukan kepalang, beruntung ia bertemu dengan Veny Siregar, seorang anggota Yayasan Lembaga Bantuan Hukum APIK Jakarta.
Veny yang kala itu naik dari Stasiun Sudirman, melihat Toipah menangis histeris dalam gerbong. Jiwa kemanusian Veny tergugah ketika dia mengetahui jika Toipah menjadi korban penyiksaan majikan. Sambil menenangkan Toipah, Veny membawanya ke kantor LBH Jakarta dengan pertimbangan keamanan. "Dia (Toipah) nangis-nangis minta pulang ke kampungnya, " ujar kuasa hukum Toipah, Uli Pangaribuan saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, pekan kemarin.
-
Bagaimana anak panah itu ditemukan? Ketika es mencair di gunung tersebut, arkeolog Lars Pilo menemukan anak panah kuno yang sangat unik.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa yang diwariskan oleh anak dari orang tuanya? Melalui warisan genetik, anak-anak tidak hanya mewarisi ciri-ciri fisik, tetapi juga sifat-sifat kepribadian yang membentuk dasar dari karakter mereka.
-
Di mana anak panah itu ditemukan? Pilo memimpin proyek Secrets of the Ice, yang beroperasi di Pegunungan Jotunheimen yang berada di wilayah Oppland, Norwegia.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Kapan mumi anak singa ini ditemukan? Untuk pertama kalinya mumi dua ekor singa berasal dari 2.600 tahun lalu ditemukan di Mesir.
Veny lantas menghubungi paman Toipah untuk menjemput korban di kantor LBH Jakarta. Satu hari setelahnya, Toipah disarankan untuk melaporkan ke pihak Kepolisian. Awalnya Toipah menolak lantaran takut berbuntut panjang, namun setelah dijelaskan akhirnya dia bersedia melapor. Bedasarkan pengakuan Toipah, penyiksaan yang dialaminya itu terjadi begitu memilukan.
Ipah begitu panggilan Toipah, mengatakan jika dia sempat dianiaya oleh Ivan Haz dengan menggunakan kabel. Luka memar pada tangannya diakibatkan tendangan Ivan. "Korban ditendang dengan kondisi memakai sepatu, " tutur Uli.
Takutnya Toipah untuk melapor ke Kepolisian disebabkan oleh ancaman Ivan Haz. Dia pernah mengancam korban akan menghabisi keluarganya jika berani melarikan diri dan melapor kepada pihak berwajib. "Korban pernah diancam akan dibunuh keluarganya oleh IH, " kata Uli.
Murkanya Ivan Haz menganiaya Toipah bukan tanpa sebab. Menurut pengakuan Toipah, penganiayaan itu terjadi lantaran hal sepele. Dia dituding kerap membuat anak yang diasuhnya menangis. Selain Toipah, dua rekannya yang juga bekerja sebagai pembantu di kediaman Ivan Haz juga mengalami hal serupa. Mereka kerap menerima siksaan jika dinilai salah dalam melakukan pekerjaan. Kantor LBH APIK Jakarta bahkan pernah didatangi oleh seorang wanita dan beberapa orang pria yang mengaku kakak kandung istri Ivan Haz, Anna Susilowati.
Kedatangan mereka ialah untuk menemui Toipah. Mereka menawarkan jalur damai agar kasus ini tak dilanjutkan oleh pihak Kepolisian. Namun demi keamanan, Toipah dan kedua temannya yang menjadi saksi kunci penyiksaan itu diamankan oleh lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
Kasus yang menimpa Toipah bukan baru kali ini saja terjadi dan mendapat perhatian banyak pihak. Jaringan Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT), menyatakan jika proses hukum kasus penganiayan Toipah sampai hari ini masih lamban. Hal ini bukanlah tanpa sebab, pemanggilan Ivan Haz untuk diperiksa di Kepolisian seharusnya bisa dilakukan mengingat Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) sudah di putuskan oleh Mahkamah Konstitusi.
"Melihat situasi yang berkembang, kami sangat khawatir dengan korban PRT selalu menguap di kepolisian seperti kasus-kasus lainnya," kata koordinator JALA PRT, Lita Anggraini saat berbincang dengan merdeka.com semalam.
Dari data yang dihimpun JALA PRT kurun waktu 2012 hingga 2014, kekerasan terhadap pekerja rumah tangga sama seperti dialami Toipah mencapai 1071 kasus. Rata-rata pelakunya merupakan majikannya sendiri sama seperti yang dialami Toipah. Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR-RI, Junimart Girsang mengatakan jika pihaknya sudah mendapatkan laporan tersebut dan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk penanganan kasus dugaan penganiayaan ini. Dia pun berencana akan meminta keterangan Ivan Haz terkait hal itu.
"Ada kasus demikian, MKD tidak bisa diam. Kami akan coba telusuri dan harus ambil sikap karena ini menyangkut harkat, martabat dan citra DPR," ujar Junimart Girsang melalui sambungan seluler.
Baca juga:
Sang bayi menangis, si pengasuh meringis
Dituduh menganiaya, anak Hamzah Haz polisikan balik pembantunya
Jarang muncul di DPR, Ivan Haz ngaku jadi 'ibu rumah tangga'
Diduga aniaya pembantu, Ivan Haz resmi dilaporkan ke MKD DPR
Ivan Haz ngaku sering marahi baby sitter, tapi bantah menganiaya
Ganas anak Hamzah Haz